Miss Jinjing: Jakarta Great Sale Kurang Menarik
Editor
Evieta Fadjar Pusporini
Selasa, 17 Juni 2014 18:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perayaan ulang tahun Jakarta yang berlangsung setiap tahun disemarakkan dengan sebuah program rutin belanja. Dengan nama Festival Jakarta Great Sale (FJGS), acara ini diharapkan menjadi momen penting yang dinanti-nanti penggila belanja di Tanah Air, terutama di Ibu Kota Jakarta. Namun Amelia Masniari yang biasa disapa Miss Jinjing ini menilai FJGS 2014 sudah berlangsung hampir dua pekan sejak 7 Juni lalu itu kurang gereget.
"Dibandingkan dengan Singapore Great Sale atau negara lain, Jakarta Great Sale belum bisa dibilang berhasil. Meski ini sudah terjadi kesekian kalinya tetap saja promosi Jakarta Great Sale kurang menarik dan monoton," kata Amelia Masniari kepada Tempo, Selasa, 17 Juni 2014.
Padahal kehadiran program ini bisa sukses seperti program serupa seperti yang digelar di Singapore Great Sale, Bangkok Great Sale atau Korea Great Sale yang menyihir penduduk mancanegara termasuk Indonesia. (Baca: Jakarta Great Sale Bidik Penjualan Rp 13,5 Triliun)
Amelia yang biasa disapa Miss Jinjing ini mengatakan memang beberapa label fashion dunia seperti Mango, Zara, dan Gucci, di Indonesia, terutama Jakarta, sangat murah. "Jadi tanpa ada Jakarta Great Sale untuk membeli produk seperti ini sudah lebih murah harganya. Tapi kalau saya perhatikan kalangan the shopper ini lebih banyak yang memburu acara Singapore Great Sale atau di negara lain karena nilai lebihnya," katanya.
Wanita yang sudah menerbitkan tujuh karya tulisan favorit, yakni Miss Jinjing Belanja sampai Mati, Miss Jinjing Rumpi sampai Pagi, Miss Jinjing Pantang Mati Gaya, Miss Jinjing Belanja sampai Mati di China, Miss Jinjing Siapa Takut Cerai? Takut Banget!, Miss Jinjing belanja Sampai Mati di Tokyo, serta Miss Jinjing Girl’s Guide ini mengatakan Jakarta Great Sale tak sukses karena promosi kurang gencar dan berlakunya sistem eksklusif atau bekerja sendiri-sendiri. (Baca:Mau Diskon Jakarta Sale? Rogoh Rp 500 Ribu Dulu)
"Memang kesannya program ini terintegrasi. Faktanya sih enggak, masih jalan sendiri-sendiri antara mal satu dan lainnya, enggak menyatu," katanya.
Miss Jinjing menilai program ini seharusnya dikelola sebagai acara nasional penting yang menggandeng banyak lini, seperti hotel, biro perjalanan, hingga maskapai penerbangan.(Baca : Miss Jinjing: Atut Pakai Tas Hermes, Sudah Pas)
Di luar negeri, seperti Singapura, semua itu terintegrasi. Saat berbelanja, pengunjung tidak perlu repot menenteng belanjaan karena sudah ada jasa pengantaran ke hotel atau tempat tinggal.
"Di sini belum bisa sampai pada pelayanan plus yang enggak sekadar belanja. Ya, semua masih belajar karena di kita kan masih baru," katanya.
Tak heran masih banyak orang Indonesia yang lebih suka dengan program diskonan di luar negeri. "Konsepnya one stop shopping ada semua. Di Jakarta Great sale belum sampai ke sana." (Baca: BRI Ajak UMKM Bergabung di Jakarta Great Sale 2014)
Tetapi Miss Jinjing percaya masih ada harapan. Sebab, harga barang bermerek di Jakarta lumayan bersaing. "Sekali lagi, promosi mesti gencar. Dan berani lakukan kemasan atau packaging bagus berupa share informasi ke luar daerah atau luar negeri, bahkan ke luar negeri sebelum programnya. Mulai berani bikin talkshow yang intinya eye-catching untuk menarik perhatian bukan program seadanya, monoton, dan boring alias membosankan." (Baca:Jakarta Great Sale, Belanja Berhadiah VW)
Berita Terpopuler:
Gerai Roti Eric Kayser Resmi Dibuka di Jakarta
Eric Kayser Pamer Kebolehan Membuat Baguette
TCTA 2014, Penghargaan untuk Pariwisata Indonesia
Dalam 24 jam, Wong Hang Bikin Jas Khusus