TEMPO.CO, Jakarta - Ramadan memang masih bulan depan. Namun persiapan untuk menyambut bulan suci itu sudah sejak jauh-jauh hari dilakukan. Salah satunya adalah menyiapkan busana muslim, yang kini industrinya mulai tumbuh dan berkembang pesat di Indonesia.
Itang Yunasz, perancang busana yang kini mengkhususkan diri merancang busana muslim, pada Kamis, 8 Mei 2014, menggelar peragaan busana baju koko dengan label Kamilaa dan Preview di lantai dasar Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pria 55 tahun yang sudah berkarya selama 32 tahun itu menunjukan kesuksesannya dalam berkarya. Adapun toko Kamilaa, label yang diluncurkan Itang pada 2012, memang berlokasi di pasar tekstil terbesar di kawasan Asia ini.
Itang merupakan tipe orang yang tidak mau melupakan akar budaya. "Saya selalu mencintai Indonesia yang memiliki keunikan budaya dan selalu menjadi sumber inspirasi," kata Itang, perancang busana yang memiliki kemampuan dalam menerjemahkan inspirasi ke dalam karyanya.
Setiap deret koleksinya merupakan momen mode yang selalu dikenang Itang karena memiliki karakteristik yang pekat. "Kekayaan budaya Indonesia sangat membantu saya dalam memakai motif cetak yang tidak pernah habis digali. Inspirasinya seolah tak berbatas," kata Itang. (Baca juga: ItangYunasz Bawa Budaya Borneo ke Amerika)
Dalam peragaan busananya kali ini, Itang menghadirkan permainan ukuran motif yang hadir dalam bahan off-white bersulam benang warna terakota. Dia juga menampilkan motif sulur khas Sumatera Barat dan geometris asal Nusa Tenggara dan Bali yang menjadi sumber inspirasinya. "Saya menghadirkan motif tenun menjadi sripanggung setelah sebelumnya menyajikan koleksi sulam," katanya.
Itang tertarik kepada motif tenun dan songket menjadi motif printing di atas bahan-bahan satinpoly, sifon, dan linen poly. "Bahan linen poly merupakan bahan bertekstur agak kasar dan dan berkesan rustic. Di bahan ini motif tenun menjadi lebih kuat. Dan sebuah keindahan serta gaya tersendiri berbusana muslim dengan motif serancak tenun dan seindah sulam," ujar Itang.
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
45 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.