Pneumonia, Pembunuh Nomor Satu pada Balita

Reporter

Selasa, 4 November 2014 19:18 WIB

Seorang balita, tertidur saat dirawat karena menderita virus chikungunya, di rumah sakit Zacamil di Mejicanos, San Salvador, 24 September 2014. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Unit Kerja Koordinasi Respiratory Ikatan Dokter Anak Indonesia Nastiti Kaswandani mengatakan penyakit radang paru-paru atau pneumonia adalah alasan kematian balita paling utama. "Pneumonia merupakan pembunuh balita nomor satu," katanya pada acara temu media "Pneumonia Pembunuh Utama pada Balita" di kantor Kementerian Kesehatan, Selasa, 4 November 2014.

Menurut Nastiti, pada 2012 sebanyak 1,1 juta balita meninggal karena pneumonia. Jumlah itu merupakan 18 persen kematian balita secara keseluruhan di Indonesia. Urutan penyebab kematian selanjutnya adalah diare sebanyak 600 ribu balita, lalu malaria 500 ribu balita.

Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Sigit Priohutomo, mengklaim jumlah kematian balita menurun pada 2014. Namun ia belum bisa memastikan angka tepat penurunan itu.

"Ada penurunan angka kematian bayi dan balita, namun jumlahnya tidak terlalu berbeda. Kematian bayi dan balita karena pneumonia masih tetap tinggi," kata Sigit dalam acara yang sama.

Pneumonia adalah penyakit radang paru-paru. Penderita penyakit ini mengalami kerusakan pada paru-parunya sehingga tak bisa memasok oksigen ke seluruh tubuh. "Jaringan di paru-parunya rusak," katanya. Kurangnya oksigen dalam tubuh paling parah dapat mengakibatkan kematian bagi penderita.

Anak-anak usia dini rentan mengalami penyakit itu. Faktor lingkungan menjadi salah satu alasan manusia, khususnya balita dan bayi, menderita pneumonia. "Sebanyak 99 persen kematian pneumonia terjadi di negara berkembang," kata wanita berkerudung itu.

Sigit mengatakan, di negara maju, penyebab pneumonia adalah virus. "Sedangkan di negara berkembang karena bakteri," katanya pada kesempatan yang sama.

Walau begitu, Sigit mengatakan, penyakit ini bisa dicegah. Caranya, bisa dengan memberikan air susu ibu eksklusif, pemberian imunisasi, dan mengurangi infeksi. Selain itu, mengurangi polusi yang datang dari luar ataupun dalam rumah. "Dari luar rumah bisa berupa polusi, dan dalam rumah dari asap rokok," kata Nastiti.

MITRA TARIGAN

Baca juga:
Merokok Bisa Sebabkan Nyeri Punggung
Wanita Ini Jatuh Cinta dengan Pendonor Sperma
Tren Kecantikan 2015 untuk Kulit Asia
Kata Pakar Astrolog, Menteri Susi Gila Kerja

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

9 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

6 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

6 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

16 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

33 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

34 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

53 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut

Baca Selengkapnya