Sel Telur dan Sperma Tak Sehat, Ini Faktor Penyebabnya

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 23 Desember 2015 02:04 WIB

Sepasang suami istri terus berlari saat berpartisipasi dalam kompetisi "Running of the Brides" di Bangkok, 28 November 2015. Ratusan pasangan suami istri menggunakan pakaian pernikahan mengikuti lomba lari yang berhadiah 1 juta Thai baht atau sekitar 380 juta rupiah. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian pasangan suami istri di Indonesia mengalami masalah dengan tingkat kesuburannya, sehingga mengalami kesulitan mendapatkan sang buah hati. Seiring bertambahnya usia seorang perempuan, maka kemampuannya dalam memproduksi sel telur dengan kualitas dan kuantitas yang baik semakin menurun.

Dalam hal ini terdapat dua aspek yang berpengaruh yaitu usia kronologis ovarium dan usia biologis. Usia biologis bisa lebih tua dari usia kronologis.


Terdapat beberapa faktor penyebab usia biologis lebih tua dibandingkan usia kronologis antara lain faktor gaya hidup tidak sehat, faktor lingkungan karena kanker yang dikemoterapi, terpapar radiasi, pengaruh kista, pasien yang baru selesai operasi.


Di usia 30-35 tahun, kata dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG, Msc, tim ahli SMART IVF, fertilitas (kesuburan) seorang perempuan mulai menurun dan diikuti penurunan yang cepat pada usia sesudahnya.


Selain itu, seringkali terjadi penundaan usia pernikahan. Banyak pula perempuan yang menunda memiliki anak, dengan alasan antara lain mendahulukan karir, pendidikan dan ekonomi.


Hal itu yang mengakibatkan bertambahnya jumlah dan proporsi perempuan berusia lebih dari 35 tahun yang mungkin membutuhkan bantuan teknologi reproduksi seperti bayi tabung.


Advertising
Advertising

Yassin menjelaskan, kualitas sel telur dipengaruhi antara lain faktor umur, pengaruh dari asupan makan ibunya waktu hamil, dan faktor gaya hidup yang disebabkan antara lain terpapar radiasi, polusi yang tinggi, gangguan kesuburan, gangguan kematangan sel telur, dan ganguan pada rahim.


Sementara untuk kualitas sperma pria dipengaruhi oleh jumlah sperma, kemampuan bergerak sperma, pengaruh gaya hidup antara lain merokok, minuman alkohol, jenis pekerjaan yang terpapar panas, atau faktor DNA.


Dari segi gaya hidup, kata Yassin, tingkat kesuburan dapat ditingkatkan dengan banyak mengonsumsi sayur dan buah-buahan yang mengandung selenium, zat besi, Vitamin C dan Vitamin E.


Di sisi lain, teknologi kedokteran terus berkembang untuk membantu pasutri mendapatkan bayi melalui program bayi tabung.


PT Ingin Anak, misalnya, menyediakan program bayi tabung SMART IVF (sophisticated, modern, affordable, reproductive, technology, in vitro fertilization).


BISNIS

Berita terkait

Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

50 hari lalu

Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

Stunting masih menjadi masalah bersama. Perlu kolaborasi antar pihak untuk menyelesaikan stunting yang masih jadi perhatian.

Baca Selengkapnya

Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

52 hari lalu

Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

Penelitian di Eropa menunjukkan naiknya kasus endometriosis banyak terjadi di kota karena pengaruh polusi udara yang tinggi.

Baca Selengkapnya

7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

21 Januari 2024

7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

Konselor pernikahan memaparkan tujuh sumber konflik dalam rumah tangga. Apa saja dan bagaimana mengatasinya?

Baca Selengkapnya

Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

20 Juni 2023

Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

Pendidikan kesehatan reproduksi tak hanya diberikan di sekolah. Orang tua juga perlu memberikan edukasi tentang hal tersebut kepada anak.

Baca Selengkapnya

Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

1 Mei 2023

Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

Remaja putri perlu menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari seks bebas untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, kehamilan di luar nikah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

15 April 2023

Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

Orang tua harus bisa menjadi sumber pengetahuan utama bagi anak perempuan tentang masalah kesehatan reproduksi, terutama jika sudah menstruasi.

Baca Selengkapnya

Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

9 Januari 2023

Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

Pemerhati anak mengatakan pendidikan seks sejak dini bisa melindungi anak dari kejahatan seksual. Bagaimana caranya?

Baca Selengkapnya

CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

3 Desember 2022

CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

CISDI menyampaikan kritik atas dua pasal kesehatan di Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Baca Selengkapnya

Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

25 Agustus 2022

Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

Kesehatan umum dan reproduksi juga berperan dalam menentukan apakah kehamilan bisa terjadi dengan cepat atau tidak.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

28 Juni 2022

Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

Persiapan untuk berkeluarga perlu dimulai sejak memasuki usia remaja. Salah satu tujuannya menjaga kesehatan reproduksi kelak.

Baca Selengkapnya