Donald Trump Sering Berbohong, Kata Ahli Gejala Demensia

Reporter

Editor

Susandijani

Kamis, 23 Maret 2017 14:04 WIB

Presiden AS, Donald Trump tersenyum saat menatap PM Kanada Justin Trudeau yang tengah berbicara dalam konferensi pers usai menggelar pertemuan di Gedung Putih, Washington, AS, 13 Februari 2017. AP Photo/Andrew Harnik

TEMPO.CO, Jakarta -Penulis dan pakar kesehatan alternatif terkenal Amerika Serikat, Deepak Chopra, menduga ada masalah pada otak Presiden Amerika Serikat Donald Trump, tepatnya demensia yang salah satu gejalanya adalah pikun.

Tepat pada hari ketika Direktur FBI James Camey memastikan mantan presiden Barack Obama tidak menyadap Trump, Chopra mengeluarkan serangkaian cuitan yang ditujukan kepada Trump.

"Coba (Anda, Trump) kirim hasil evaluasi kejiwaan dan neurologi (diri Anda) untuk menyangkal keyakinan kami (bahwa tak ada kelainan dalam otak Anda)," kata Chopra dalam cuitan di Twitter yang disiarkan kembali USA Today. (Baca :Benarkah Pria Cenderung Menyembunyikan Masalahnya?)

Chopra yang terlatih sebagai endokrinolog (spesialis hormon) lalu membahas "demensia" -- kondisi di mana otak mengalami penurunan kemampuan secara mental dan pikiran atau enyakit otak yang mempengaruhi perilaku dan pikiran manusia-- semestinya dicegah untuk tidak memimpin negara demi keselamatan dunia.

Selama ini Trump dikritik luas karena kerap melontarkan pernyataan tidak berdasar, yang meluncur begitu saja dari mulutnya tanpa tersaring pikiran yang jernih, termasuk ketika menuduh Obama telah menyadapnya, padahal tak ada bukti yang menguatkan tuduhannya, bahkan Direktur FBI pun menegaskan penyadapan itu tidak ada.

Dugaan ada masalah pada otak Trump kian mencuat ketika dia menafsirkan lain testimoni FBI mengenai kemungkinan adanya intervensi Rusia pada Pemilu AS tahun lalu di mana Rusia dituduh turut menaikkan citra Trump demi mengalahkan Hilllary Clinton yang dibenci Rusia.

Saat itu, Comey membenarkan bahwa "saya telah diotorisasi oleh Departemen Keadilan" untuk menyelidiki dugaan intervensi Rusia itu. (Baca : Pria Rentan Bunuh Diri? Ini Jawaban Psikolog )

Ketika Comey berkata kepada Kongres bahwa FBI tidak menepis kemungkinan Rusia mengintervensi Pemilu AS karena Presiden Vladimir Putin lebih menyukai Trump ketimbang Hillary Clinton yang sangat dibencinya, Trump malah membuat kesimpulan lain dari pernyataan Comey itu.

Trump mencuit, "NSA (badan keamanan nasional AS) dan FBI menyatakan kepada Kongres bahwa Rusia tidak mempengaruhi proses elektoral." Padahal bukan proses elektoral yang diintervensi Rusia, melainkan kampanye kepresidenan demi mempengaruhi opini publik menjelang pemungutan suara 20 November silam.

Trump juga terlihat memiliki masalah pada pikirannya ketika meminta intelijen AS menyelidiki teori konspirasi yang tidak memiliki dasar apa-apa. Sebaliknya dia mendeskreditkan upaya pihak berwajib dalam menyelidiki tim kampanye dan pemerintahannya.

Dia juga menuduh dinas intelijen Inggris menyadapnya atas permintaan Obama, dan yang ini pun dibantah oleh komunitas intelijen AS dan Inggris. Trump tak peduli telah berkata bohong sehingga dari mulutnya terus menerus keluar tuduhan demi tuduhan, sangkalan demi sangkalan, tanpa diperkuat bukti. (baca :Hindari 5 jenis Makanan Ini, Agar Insomnia Tak Semakin Parah)

"Presiden Trump tidak saja sedang membohongi rakyat Amerika; dia hampir secara terbuka menyatakan kebenaran sudah bukan lagi masalah," tulis majalah Slate dalam lamannya.

ANTARA

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

4 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya