TEMPO.CO, Jakarta - Eko Endarmoko meluncurkan Tesaurus Bahasa Indonesia Edisi Kedua di gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Senin, 23 Mei 2016—sepuluh tahun setelah edisi pertama diterbitkan.
Jika pembuatan edisi pertama dikerjakan sendiri oleh Eko, edisi kedua Tesaurus ini dibuat dengan dibantu tim yang menamai diri "Gerombololan Tesamoko". Kelompok ini terdiri atas orang-orang dari berbagai latar belakang, seperti linguis, pengajar, penyunting, penulis, penerjemah, serta ahli teknologi informasi yang mengerti linguistik. Nama "Tesamoko" itu kemudian dijadikan judul Tesaurus ini.
Selain ukuran, jenis huruf, tata letak, dan penyajian kata-kata, yang membedakan edisi kedua ini dari edisi pertama adalah adanya tambahan komponen. "Ke dalam Tesamoko saya tambahkan dua komponen, antonim dan variasi," kata Eko dalam sambutannya. Selain itu, Eko menambahkan sejumlah kata baru.
Diluncurkannya edisi kedua Tesaurus ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya Dewi Lestari, penulis novel seri Supernova. Menurut Dewi, Tesaurus membantunya memperkaya macam-macam kata dalam tulisan-tulisannya.
"Pertama kali saya mengenal Tesaurus Bahasa Indonesia (edisi pertama) adalah saat saya membutuhkan referensi untuk memperkaya kosakata saya dalam menulis," tutur Dewi. "Seorang teman kemudian bilang bahwa ada Tesaurus Bahasa Indonesia. Saya langsung membelinya. Sekarang saya menggunakan Tesaurus tidak hanya ketika menulis, tapi juga saat saya sedang senggang. Saya mencari hiburan dengan menemukan kata-kata baru."
GADI MAKITAN
Berita terkait
Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?
45 hari lalu
Sebanyak 11 bahasa daerah dinyatakan punah, 19 lainnya terancam punah. Guru besar Unair menjelaskan penyebab, dampak, dan upaya mencegahnya.
Baca Selengkapnya5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?
31 Oktober 2017
Tanpa kita sadari, bahasa tubuh seseorang bisa menjadi cermin karakternya.
Baca SelengkapnyaSumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah
30 Oktober 2017
Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda 2017, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, idealnya, siswa di DKI juga belajar bahasa daerah.
Baca SelengkapnyaAda Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut
26 Oktober 2017
Aturan dalam bentuk Perda baru di Sumut itu mewajibkan warga Sumut menggunakan Bahasa Indonesia di tempat umum.
Baca SelengkapnyaHadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan
26 Oktober 2017
Belajar bahasa Inggris semakin diperlukan di era global, terutama di kota besar seperti Jakarta
Baca SelengkapnyaHasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam
29 Agustus 2017
Potensi punahnya bahasa daerah juga disebabkan adanya pergeseran nilai-nilai budaya di masyarakat.
Baca Selengkapnya3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari
4 Mei 2017
Apa saja tiga bahasa asing yang dianggap paling sulit itu?
Baca SelengkapnyaUsing Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?
2 Februari 2017
Ketua Yayasan Kebudayaan Rancage Rahmat Taufiq Hidayat mengatakan karya sastra berbahasa Using masih menjadi perdebatan. Masuk bahasa Jawa atau bukan?
Baca SelengkapnyaKapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?
31 Januari 2017
Konon, belajar bahasa Inggris itu lebih baik sejak balita. Fakta atau mitos?
Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna
10 Januari 2017
Orang-orang yang bisa berbahasa asing dapat melihat warna tertentu saat mendengarkan musik, atau menyaksikan huruf-huruf dalam warna spesifik.
Baca Selengkapnya