Ternyata Parasetamol Tak Bisa Usir Semua Rasa Sakit  

Kamis, 2 April 2015 15:00 WIB

TEMPO/Nickmatulhuda

BISNIS.COM, Jakarta - Penelitian terbaru membuktikan obat parasetamol tak menyembuhkan rasa sakit akibat osteoarthritis pada pinggul atau lutut, sekalipun obat ini merupakan terapi pertama yang dilakukan dokter untuk mengatasi nyeri akibat osteoartritis.

Demikian temuan terbaru yang dipublikasi British Medical Journal (BMJ) seperti dilansir News.com.au, Rabu, 1 April 2015. Penelitian yang dilakukan akhir tahun lalu itu menemukan bahwa parasetamol juga tak menghilangkan rasa sakit di punggung belakang.

Peneliti Australia dari George Institute menemukan, alih-alih membantu menghilangkan rasa nyeri pada muskuloskeletal, obat ini bisa membuat empat kali lebih mungkin Anda akan mendapatkan hasil abnormal pada tes fungsi hati. Muskuloskeletal adalah sistem kompleks yang melibatkan otot-otot dan kerangka tubuh, termasuk sendi, ligamen, tendon, dan saraf.

Parasetamol adalah obat yang paling banyak digunakan di dunia untuk kondisi muskuloskeletal. Namun, peneliti Profesor Chris Maher dan Associate Professor Paulo Ferriera sekarang menyerukan pedoman klinis diubah sehingga dokter tidak lagi merekomendasikan penggunaannya untuk osteoartritis atau nyeri punggung.

Osteoartritis adalah kondisi sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Osteoartritis terdiri atas osteoartritis primer yang dikenal juga sebagai artritis degeneratif atau penyakit degeneratif sendi, dan osteoartritis sekunder yang disebabkan oleh trauma tropisme atau cedera.

Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang itu bergesekan dan saling mengikis satu sama lain.

"Oleh karena itu hasil penelitian kami memberi argumen untuk mempertimbangkan kembali penggunaan parasetamol dalam pedoman praktik klinis untuk nyeri punggung bawah dan pinggul atau lutut osteoartritis," kata peneliti dalam laporan di BMJ.

"Kita tidak bisa membenarkan penggunaannya terus untuk penyakit ini," kata penulis hasil penelitian itu.

Hasil Abnormal
Para peneliti melihat hasil 13 plasebo terkontrol yang melibatkan 5.366 pasien. Studi menggunakan parasetamol konvensional seperti Panadol Osteo.

Tiga dari percobaan adalah untuk nyeri punggung dan mereka mengkonfirmasi penelitian yang dipublikasikan tahun lalu bahwa parasetamol tidak efektif pada rasa sakit dan cacat nyeri punggung bawah.

Sepuluh percobaan yang melibatkan 3.541 pasien melihat efek parasetamol pada osteoarthritis dari pinggul dan lutut. Studi ini menemukan bahwa parasetamol 'tidak mungkin bermakna bagi dokter atau pasien‘.

"Kebanyakan orang mengatakan rasa sakit mereka adalah enam atau tujuh dari sepuluh dan perbedaan penggunaan parasetamol kurang dari 0,3 satu unit, kebanyakan orang tidak akan menyadarinya," kata profesor Chris Maher dari George Institute dan Sydney University.

Tiga dari penelitian yang termasuk dalam review parasetamol menemukan pasien hampir empat kali lebih mungkin untuk memiliki hasil abnormal pada tes fungsi hati.

Dua persen dari mereka yang menggunakan plasebo melaporkan hasil hati yang abnormal dibandingkan dengan enam persen dari mereka yang menggunakan parasetamol, kata profesor Maher.

"Obat ini telah digunakan secara luas selama beberapa dekade untuk kondisi muskuloskeletal kronis dan ada sedikit bukti untuk toksisitas klinis yang signifikan dengan dosis reguler hingga 4.000 mg sehari," kata penulis.

