BI Garap 21 Program Pemberdayaan Perempuan  

Reporter

Selasa, 25 Oktober 2016 18:43 WIB

Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) mengembangkan 21 program pemberdayaan perempuan di berbagai daerah. Program-program tersebut seluruhnya berujung pada upaya penguatan ekonomi rumah tangga. Rumah tangga yang kuat secara ekonomi diharapkan dapat menjaga daya beli dan menopang stabilisasi harga.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menuturkan, seluruh PSBI bisa dikaitkan dengan mandat utama bank sentral untuk menjaga nilai tukar rupiah dan stabilisasi harga barang. “Dalam sistem ekonomi ada komponen pemerintah, swasta, dan bank sentral. BI sebagai otoritas moneter kebijakannya berpengaruh terhadap ekonomi dan rumah tangga,” kata dia, dalam perbincangan dengan wartawan humaniora, Senin, 24 Oktober 2016 lalu.

Menurut Mirza, harga barang yang paling banyak mempengaruhi kurs rupiah adalah harga pangan. Alasannya, di Indonesia, sebagian besar pengeluaran rumah tangga digunakan untuk membeli bahan pangan. “Karena itu, BI masuk ke dalam kegiatan sosial yang terkait dengan stabilisasi harga pangan,” tuturnya.

Dia menuturkan, upaya peningkatan produksi pangan dilakukan BI dari skala besar seperti pengembangan cluster padi, bawang, atau cabai di tingkat petani. Sementara di tingkat rumah tangga, BI menggerakkan produksi pangan melalui kegiatan urban farming (pertanian kota) yang dimotori oleh kaum ibu.

Sejak Juni 2015, BI bekerja sama dengan Trubus Swadaya dan Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) menggulirkan program urban farming di lima wilayah DKI Jakarta. Dari lima wilayah tersebut, masing-masing dipilih tiga kelurahan. Ibu-ibu PKK di tiga kelurahan tersebut diberi pelatihan seputar pengelolaan lahan terbatas menjadi kebun sayur berkualitas.

BI menyediakan 5 ribu polybag cabai dan sayuran berupa pakcoy, caisim, kangkung, bayam, dan selada untuk dibagikan ke wilayah yang ditentutkan. Hasilnya menggembirakan. Satu kelompok urban farming di Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan berhasil memperoleh pemasukan dari penjualan hasil panen sebesar Rp 400 ribu per pekan, di luar hasil panen yang dikonsumsi sendiri.

Dalam program pembinaan usaha mikro bagi perempuan, ucap Mirza, BI bekerja sama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB). Bersama YCAB, BI menggulirkan berbagai kegiatan seperti edukasi literasi keuangan, pelatihan model bisnis dan alur kerja, pembibitan tanaman pangan, pengolahan sampah lingkungan, dan pembuatan kompos.

BI juga merancang program youthpreneur (wirausahawan muda) kepada 2.000 orang remaja putri di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Dalam program ini para remaja putri diberi wawasan kewirausahaan, insentif untuk melakukan simulasi usaha, dan bantuan untuk memulai kegiatan wirausaha.

“Kami ingin membentuk remaja putri berwawasan wirausaha. Targetnya adalah pelajar SMK (sekolah menengah kejuruan). Karena banyak pengangguran dari SMK,” Mirza berucap.

Sri Wahyuni, 40 tahun, salah seorang penerima manfaat program pembinaan usaha mikro bagi perempuan mengaku sangat terbantu dengan adanya PSBI. Sebelum BI hadir, Sri sudah bernaung di bawah koperasi yang dikelola YCAB selama lima tahun terakhir. Melalui YCAB, Sri memperoleh kredit usaha mikro sebesar Rp 1- Rp 5 juta per pekan guna membiayai usaha kue dan puding yang dikelolanya.

Setelah PSBI menggandeng YCAB, orang tua tunggal dengan dua anak di Petojo Selatan, Jakarta Pusat ini memperoleh pelatihan literasi keuangan dan teknik pengolahan sampah organik seperti kulit buah menjadi pupuk cair. Berkat bantuan YCAB dan PSBI di tahun 2015, kini Sri sudah bisa meningkatkan omzet dagangannya dari Rp 30-40 ribu per hari menjadi Rp 100 ribu per hari.

“Setelah pelatihan BI, sekarang saya sudah bisa menata keuangan. Mau belanja juga sudah tercatat, tidak seperti dulu sesukanya saja,” kata dia. Lilis Masadah, 33 tahun, juga merasakan manfaat serupa. Orang tua tunggal dengan dua anak ini bisa menaikkan omzet penjualan kue dan kateringnya dari Rp 100 ribu menjadi Rp 500 ribu per hari.

EFRI RITONGA

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

16 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

17 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya