TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Ilmu Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Eni Hernawati Purwaningsih mengatakan masyarakat perlu hati-hati dalam memilih jamu di pasaran. Ia mengatakan jamu pada dasarnya memiliki fungsi untuk pencegahan dan membantu meringankan penyakit.
Eni mengatakan ada saja penjual yang tidak bertanggung jawab dan menjual jamu dengan mengaku dapat menyembuhkan seketika. "Hati-hati kalau dibilang bisa menyembuhkan dengan cepat," kata Eni, di Jakarta, Minggu, 14 Februari 2016.
Menurut Eni, jamu pada dasarnya bukan untuk mengobati. Jika dijanjikan dapat menyembuhkan dengan cepat maka masyarakat perlu memperhatikan kandungan di dalamnya. Jamu tersebut, menurut dia bisa saja ada campuran bahan kimianya. Hal ini karena fungsi jamu yang hanya sebagai pencegahan dan membantu meringankan penyakit.
Eni mencontohkan sambiloto yang salah satunya untuk meringankan penyakit diabetes. Menurut dia, sambiloto secara uji klinis mampu menyehatkan tubuh. Namun, menurut dia tak serta merta jamu ini dapat menurunkan gula darah secara langsung.
Jamu adalah salah satu warisan dunia. Berdasarkan definisi WHO jamu adalah bahan yang mengobati yang diwariskan secara turun temurun minimal selama tiga generasi. Selain itu, jamu juga tidak menggunakan bahan aktif.
Eni menyampaikan hal ini dalam Djamoe Festival yang diadakan di Gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam acara ini turut hadir pula Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Marrisa Haque, Isabella Fawzy, dan bertindak sebagai moderator Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Andika Widyatama.