Karena Hidup Tak Seperti Kisah Cinderella

Reporter

Editor

Natalia Santi

Kamis, 22 Desember 2016 23:00 WIB

Lusia Efriani Kiroyan, pendiri sekaligus CEO Yayasan Cinderella From Indonesia Center (CFIC) bersama boneka batik yang telah dibagikan kepada seribu anak-anak di sepuluh kota di Indonesia. Tempo/Natalia Santi

TEMPO.CO, Jakarta - Nada riang senantiasa terdengar dalam tiap ucapan perempuan asal Batam ini. Meski bidang yang digelutinya tidaklah secerah raut wajahnya yang senantiasa optimistis. Arang, pemberdayaan narapidana perempuan, orang tua tunggal, anak-anak jalanan, anak-anak penderita penyakit berat, tuna rungu, tuna grahita dan perempuan yang tergelincir dalam dunia narkoba.

“Saya ke sini karena program 1000 Batik Girl sudah selesai, tahun depan target saya 10 ribu untuk ASEAN,” kata Lusia Efriani Kiroyan, pendiri Yayasan Cinderella From Indonesia Center, menyatakan tujuannya ke Jakarta kepada Tempo, akhir pekan lalu.

Program 1000 Batik Girl adalah upaya membagi-bagikan seribu boneka buatan warga binaan atau narapidana perempuan kepada anak-anak yang terkena kanker, HIV, thalasemia, disabilitas juga anak-anak di panti asuhan di sepuluh kota di Indonesia. Di antaranya Makassar, Batam, Bali, Papua, Jakarta, Surabaya, Medan, Aceh, Pontianak dan Yogyakarta.

Warga binaan yang diberdayakan Lusia ada di tiga lembaga pemasyarakatan (Lapas) yakni, Batam, Barelang, dan Pondok Bambu. Tiap boneka yang dikerjakan dihargai Rp 10 ribu. Boneka lalu dijual kepada para dermawan, sebagian besar rekan-rekan Lusia di luar negeri seharga US$ 15 atau sekitar Rp 180 ribu. “Bonekanya diberikan kepada anak-anak,” kata Lusia.

Programnya sama sekali tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah. Bahkan juga Kementerian terkait yakni Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang menaungi warga binaan.

Lusia pun berusaha mencari sendiri dengan mengikuti sejumlah kompetisi hibah, seperti dari US Embassy di Jakarta pada 2014, tahun berikutnya dia kembali mendapatkan hibah dari pemerintah Amerika Serikat. Pada 2016 dari pemerintah Australia.

Selain itu Bank Mandiri melalui kerangka Wirausaha Mandiri juga kerap mengulurkan tangan. Meski optimistis, Lusia mengaku belum mendapat mitra donator untuk program 10.000 boneka untuk anak-anak ASEAN. “Mungkin ke Pariwisata yah, atau Kementerian Luar Negeri?” jawabnya balik bertanya soal apa rencananya.




Berangkat dari Yayasan Cinderella from Indonesia Center (YCFI) yang didirikannya di Batam pada 2012, yang menyantuni para ibu orang tua tunggal dari anak-anak di Batam. “Awalnya untuk memberdayakan ibu-ibu, orang tua tunggal seperti saya yang tidak mampu,” kenang pengusaha arang itu mengisahkan pusat pelatihannya di Ruko Dutamas Trafalgar, Batam.

Namun usahanya yang naik turun membuat Lusia memutar otak untuk menghidupi sekitar 100 ibu-ibu yang disantuninya. Di situlah ide membuat boneka dengan memberdayakan wargan binaan. “Saat di Amerika, saya kerap dijuluki Doll from Indonesia karena selalu mengenakan batik setiap hari. Jadi kenapa tidak bikin boneka, seperti Barbie, tapi rambutnya hitam dan mengenakan batik,” kata dia.

Sayangnya, boneka-boneka itu tidak laku dijual di Indonesia. Lusia pun lalu mengikuti sejumlah pameran di luar negeri. Di sana boneka-boneka itu laris manis. Dia pun menyadari mengangkat isu warga binaan tidak bisa membuat bonekanya laku di pasaran. “Dulu saya pakai tagline, Batik Girl, Woman Prisoners Empowerment, gak laku. Sekarang saya ganti, Batik Girl, A Doll for a Friend, dengan kemasan charity, teman aku beli, bonekanya buat anak-anak,” kata wanita yang pernah memaparkan yayasannya dalam program Kick Andy, stasiun televisi Metrotv itu.

Lusia melihat wajah-wajah gembira anak-anak yang diberi boneka. Bagi warga binaan pun boneka itu seperti menjadi terapi. “80 persen napi karena narkoba, apalagi di Batam, mereka anak-anak perempuan yang lugu, single parent yang ditawari ke luar negeri, tidak tahu kalau diperalat jadi kurir. Nggak ngerti apa-apa hukumannya belasan tahun, kasihan kalau nggak dikasih kegiatan,” papar Lusia.

Saat Tempo bertanya kenapa yayasannya diberi nama Cinderella, Lusia tertawa. “Saya ini usaha arang, arang sing ireng kuwi (dialek Surabaya-nya pun mengental). Jadi sama dengan Cinderella, mainnya arang,” kata dia tergelak.

Lalu dia pun menuturkan keinginannya memotivasi anak-anak muda, bahwa hidup tak seperti kisah Cinderella yang happy ending karena menikahi pangeran. “Cinderella itu membuat anak-anak, remaja ingin cari pasangan yang kaya, saya bilang, saya salah satu korban Cinderella, saya juga menikah dengan orang kaya, tapi kalau orang kayanya pelit, ya sengsara juga,” katanya tertawa mengisahkan kisah pahit dalam hidupnya tersebut.

Ibu dua anak itu mengaku tidak malu mengisahkan kegagalan rumah tangganya. “Setiap saya road show ke sekolah saya katakana cerita Cinderella itu tidak ada. Yang penting kamu harus bekerja, setelah lulus sekolah, lalu menyenangkan orang tua dulu,” kata Lusia. “Jangan seperti Cinderella, yang mendatangi pangerannya.”

Lusia tetap optimistis program sepuluh ribu boneka untuk anak-anak ASEAN-nya bakal sukses. Meskipun belum tahu donator mana yang bakal mendanai. Sejumlah perempuan pegiat kemanusiaan di ASEAN sudah digandeng. Antara lain dari Singapura, bahkan seorang desainer terkenal dari Myanmar sudah bersedia untuk merancang bonekanya.

NATALIA SANTI

Berita terkait

Luhut Soroti LSM, Apa Saja Tahapan Mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat?

21 Juni 2023

Luhut Soroti LSM, Apa Saja Tahapan Mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat?

Bagaimana tahapan mendirikan LSM? Luhut berencana mengaudit LSM di Indonesia, mengapa?

Baca Selengkapnya

Curiga Sumber Dana, Luhut Niat Audit Seluruh LSM di Indonesia, Bagaimana Syarat Mendirikan NGO?

21 Juni 2023

Curiga Sumber Dana, Luhut Niat Audit Seluruh LSM di Indonesia, Bagaimana Syarat Mendirikan NGO?

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan berencana mengaudit seluruh LSM atau NGO di Indonesia. Bagaimana syarat mendirikan LSM?

Baca Selengkapnya

Tunggu Naskah Akademis RUU Daerah Khusus Jakarta, Politikus NasDem: Apa Sih 12 Kewenangan Itu

11 Mei 2023

Tunggu Naskah Akademis RUU Daerah Khusus Jakarta, Politikus NasDem: Apa Sih 12 Kewenangan Itu

Wibi Andrino mengatakan akan menunggu naskah akademis RUU tentang Pemerintah Provisi Daerah Khusus Jakarta.

Baca Selengkapnya

Ketua LSM Ditangkap Karena Diduga Memeras Polisi Hingga Rp 2,5 Miliar

22 November 2021

Ketua LSM Ditangkap Karena Diduga Memeras Polisi Hingga Rp 2,5 Miliar

Polres Metro Jakarta Pusat menangkap pimpinan LSM Tameng Perjuangan Rakyat Antikorupsi yang diduga memeras polisi hingga Rp 2,5 miliar

Baca Selengkapnya

Operasional 54 LSM di Uganda Dihentikan Sementara

21 Agustus 2021

Operasional 54 LSM di Uganda Dihentikan Sementara

Uganda memutuskan membekukan sementara operasional 54 LSM yang dinilai tidak mematuhi aturan.

Baca Selengkapnya

Ade Yasin Soal Kades di Bogor Diperas: Laporkan LSM Tak Jelas ke Polisi

17 Juni 2021

Ade Yasin Soal Kades di Bogor Diperas: Laporkan LSM Tak Jelas ke Polisi

Bupati Bogor Ade Yasin menginstruksikan ke kepala desa untuk tidak takut menghadapi LSM dengan identitas yang tidak jelas, termasuk wartawan bodrek.

Baca Selengkapnya

Kementerian PANRB Semakin Memperkuat Peran LAPOR!

24 September 2019

Kementerian PANRB Semakin Memperkuat Peran LAPOR!

Kementerian PANRB semakin memperkuat aplikasi LAPOR! dengan menggandeng LSM USAID CEGAH dan B-Trust. Ukuran kinerja kementerian/lembaga dan pemerintah daerah adalah tindak lanjut pengaduan.

Baca Selengkapnya

Gabungan LSM Desak Pertamina Buka Data Kebocoran Sumur YYA-1

18 September 2019

Gabungan LSM Desak Pertamina Buka Data Kebocoran Sumur YYA-1

Gabungan LSM mendesak Pertamina membuka data lengkap atas kebocoran di sumur YYA- 1 hingga menyebabkan tumpahan minyak di perairan Karawang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Gempa Palu Butuh 18 ribu Tenda untuk 70 ribuan Orang

17 Oktober 2018

Pengungsi Gempa Palu Butuh 18 ribu Tenda untuk 70 ribuan Orang

Saat ini sudah terkumpul 5 ribu tenda dan Palang Merah Indonesia menyiapkan 1.300 tenda untuk pengungsi gempa Palu.

Baca Selengkapnya

Anggota LSM Pemeras Agen Elpiji Ditangkap Polisi Bekasi

27 November 2017

Anggota LSM Pemeras Agen Elpiji Ditangkap Polisi Bekasi

Kepala Polsek Bantargebang, Komisaris Siswo, mengatakan, kepolisian baru meringkus AK, 38 tahun, yang mengaku sebagai anggota LSM.

Baca Selengkapnya