Profesor Maher mengatakan pedoman klinis merekomendasikan parasetamol untuk nyeri muskuloskeletal karena dokter mengira obat ini bermanfaat untuk mengatasi sakit kepala, harus bekerja untuk sakit punggung.

"Tidak ada uji klinis yang menunjukkan itu bekerja untuk sakit punggung," katanya.

Menurut Maher, meskipun sekarang ada bukti kuat untuk menunjukkan parasetamol tidak bekerja untuk sakit punggung atau osteoarthritis, pedoman klinis pinggul dan lutut belum diubah.

NANCY JUNITA (BISNIS.COM) | NEWS.COM.AU

Berita terkait

Puan Maharani Minta Polri Tindak Tegas Mafia Obat Covid-19

1 Agustus 2021

Puan Maharani Minta Polri Tindak Tegas Mafia Obat Covid-19

Puan Maharani mengutuk praktik mafia obat, terlebih untuk obat terapi Covid-19. Meminta mereka ditindak tegas.

Baca Selengkapnya

Bantah Terawan, YLKI Sebut Harga Obat Mahal karena Mafia Impor

27 November 2019

Bantah Terawan, YLKI Sebut Harga Obat Mahal karena Mafia Impor

YLKI menilai rencana Menkes Terawan Agus Putranto untuk mengambil alih perizinan obat tidak bakal mampu menurunkan harga obat.

Baca Selengkapnya

Diancam Mafia, Nyawa Conor McGregor Dihargai Rp 14,3 Miliar

11 Januari 2018

Diancam Mafia, Nyawa Conor McGregor Dihargai Rp 14,3 Miliar

Bintang MMA dari UFC yang namanya sedang berkibar, Conor McGregor, dikabarkan sedang terlibat masalah dengan mafia Irlandia dan diancam untuk dibunuh.

Baca Selengkapnya

Kasus Obat Palsu, IDI dan YLKI Desak Penguatan BPOM  

10 September 2016

Kasus Obat Palsu, IDI dan YLKI Desak Penguatan BPOM  

IDI meminta pengawasan obat dan makanan diperketat.

Baca Selengkapnya

Ingin Harga Obat Murah, KPPU Gandeng UNDP  

25 Mei 2016

Ingin Harga Obat Murah, KPPU Gandeng UNDP  

KPPU menggandeng UNDP agar masyarakat lebih mudah mengakses obat murah.

Baca Selengkapnya

Tak Pernah Terjadi, Pemenang Lelang Obat Dibatalkan LKPP

9 Februari 2016

Tak Pernah Terjadi, Pemenang Lelang Obat Dibatalkan LKPP

Pelaku industri farmasi mempertanyakan akuntabilitas Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang membatalkan pemenang lelang obat

Baca Selengkapnya

Obat di Indonesia Termahal di ASEAN, Ini Dalih Menkes

8 Januari 2016

Obat di Indonesia Termahal di ASEAN, Ini Dalih Menkes

Menteri Nila Moeloek mengatakan, obat-obatan paten tertentu seperti obat kanker mahal karena masih dibuat perusahaan farmasi asing.

Baca Selengkapnya

KPPU: Harga Obat di Indonesia Termahal di ASEAN  

15 Desember 2015

KPPU: Harga Obat di Indonesia Termahal di ASEAN  

KPU menyebutkan harga obat di Indonesia termasuk salah satu yang termahal dibanding negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Tekan Harga Obat di Indonesia, Ini Usul KPPU  

15 Desember 2015

Tekan Harga Obat di Indonesia, Ini Usul KPPU  

KPPU mengusulkan pemerintah mengambil sejumlah langkah untuk menekan harga obat di Indonesia yang selama ini tergolong termahal di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Ini Surat Edaran Perhimpunan Dokter Tanggapi Suap Farmasi  

13 November 2015

Ini Surat Edaran Perhimpunan Dokter Tanggapi Suap Farmasi  

Investigasi Tempo menemukan sebanyak 2.125 dokter diduga menerima suap hingga Rp 131 miliar dari perusahaan farmasi.

Baca Selengkapnya