Petugas kesehatan bandara menggunakan termometer untuk melihat suhu para penumpang yang baru tiba di Bandara Internasional Murtala Mohammed, Lagos, Nigeria, 20 Oktober 2014. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mendeklarasikan bahwa Nigeria bebas dari virus ebola. AP/Sunday Alamba
TEMPO.CO, Abuja - Badan Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO), menyatakan Nigeria terbebas dari wabah virus ebola setelah enam pekan tanpa kasus baru terdeteksi. Rui Gama Vaz, perwakilan WHO di Kota Abuja, menceritakan kisah sukses negara ini dalam berperang melawan ebola.
“Dengan bangga kami bisa nyatakan status itu sekarang untuk negara ini,” ujar Gama Vaz, seperti dikutip dari Popular Science, Rabu, 22 Oktober 2014.
Wabah yang melanda negara-negara di Afrika Barat ini merepotkan banyak petugas kesehatan, ilmuwan, dan pembuat kebijakan. Saat ini epidemik telah berjumlah 9.000 kasus. (Baca: WHO Resmi Deklarasikan Nigeria Bebas Ebola)
Banyak orang bertanya kenapa wabah ebola menyebar begitu cepat sampai melewati benua Afrika. Para ilmuwan berpendapat hal itu terjadi karena respons yang lambat dari lembaga kesehatan setempat serta infrastruktur kesehatan yang tak memadai
Di Afrika Barat, khususnya Nigeria, wabah ini dikendalikan melalui penerapan dan pemeliharaan yang ketat terhadap pola kesehatan masyarakat. Saat ada diagnosis dini, terduga pengidap langsung diisolasi dengan layanan kesehatan yang memadai.
Selain itu, menurut Gama Vaz, langkah selanjutnya dengan menghentikan kemungkinan migrasi virus melalui manusia dengan menutup penerbangan. “Ini terbukti efektif,” ujarnya. Penerapan cara ini dapat menekan angka ebola di Nigeria, setidaknya sejak 31 Agustus lalu.
Mengingat skala besar wabah ini, Gama Vaz menyarankan tindakan intensif perlu dilakukan, seperti pengembangan vaksin dan obat-obatan terapeutik. (Baca: Jurnalis AS Ini Dinyatakan Bebas dari Ebola)
Ebola merupakan virus yang menyebar melalui cairan tubuh manusia (darah, tinja, dan muntahan). Analisis terbaru dari WHO, kemungkinan virus ini sudah mencapai Prancis dan Inggris pada Oktober mendatang jika tak dilakukan pencegahan intensif.