Air Liur Dapat Membantu Menyembuhkan Luka

Reporter

Sabtu, 12 Agustus 2017 14:36 WIB

Seorang warga menggoleskan kunyit ke temannya yang luka terkena daun pandan berduri usai Ritual Mekare atau perang pandan di Desa Tenganan Pegringsingan, Karangasem, Bali, 24 Juni 2016. Kunyit digunakan warga setempat untuk menyembuhkan luka akibat terkena goresan saat mengikuti ritual perang pandan. TEMPO/Johannes P Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti menemukan bukti bahwa air liur memiliki senyawa yang dapat mempercapat penyembuhan luka, yakni protein histatin-1. Protein ini ditemukan dalam air liur dan berfungsi untuk meningkatkan pembentukan pembuluh darah.

Baca: Hasil Riset: Memelihara Anjing Bikin Lansia Makin Sehat


Peneliti yang sama yang mengatakan bahwa temuan tersebut dapat digunakan
sebagai pengobatan penyakit lain. Peneliti dari Chili mengungkapkan bahwa saliva atau air liur sebenarnya dapat mempercepat proses penyembuhan luka.

profesor Vicente Torres, dari University of Chili, mengatakan bahwa temuan-temuan ini merupakan langkah alternatif untuk memahami bagaimana mulut dapat menyembuhkan luka pada kulit. "Kami percaya bahwa studi yang dilakukan ini dapat digunakan sebagai media pendekatan untuk memanfaatkan mulut sebagai penyembuh luka dan jaringan," katanya.

Profesor Torres dan rekan satu timnya berhasil membuat terobosan yang menakjubkan, dimana mulut dapat mempercepat sekaligus menyembuhkan luka.
Para peneliti menguji efek histatin-1 pada pembuluh darah baru, proses tersebut dikenal sebagai angiogenesis.

Molekul histatin-1 mendorong angiogenesis, sekaligus meningkatkan kontak dan perpindahan antar sel. Tim yang dipimpin oleh Profesor Torres tersebut melakukan eksperimen pada embrio ayam dan kulit manusia serta sel pembuluh darah.

Menggunakan tiga model berbeda tersebut, sample (contoh) histatin-1 dan air liur diperoleh dari donor sehat untuk meningkatkan pembentukan pembuluh darah. Para peneliti memulainya dengan menggunakan molekul-molekul tersebut untuk menghasilkan bahan dan implant guna membantu penyembuhan luka.

“Saliva (air liur) merupakan faktor utama yang berkontribusi sangat tinggi dalam proses penyembuhan luka. Tidak hanya berkontribusi dalam bentuk fisik saja, namun kehadiran peptide dalam air liur, seperti histatin diketahui mendorong perpindahan sel kulit mulut yang diuji di laboraturium hewan.

Histatin-1 merupakan peptide antimikroba, yang banyak ditemukan dalam air liur manusia, mendorong kontak sel kulit dan menyebarkannya (memindahkan) sel dalam luka yang diuji. Selain histatin-1, yang diperlukan dalam proses penyembuhan luka adalah angiogenesis,” jelas Profesor Torres.

Studi yang dipublikasikan dalam The Federation of America Societies for Experimental Biology Journal, mengungkapkan bahwa histatin-1 yang ditemukan dalam air liur dapat menyembuhkan luka dengan cara meningkatkan pembentukan pembuluh darah.

Dr Thoru Pederson, editor jurnal tersebut yang berasal dari University of Massachusetts Medical School, mengatakan,"Hasil penelitian tersebut menjadi alternatif pengobatan di kemudian hari. Studi tersebut dikaitkan dengab perilaku binatang, atau binatang yang kerap menjilat lukanya sendiri.'

DAILYMAIL UK | ESKANISA RAMADIANI

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

32 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya