Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Alasan Tes Antigen Mandiri Tak Dianjurkan pada Anak

Reporter

image-gnews
Ilustrasi tes usap atau swab antigen Covid-19 pada anak. ANTARA/M Risyal Hidayat
Ilustrasi tes usap atau swab antigen Covid-19 pada anak. ANTARA/M Risyal Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jangan sembarangan melakukan tes antigen pada anak di rumah. Spesialis patologi klinik July Kumalawati menganjurkan orang tua membawa anak, terutama di bawah usia 10 tahun, ke fasilitas kesehatan jika ingin melakukan tes swab antigen dan tidak menyarankan tes mandiri karena berisiko.

“Susahnya kalau di bawah 10 tahun karena berontak, kan itu tidak nyaman, mending dibawa ke faskes karena perlu bantuan orang untuk memegang dan mengetahui persis arahnya benar atau tidak,” kata dokter dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo itu.

Dia menjelaskan secara anatomi anak-anak, apalagi bayi, memiliki ukuran lubang hidung yang relatif kecil sehingga orang tua atau petugas kesehatan harus berhati-hati untuk mengambil sampel di bagian nasofaring.

“Pengalaman pribadi saya di laboratorium tempat saya bekerja, (kalau) bayi, saya tidak berani langsung ke nasofaring. Biasanya minta tolong dari spesialis THT atau spesialis anak. Kalau memang tidak bisa, kami terpaksa hanya di bagian dalam cuping hidung walaupun sadar kemungkinannya untuk mendapatkannya (sampel) lebih rendah dibanding sampai belakang,” ujar July.

Jika anak dalam posisi tidak bisa diam atau berontak selama pengambilan sampel, dikhawatirkan tangkai swab malah menyasar ke tempat yang tidak seharusnya. Menurut July, alat swab harus didorong dengan menyusuri dasar rongga hidung ke belakang arah telinga, bukan ke arah atas rongga hidung yang mengarah ke tulang tengkorak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Awas salah posisi
Selain itu, bagian dalam hidung juga dipenuhi pembuluh darah dan saraf. Jika alat swab terkena pembuluh darah, maka bisa terjadi pendarahan. Jika terkena saraf, maka dapat mempengaruhi fungsi jantung hingga lambung. Oleh sebab itu, dibutuhkan kehati-hatian saat melakukan tes usap pada anak. Anak yang rentan mimisan juga dibutuhkan kehati-hatian yang ekstra. Selama dilakukan dengan tepat, anak yang rentan mimisan masih bisa dilakukan swab antigen.

“Kalau mimisan, biasanya dari pembuluh darah yang di atas. Jadi, selama kita swab mandiri kalau sudutnya benar-benar di bawah dasar dari rongga hidung, itu tidak berbahaya. Tapi kalau cenderung ke atas sedikit, itu yang memang bisa jadi pendarahan,” papar July.

Apabila darah sudah terlanjur keluar dan mengenai alat swab, sebaiknya prosedur tes tidak perlu dilanjutkan karena warna darah dapat membingungkan hasil pembacaan tes swab dan bisa memberikan hasil negatif palsu atau positif palsu. Jika tidak terburu-buru, pasien dapat menunggu hingga pendarahan berhenti dan kemudian dilakukan tes kembali. Opsi lain, jika memang dibutuhkan, tenaga kesehatan akan melakukan swab anal sebagai cara alternatif untuk mendeteksi COVID-19.

Baca juga: Yang Perlu Diperhatikan Jika Ingin Tes Swab Antigen Mandiri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lebih dari 15 Ribu Anak Terbunuh di Jalur Gaza

8 jam lalu

Anak-anak Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 5 Mei 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Lebih dari 15 Ribu Anak Terbunuh di Jalur Gaza

Otoritas di Palestina menyebut lebih dari 15.000 anak terbunuh di Jalur Gaza


Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

14 jam lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.


Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

17 jam lalu

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat


Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

21 jam lalu

Botol berlabel
Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.


Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

4 hari lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.


Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

5 hari lalu

Jenderal Sudan Abdel Fattah al-Burhan. REUTERS
Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

5 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

5 hari lalu

Warga Palestina, yang menjadi pengungsi akibat serangan militer Israel di Gaza selatan, berusaha untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara melalui pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Jalur Gaza tengah 15 April. 2024. REUTERS/Ramadan Abed
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

6 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

6 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?