TEMPO.CO, Jakarta - Radon adalah gas radioaktif alami yang berasal dari peluruhan alami uranium yang ditemukan di hampir semua tanah dan batu. Dokter asal Amerika, dr. Josh Axe mengatakan, radon adalah salah satu penyebab utama kanker paru-paru, bersama dengan merokok dan asap rokok.
Lalu, bagaimana radon dapat berefek kepada paru-paru? Axe menjelaskan gas radon meluruh menjadi partikel radioaktif yang dapat terjebak dalam paru-paru Anda ketika Anda bernapas. (Baca :70 Persen Pasien Kanker Paru Stadium Lanjut, Ini Sebabnya)
Sebagai partikel yang dapat memecah, radon melepaskan semburan kecil energi yang dapat merusak jaringan paru-paru. "Ini yang menyebabkan kanker paru-paru selama seumur hidup Anda," kata dokter Axe dalam laman pribadinya Draxe.com.
Salah satu bukti dari efek kesehatan radon berasal dari penelitian yang melibatkan penambang bawah tanah, terutama penambang uranium yang terkena radon di abad pertengahan ke-20. "Hasil secara konsisten menunjukkan peningkatan risiko kanker paru-paru dengan meningkatnya paparan radon di lingkungan kerja," ujarnya.
Sejak itu, banyak penelitian telah menetapkan potensi karsinogenik dari radon. Penelitian menunjukkan bahwa radon dapat merusak DNA dari epitel pernapasan, jenis jaringan yang ditemukan pada lapisan saluran pernapasan yang membantu melindungi saluran udara dan mencegah cedera jaringan. (Baca :Lilin Pelapis Buah itu Sama dengan Bahan Pembuat Oli Motor )
Menurut Axe, hubungan antara paparan radon dan kanker paru-paru menjadi lebih jelas pada perokok dari pada orang yang tidak pernah merokok. Hubungan antara radon dan risiko kanker paru-paru adalah linear. "Yang berarti dua kali lipat paparan radon akan menggandakan risiko Anda terkena kanker".
Namun, radon tidak terlihat, tidak berbau dan berasa, dan itu tidak menimbulkan gejala kesehatan. "Jadi tidak ada cara untuk mengetahui apakah Anda berisiko terkena radon," kata Axe. Menurut dia, radon tidak hanya ditemukan di rumah-rumah, tapi juga di sekolah, fasilitas penitipan anak dan tempat kerja.(Baca :Jangan Lakukan 5 Hal Ini Setelah Makan)
DRAXE.COM | AFRILIA SURYANIS
Berita terkait
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat
17 hari lalu
Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.
Baca SelengkapnyaBukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya
26 hari lalu
Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.
Baca SelengkapnyaGejala Kanker Paru pada Bukan Perokok
26 hari lalu
Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaBRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel
44 hari lalu
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan metode terapi penyakit kanker paru menggunakan material nanopartikel.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan Kanker Paru dengan EFGR, Cek Kelebihannya
4 Maret 2024
Pakar mengatakan pemeriksaan mutasi EGFR merupakan jenis yang dilakukan untuk kanker paru untuk menentukan pengobatan yang tepat.
Baca SelengkapnyaGejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah
3 Maret 2024
Gejala kanker paru bisa tak disadari karena sering mirip penyakit lain, bahkan tak ada gejala sama sekali. Karena itu, penting melakukan skrining.
Baca SelengkapnyaDari Tauge sampai Tomat, Makanan yang Disebut Bisa Menangkal Kanker
1 Maret 2024
Pakar gizi menyebut enam makanan yang bisa membantu menurunkan risiko kanker dan mayoritas mudah ditemukan dengan harga murah.
Baca SelengkapnyaPulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru
25 Februari 2024
Menurut WHO, sekitar 85 persen kanker paru berhubungan dengan kebiasaan merokok. Simak saran pakar pulmonologi.
Baca SelengkapnyaPakar Sarankan Skrining Awal untuk Permudah Pengobatan Kanker
6 Februari 2024
Skrining awal dikatakan spesialis onkologi radiasi dapat meningkatkan angka kesembuhan serta mengontrol efek samping pengobatan kanker.
Baca SelengkapnyaTak Bisa Lagi Pakai Obat Rumahan, Kapan Waktunya Batuk Perlu Diperiksa ke Dokter?
16 Januari 2024
Batuk sebenarnya wajar saja tapi bila gejala semakin parah atau terjadi lama, akibatnya bisa mengiritasi paru-paru. Kapan perlu ke dokter?
Baca Selengkapnya