Terapi Bach Flower Untuk Menyeimbangkan Emosi Anak Autis

Reporter

Rabu, 19 Juli 2017 16:42 WIB

Seorang gadis berdiri dinding di ruang kelas terapi dan pusat pengembangan untuk anak-anak autis di Asosiasi untuk Autis Guatemala, Guatemala City (13/3). Pusat ini adalah satu-satunya di negara yang secara khusus melakukan program-program untuk anak-anak autis. REUTERS/Jorge Dan Lopez

TEMPO.CO, Jakarta - Bach Flower Remedies, sistem penyembuhan emosi dari energi bunga, bisa jadi terapi pilihan untuk menyeimbangkan emosi anak berkebutuhan khusus termasuk autis.


Alva Paramitha, salah satu dari sembilan praktisi Bach Flower Remedies di Indonesia, menjelaskan bunga memiliki sumber energi yang paling tinggi di antara makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, bunga bisa memberi asupan energi untuk manusia.


Ada 38 jenis bunga yang dipakai untuk Bach Flower, semuanya tumbuh di Inggris. Setiap bunga bisa menyeimbangkan emosi yang berbeda, mulai dari rasa cemas, galau, kepercayaan diri hingga fokus. Setiap botol mengandung maksimal tujuh macam bunga.


"Bach Flower itu seperti teknik penyembuhan open layer, kupas bawang. Manusia punya emosi bertumpuk-tumpuk, yang diprioritaskan adalah emosi yang paling ingin diseimbangkan," kata Alva.


Pada kasus akut, ada juga praktisi yang memasukkan 10 bunga sekaligus dalam satu botol.


Alva yang juga memiliki klien bipolar dan skizofrenia itu menjelaskan cara pembuatan sari bunga tidaklah rumit.


"Cuma spring water, ditaruh di mangkuk kristal. Gunting kelopak bunga agar jatuh ke mangkuk, lalu jemur, kemudian airnya disuling."


Bila sedang musim gugur dan musim dingin di mana matahari tidak bersinar terik, air berisi kelopak bunga itu akan direbus, baru kemudian disuling dan dimasukkan ke dalam botol. Brandy atau cuka apel ditambahkan ke dalam botol sebagai zat pengawet alami.


Dalam setiap konsultasi, biasanya Alva akan memberikan sari bunga dalam botol 30 ml. Sari bunga itu bisa dikonsumsi selama tiga pekan, cukup teteskan ke air minum atau makanan.


"Tidak cuma air mineral, boleh apa saja, susu juga bisa," kata Alva yang mendapat sertifikasi untuk jadi praktisi Bach Flower di Inggris.

Bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang masih menjalani terapi agar bisa hidup bermasyarakat —misalnya terapi bicara dan sensory integrated— Bach Flower berfungsi jadi terapi pendamping. Bach Flower, kata Alva, membantu emosi anak menjadi lebih seimbang sehingga memudahkan proses terapi lain.




"Banyak terapis bilang proses terapinya lebih lancar dengan Bach Flower," kata dia.



Dari puluhan bunga, bunga Clematis biasanya jadi langganan untuk klien yang terdiri dari anak berkebutuhan khusus.



"Bunga Clematis membuat anak hiperaktif jadi lebih here and now. Sekitar 80 persen anak berkebutuhan khusus butuh Clematis," ungkap dia.



Bunga Cherry Plum punya khasiat membuat orang impulsif yang punya kencenderungan menyakiti diri sendiri jadi bisa lebih menahan diri.



Anak yang punya sindrom asperger yang harus mengikuti pola tertentu —bila ada perubahan akan muncul tantrum— bisa diberi sari bunga Rock Water agar bisa lebih menerima perubahan.



Alva yang membuka praktik di Rawamangun dan Pulomas mengungkapkan biaya konsultasi beserta sebotol sari bunga berkisar Rp650.000 -Rp750.000.



Setelah tiga pekan, klien disarankan untuk mengobservasi perilakunya. Bila emosi yang dianggap jadi masalah sudah teratasi, maka terapi tak perlu dilanjutkan.



Namun, pada anak berkebutuhan khusus biasanya efek baru terlihat setelah beberapa kali konsultasi.



"Butuh 4-5 kali treatment untuk bisa stabil dan mungkin tiap konsultasi bunganya akan berbeda-beda,” kata dia.


Bach Flower Remedies dikembangkan oleh dokter ortodoks, ahli bakteriologi dan patologi bernama Edward Bach di Inggris pada 1930-an.

ANTARA

Berita terkait

Saran Guru Besar FKUI buat yang Ingin Masukkan Anak ke Sekolah Inklusif

4 hari lalu

Saran Guru Besar FKUI buat yang Ingin Masukkan Anak ke Sekolah Inklusif

Pakar menyebut beberapa syarat anak dengan autisme bisa belajar di sekolah inklusif. Apa saja yang harus dipenuhi?

Baca Selengkapnya

Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

5 hari lalu

Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

Orang tua tidak usah cemas jika memiliki anak yang mengalami gangguan spektrum autisme karena tak selalu karena genetik dan bukan penyakit.

Baca Selengkapnya

Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

8 hari lalu

Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World

Perubahan layanan itu mengundang reaksi dari penggemar Disney dan pengguna layanan sebelumnya

Baca Selengkapnya

6 Faktor Meningkatkan Risiko Seseorang Autisme, Apa Itu Spektrum Autisme?

27 hari lalu

6 Faktor Meningkatkan Risiko Seseorang Autisme, Apa Itu Spektrum Autisme?

Autism Spectrum Disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autisme merupakan gangguan perkembangan saraf.

Baca Selengkapnya

Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

27 hari lalu

Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April untuk meningkatkan kesadaran tentang Gangguan Spektrum Autisme (ASD)

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Anak dengan Spektrum Autisme Juga Bisa Sukses

28 hari lalu

Pakar Sebut Anak dengan Spektrum Autisme Juga Bisa Sukses

Anak dengan spektrum autisme dapat didukung potensinya hingga menjadi orang hebat. Berikut penjelasan pakar.

Baca Selengkapnya

Hari Peduli Autisme Sedunia, Bedakan Anak Autisme dengan Hiperaktif

28 hari lalu

Hari Peduli Autisme Sedunia, Bedakan Anak Autisme dengan Hiperaktif

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April dan masyarakat perlu membedakan gejala autisme dengan hiperaktif.

Baca Selengkapnya

Tallulah Willis, Putri Bruce Willis dan Demi Moore Didiagnosis Mengidap Autisme

43 hari lalu

Tallulah Willis, Putri Bruce Willis dan Demi Moore Didiagnosis Mengidap Autisme

Tallulah Willis mengungkapkan diagnosis autisme melalui video masa kecilnya dengan Bruce Willis

Baca Selengkapnya

Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

23 Februari 2024

Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

Rumor vaksin dapat menyebabkan autisme pada anak tidak benar adanya. Dokter anak beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

Terapi dan Deteksi Dini Down Syndrome

22 Januari 2024

Terapi dan Deteksi Dini Down Syndrome

Berkat kemajuan dalam teknologi medis sejumlah metode deteksi dini telah dikembangkan untuk membantu mengidentifikasi Down syndrome alias sindrom Down

Baca Selengkapnya