10 Hal yang Bisa Membunuh Anda di Pantai  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Rabu, 1 Juni 2016 12:24 WIB

Sejumlah pengunjung berenang dan berselancar di pantai Sennen Cove, Cornwall, Inggris, 30 Mei 2016. Warga menikmati sinar matahari pada hari libur. Matt Cardy/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Pantai bisa menyihir Anda dengan pemandangan yang indah, deburan ombak, dan tidur siang yang nyaman. Namun liburan bukan hanya soal yang menyenangkan dan ketenangan. Bahaya juga menyertai jika Anda tak berhati-hati. Berikut ini adalah 10 hal yang harus diwaspadai karena bisa membunuh Anda di pantai.

1. Heat stroke
Biasanya suhu tubuh akan menurun dengan keluarnya keringat. Namun, jika sistem pengendalian suhu tubuh kelebihan beban, Anda bisa terkena heat stroke di pantai. Selama heat stroke, suhu tubuh akan meningkat cepat, mencapai 59 derajat Celcius atau lebih tinggi selama 10-15 menit. “Kondisi ini dapat mengganggu kerja otak dan organ vital lain,” kata laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Amerika Serikat.

Heat stroke sering terjadi saat kelembapan tubuh tinggi. Faktor lain yang menyertai adalah usia lanjut, anak-anak, obesitas, dehidrasi, penyakit jantung, konsumsi alkohol, dan terbakar sinar matahari.

Gejalanya adalah peningkatan suhu tubuh; kulit yang merah, panas, dan kering (tak berkeringat); denyut nadi cepat; sakit kepala hingga berdenyut; pusing; mual; kebingungan; dan ketidaksadaran. Pertolongan pertama bisa dilakukan dengan membawa penderita ke tempat teduh, dinginkan dengan air, dan segera panggil tenaga medis.

2. Tsunami
Saat di pantai, akan sangat baik jika Anda mencari tahu rute ke tempat paling aman. Jika Anda mendengar peringatan tsunami, segera keluar dari air, menjauhlah dari pantai, dan segera menuju tempat lebih tinggi.

3. Pemekaran ganggang
Anda harus waspada dengan ganggang yang kecil tapi juga bisa berbahaya. Kondisi ini dikenal dengan nama red tides. Terjadi saat koloni ganggang tumbuh tak terkendali. National Oceanic and Atmospheric Administration menyebutkan, kumpulan ganggang ini bisa mengeluarkan racun yang melukai manusia, ikan, kerang-kerangan beserta hewan laut lain, dan burung.

Pemekaran ganggang terjadi hampir setiap musim di Pantai Florida serta biasanya membunuh ikan dan membuat kerang berbahaya untuk dimakan.

4. Serangan hiu
Serangan hiu banyak sekali menyedot perhatian sekalipun sangat jarang terjadi. International Shark Attack File melaporkan, selama tahun 2015, ada 98 serangan hiu yang menyebabkan enam orang meninggal.

George Burgess, pengamat hiu, memberi saran bagaimana mempertahankan diri dari serangan hiu. Hal pertama yang harus dilakukan adalah hindari berenang mendekati ikan. “Di mana ada banyak ikan, di sana ada predator,” kata Burgess.

Hindari berenang di air yang keruh karena akan mempersulit Anda melihat hiu, dan sebaliknya, hiu akan sulit membedakan Anda dengan ikan atau anjing laut. Saran berikutnya adalah jangan berenang sendirian. Hiu akan menghindari perenang atau penyelam dalam grup.

Waktu berenang juga menentukan. Jangan berenang saat fajar dan senja. Itu adalah waktu hiu mencari makan di dekat pantai. “Berenang malam hari memang romantis, tapi itu bukan hal cerdas,” kata Burgess.

Terakhir, jangan berenang menggunakan perhiasan atau jam tangan. Aksesori itu mengkilap dan bersinar seperti ikan.

5. Rip current
Rip current ialah arus balik yang terkonsentrasi pada sebuah jalur sempit yang memecah zona empasan gelombang hingga melewati batas zona gelombang pecah. Secara fisis, rip current terbentuk jika gelombang laut datang dan mengempas garis pantai yang berbentuk teluk dan cekungan.

Jika terjebak dalam arus ini, jangan langsung melawan. Sebaliknya, berenanglah searah mengikuti garis pantai dan berenang kembali ke pantai saat berhasil keluar dari rip current.

6. Ubur-ubur
Ubur-ubur bisa saja terlihat cantik dan menggemaskan. Namun beberapa jenisnya ada yang mematikan. Ada pula yang bisa memberikan sengatan menyakitkan.

Jenis ubur-ubur diperkirakan ada 2.000 spesies, 70 di antaranya bisa menyebabkan luka serius, bahkan kematian. Jangan menyentuh ubur-ubur yang ada di pantai. Meski ada mitos air seni bisa mengurangi rasa sakit akibat sengatan ubur-ubur, lebih baik Anda mencari pertolongan jika tersengat.

Jika Anda sendirian, segera keluar dari air dan cabut tentakelnya. Anda harus mencabut tentakel dengan sesuatu, jangan dengan tangan telanjang. Kemudian, cuci luka Anda dengan cuka atau larutan asam lain.

7. Terbakar sinar matahari
Berlindunglah di bawah tempat teduh saat berada di pantai. Sebab, sinar ultraviolet butuh waktu 15 menit untuk merusak kulit Anda. Bakaran sinar matahari ini bisa meningkatkan risiko kanker kulit.

Jangan pernah lupa mengoleskan losion anti-UV saat Anda berenang di pantai.

8. Air kotor
Pantai bisa menjadi tempat yang murni selama tak terkontaminasi. Sebelum Anda pergi ke pantai, perhatikan papan peringatan. Biasanya ada pantai yang ditutup jika tengah terkontaminasi.

Penutupan ini terjadi jika pantai terkontaminasi dari beberapa sumber, seperti limbah yang tidak diolah dari perahu, binatang, kegagalan sistem septik, pupuk, dan tumpahan berbahaya. Selain itu, bakteri seperti E. coli dan bahan kimia berbahaya dalam air dapat menyebabkan penyakit gastrointestinal.

9. Sampah di pantai
Jaga jarak Anda dari logam berkarat, pecahan kaca, dan puing-puing lain yang tersisa di pantai. Bahkan mungkin termasuk alat tangkap telantar dan kapal yang rusak. “Sering kali puing atau sampah berakhir di pantai, menghancurkan habitat, dan membuat wisatawan tak aman berjalan atau berenang di pantai,” tulis National Oceanic and Atmospheric Administration dalam laporannya.

10. Runtuhnya lubang pasir
Pengunjung pantai, terutama anak-anak, gemar menggali pasir dengan sangat dalam. Lubang ini bisa saja runtuh dan mengubur orang di dalamnya. Dalam laporan tahun 2007 yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine, ada 52 kasus fatal dan non-fatal akibat runtuhnya lubang pasir.

Mayoritas kasus terjadi di dekat pantai dengan lubang kecil dan besar dengan diameter 0,6 sampai 4,6 meter dan kedalaman 0,6 sampai 3,7 meter. Biasanya, korban menjadi benar-benar tenggelam di pasir ketika dinding lubang tiba-tiba runtuh dan hampir tidak meninggalkan bukti lubang atau lokasi korban.

LIVE SCIENCE | TRI ARTINING PUTRI


Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya