Kenapa Gaya Busana Donald Trump Amburadul? Begini Alasannya  

Reporter

Editor

Susandijani

Selasa, 21 Februari 2017 16:45 WIB

Presiden AS, Donald Trump tampak mesra dengan istrinya, Melania Trump saat menyambut kehadirannya dalam "Make America Great Again Rally" di Melbourne, Florida, 18 Februari 2017. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Donald Trump dikenal sebagai pria dengan kekayaan melimpah. Jadi mungkin Anda berpikir dia pasti bisa mencari setelan jas yang cocok dengan bentuk tubuhnya. Namun celananya terlalu kedodoran, jasnya terlalu berbentuk kotak, dasinya terlalu lebar dan sering kali terlalu panjang, serta kerah jasnya terlalu besar.

Trump bukan satu-satunya politikus yang berbusana buruk, mengapa? Apakah itu memang disengaja atau memang politikus tidak punya selera bagus dalam segi mode? Bukankah dengan adanya penasihat fashion dan dana melimpah mereka bisa pergi ke tukang jahit?

Baca juga: Para Pimpinan Dunia Pun Eksis di Medsos, Siapa yang Pertama?

Seperti dilansir Independent, ada tiga alasannya.

1. Politikus tidak ingin terlihat terlalu menonjol. Mereka menghindari tampilan yang terlalu necis agar tidak terlalu berbeda dengan pendukung kelas pekerja yang tidak bisa membeli setelan jas seharga 5.000 pounds.

Saat kampanye tahun lalu, Hillary Clinton dikritik karena mengenakan jaket Armani senilai 12 ribu dolar Amerika Serikat. Begitu pula Theresa May yang dikritik lantaran mengenakan celana seharga 995 pounds.

Barry Brummett, profesor komunikasi dari Universitas Texas, mengatakan, “Anda harus menunjukkan kepada orang dari semua kalangan bahwa mereka bisa merasa dekat dengan Anda.”

“Anda tidak bisa memakai overall, tapi Anda juga tidak bisa berdandan terlalu heboh.”

2. Berkecimpung di dunia politik membuat orang mudah stres. Artinya, berat badan pun bisa naik-turun karena stres melenyapkan nafsu makan. Bila berat badan berubah setiap waktu, akan sulit mengenakan busana yang pas di badan terus-menerus, kata konsultan politik Josh Nanberg.

3. Politikus menjalani hari dari rapat ke rapat, kemudian menghadiri acara ini dan itu, sehingga baju mereka mudah kusut. (Baca: Stres Karena Beban Kerja Terlalu Berat? Relaksasi Jawabnya)

Kebanyakan dari orang yang bekerja mengenakan jas mungkin menghabiskan sebagian besar waktu dengan duduk di kursi dengan jas yang digantung rapi, tapi itu tidak berlaku bagi politikus. Dan tentu saja pilihan busana politikus selalu diperhatikan publik ke mana pun mereka pergi.

Jadi itu mungkin sebagian alasan di balik gaya berbusana Trump, meski tidak diragukan lagi dia bisa mendapatkan baju yang lebih baik tanpa harus menggelontorkan uang senilai pendapatan tahunan rata-rata masyarakat Amerika.

Barack Obama, misalnya, selalu mengenakan setelan jas yang pas badan, meski dia mengaku bukan dia yang memutuskan apa baju yang akan dipakai, “Karena saya harus memutuskan banyak hal lain.”

Tentu saja, meski tidak bisa berpakaian terlalu menonjol, kepala negara harus terlihat profesional. Keduanya harus diseimbangkan.

“Anda ingin pemilih berkonsentrasi pada apa yang ingin Anda komunikasikan, bukan apa yang Anda kenakan,” ujar Jason Levin dari perusahaan komunikasi Cerrell Associates.

Trump mungkin tidak akan mengganti kebijakannya dalam waktu dekat, tapi setidaknya dia bisa memperbaiki pilihan busananya. (Baca: Belajar dari Kasus Kematian Kim Jong-nam, Ini Kisah Racunnya)

ANTARA




Berita terkait

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

1 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

2 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

2 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

2 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

2 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya