Ini Umur yang Pas untuk Anak Mulai Memegang Gadget

Reporter

Editor

Alia fathiyah

Kamis, 1 Desember 2016 09:00 WIB

Ilustrasi anak bermain gadget. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Jika si kecil girang saat Anda dan suami tak ada di rumah, berarti ada yang salah. Si kecil berasumsi bahwa Orang Tua + Rumah = Banyak Aturan. Bisa jadi, gadget jauh lebih asyik ketimbang Anda sebagai orang tua. Ini bahaya.

Lalu muncul pertanyaan, kapan idealnya si kecil diizinkan memegang gadget sendiri? Jawabannya: setelah berusia 12 tahun!


Ada kajian medis dan psikologi mengapa harus di atas 12 tahun. Ini terkuak dalam sebuah talk show beberapa waktu lalu. Psikolog Efnie Indriani, menyampaikan tinjauan kesehatan dan psikologi.

"Idealnya gadget diberikan kepada si kecil setelah berusia 12 tahun. Pada usia itu, fungsi otak depan (frontal lobe) si kecil sudah matang. Saat anak (di bawah 12 tahun) memegang gadget, curiosity atau rasa penasaran si kecil melonjak. Otak akan berpikir: 'Kalau saya menekan tombol ini, layarnya menampilkan apa, ya?" kata Efnie seperti dimuat Tabloid Bintang, Rabu, 30 November 2016.

Ketika frontal lobe belum matang, kemampuan berpikir analitis anak belum maksimal. Itu membuat otak si kecil "terpeleset" untuk mengakses hal-hal yang tidak layak. Ketika otak depan belum matang, habit (kebiasaan) mudah terbentuk karena tidak ada pembatas pada otak.

"Tidak ada filter atau penyaring sehingga habit si kecil tidak terkendali. Selalu ingin dan ingin memainkan peranti gadget. Jika di atas 12 tahun, otak depan menjelma menjadi filter yang membuat si kecil punya kemampuan mengontrol diri," ungkapnya. Sebagai informasi, otak terdiri tiga bagian: otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Otak depan terdiri dari cerebrum, thalamus, dan hypothalamus.

Lobus frontal atau frontal lobe merupakan bagian lobus paling depan dari otak besar. Lobus ini terkait erat dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan bergerak, fungsi kognitif, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, mengontrol perasaan, kemampuan bahasa secara umum, bahkan mengontrol perilaku seksual.

Perlahan, masalah akan muncul jika Anda memberikan tablet kepada si kecil. Kadang, ibu yang bekerja pulang dalam kondisi lelah. Ia lupa, si kecil makhluk yang cerdas. Ketika melihat ibunya bekerja, ia mau mandi sendiri. Begitu Sabtu tiba, ia tidak mau mandi sendiri. Maunya dimandikan ibu. Ketika ibu di dapur, ia rewel dan bertingkah. Dalam kondisi lelah, ibu dan bapak lebih suka memberi gadget dengan tujuan, yang penting si kecil mingkem. Titik.

"Orang tua lupa ketika mata si kecil terlalu sering berinteraksi dengan layar gadget, itu memantik radiasi yang bisa menurunkan kemampuan konsentrasi. Ketika melihat banyak warna di layar sentuh, ia menikmati. Ketika membaca buku pelajaran, ia gagal fokus. Mengapa? Karena sudah terbiasa melihat sesuatu yang penuh warna dan bergerak. Ketika tiba-tiba dihadapkan buku bacaan warna hitam putih, konsentrasi menurun. Retina mata terkejut," demikian Efnie mengingatkan.

Yang mengalami ini tak hanya anak-anak. Orang dewasa pun bisa mengalami. Terbiasa menatap gadget, lalu dituntut memperhatikan presentasi klien di kantor, Anda paling banter mampu konsentrasi 15 menit. Setelah 15 menit, kata Efnie, pikiran buyar.


TABLOID BINTANG.COM

Berita terkait

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?

Baca Selengkapnya

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.

Baca Selengkapnya

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim

Baca Selengkapnya

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.

Baca Selengkapnya

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.

Baca Selengkapnya

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi

Baca Selengkapnya

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.

Baca Selengkapnya

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.

Baca Selengkapnya