TEMPO.CO, Jakarta - Ceria dan penuh semangat, itu kesan yang kami tangkap saat berkenalan dengan Megarini Puspasari, 30 tahun. Baru sebentar bertemu, perempuan murah senyum ini langsung menceritakan asyiknya mengurus Yayasan Hoshizora, sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan untuk anak kurang mampu di berbagai wilayah di Indonesia.
"Kami akan mengadakan forum pertemuan antara kakak bintang dengan adik bintang di Yogyakarta, lho," ujar Mega, saat kami temui di sebuah kafe di Pacific Place, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu. Kakak bintang adalah sebutan untuk donatur yang menyumbang minimal Rp 100 ribu per bulan untuk biaya sekolah anak dengan keterbatasan finansial, yang dipanggil adik bintang.
Bintang memang menjadi semangat Hoshizura, yang dalam bahasa Jepang artinya langit berbintang. Benda langit bercahaya itu bisa dimaknai sebagai harapan Mega agar para adik asuh tak putus sekolah, dan memiliki cita-cita setinggi bintang di angkasa. Adapun penggunaan bahasa Jepang, tak lain karena perempuan kelahiran Bantul ini dulunya kuliah dan bekerja paruh waktu di Negeri Sakura.
Di Jepang pulalah Hoshizora kali pertama dibentuk. Pada 2006 silam, Mega yang kuliah di Universitas Ritsumeikan Asia-Pacific, sering gelisah memikirkan angka putus sekolah anak-anak Indonesia. Ia pun akhirnya menyisihkan uang sakunya sebesar 1.000 yen--sekitar Rp 100 ribu, setara duit makan siangnya--, untuk donasi. (Baca juga: Peduli Anak Jalanan, Risma Bangun Kampung Anjal)
Sadar koceknya saja tak bakal berbuat banyak membantu anak tetap sekolah, Mega mengajak orang di sekitarnya ikut serta. Itu dilakukannya di sela kesibukan menjadi asisten dosen dan menjaga pusat media di kampus. Ternyata banyak kawannya dari berbagai negara yang tergerak membantu dan menjadi kakak bintang. Kini, jumlah adik bintang sudah lebih dari 1.500 anak, yang dibantu lebih dari 400 kakak bintang dari berbagai kota dan negara, lewat situs Hoshi-zora.org.
Bantuan dari kakak bintang itu digunakan untuk menyekolahkan adik bintang sampai jenjang SMA. Jika adik bintang ingin lanjut kuliah, Hoshizora akan membantu mereka untuk mencari beasiswa. Tak heran jika kini adik bintang ada yang kuliah di sejumlah universitas negeri dan swasta. "Senang banget rasanya, melihat adik-adik yang dulu masih SD, kini sudah SMA,” kata Mega.
Kepeduliannya pada pendidikan anak tak mampu membawanya meraih L'oreal Women of Worth 2014, penghargaan dari raksasa produk kecantikan asal Prancis. Penyematannya berlangsung di Jakarta, 9 Desember lalu. Oktober silam, Mega juga diundang ke Seoul untuk menghadiri Social Innovator Forum 2014 berkat Hoshizora Tour & Travel yang dia dirikan untuk pemberdayaan masyarakat di Desa Guwosari, Pajangan, Bantul. (Baca juga: Dubes Kanada Peduli Anak Jalanan)
ISMA SAVITRI
Terpopuler:
Teh Hijau Lokal Juga Bisa Mencegah HIV
Menangkal Kanker dengan Teh Hijau Lokal
Tetap Sehat Saat Liburan
Kamar Mandi Ini Bisa Bernyanyi
Masakan Rumahan di Galeri Seni Kolonial
Berita terkait
Mensos Ajak Pasutri PPKS ke Balai Mulya Jaya Jakarta
26 Maret 2021
Kementerian Sosial melalui Tim Reaksi Cepat (TRC) merujuk sepasang suami-istri korban terdampak pandemi Covid-19 ke Balai Rehabsos untuk dibekali keterampilan.
Baca SelengkapnyaAplikasi Android Buatan FKM UI Permudah Pekerjaan Tenaga Sosial
13 September 2019
Aplikasi Android Buatan FKM UI Permudah Pekerjaan Tenaga Sosial.
Baca Selengkapnya15 Kamar Kos di Pejaten Kebakaran, Diduga Korsleting Listrik
14 Oktober 2018
Sebanyak 15 kamar indekos di Jalan Lebak RT8 RW8 Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu pagi ludes akibat kebakaran.
Baca SelengkapnyaCerita 3 Panti Pijat di Tebet Masih Beroperasi Setelah Digerebek
12 Agustus 2018
Tiga panti pijat yang telah digerebek pemerintah DKI ternyata masih beroperasi, yakni griya-griya pijat di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaSaung Harmoni, Kelompok Angklung Tunanetra
4 Juli 2018
Saung Harmoni menjadi wajah ekspresi para tunanetra dalam bermain alat musik angklung, sekaligus mendapatkan manfaat psikologis.
Baca SelengkapnyaWarga Barisan Siliwangi Kalibata Jadi Gelandangan di Cililitan
18 Januari 2018
Dinas Sosial membawa Jerry, 57 tahun, yang menjadi gelandangan, di Jambul, Cililitan, dengan luka di selangkangan, sehingga ia tak memakai celana.
Baca SelengkapnyaGolf Indonesia Open: Ranking 12, Rory Hie Pegolf Nasional Terbaik
29 Oktober 2017
Rory Hie menjadi pegolf nasional terbaik dalam Turnamen Golf Indonesia Open 2017, yang berakhir Minggu 29 Oktober di Pondok Indah Golf, Jakarta.
Baca SelengkapnyaJuarai Golf Indonesia Open 2017, Pittayarat Raih Rp 734 Juta
29 Oktober 2017
Pegolf Thailand, Panuphol Pittayarat, menjuarai Turnamen Golf Indonesia Open 2017 di Pondok Indah Golf, Jakarta Selatan dan meraih uang Rp 734 juta.
Baca SelengkapnyaGolf Indonesia Open 2017: Pittayarat Memimpin di Hari Kedua
27 Oktober 2017
Pegolf Thailand, Panuphol Pittayarat, memimpin di hari kedua Turnamen Golf Indonesia Open 2017 di Pondok Indah Golf Course, Jumat 27 Oktober.
Baca SelengkapnyaGolf Indonesia Open 2017: Danny Mampu Imbangi Gaganjeet
27 Oktober 2017
Pegolf Indonesia, Danny Masrin, mampu mengimbangi pegolf-pegolf asing dalam Turnamen Golf Indonesia Open 2017 yang sedang digelar di Jakarta.
Baca Selengkapnya