TEMPO.CO, Jakarta - Pebulu tangkis tunggal putra Cina, Zhang Zhi Jie, beberapa lalu dilaporkan meninggal dunia setelah pingsan di lapangan saat pertandingan BNI Badminton Asia Junior Championships 2024 di GOR Amongrogo, Yogyakarta, pada Minggu, 30 Juni 2024. Menurut keterangan pihak PBSI lewat Humas Broto Happy, Zhang mengalami henti jantung.
Henti jantung adalah kondisi ketika detak jantung berhenti total dan tak lagi memompa darah ke organ-organ vital, seperti otak, liver, dan ginjal. Henti jantung dapat terjadi tiba-tiba dan tak terduga. Penyebab paling umum adalah fibrilasi ventrikular, sejenis aritmia, atau detak jantung tak beraturan. Gangguan kelistrikan ini membuat jantung tak bisa bekerja dengan semestinya.
Henti jantung merupakan kondisi yang bisa menyerang semua orang dengan latar belakang usia dan ras. Namun, dikutip dari Healthline, henti jantung mendadak lebih berisiko terjadi pada orang-orang yang sudah memiliki gangguan jantung sebelumnya, di antaranya:
- Penyakit jantung koroner
- Ukuran jantung yang tidak normal
- Penyakit otot jantung (kardiomiopati)
- Gangguan katup jantung
- Penyakit jantung bawaan
- Masalah pada sistem kelistrikan jantung
- Sindrom Marfan.
Selain menderita penyakit jantung, seseorang akan lebih berisiko terkena henti jantung mendadak jika:
- Berusia di atas 45 tahun untuk pria, dan di atas 55 tahun untuk wanita
- Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung
- Jarang berolahraga dan tidak aktif bergerak
- Memiliki kebiasaan merokok
- Menyalahgunakan NAPZA seperti kokain atau amfetamin
- Mengalami obesitas
- Mempunyai kadar kolesterol yang tinggi
- Memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Menderita diabetes
- Mengalami sleep apnea
- Menderita gagal ginjal kronis
- Mempunyai kadar kalium atau magnesium yang rendah.
Disamping itu, henti jantung juga terjadi saat berolahraga. Bahkan, beberapa atlet dikabarkan mengalami serangan jantung saat berolahraga yang kemudian merenggut nyawanya. Dikutip dari Hermina Hospitals, kondisi ini dipicu oleh hormon adrenalin yang dihasilkan saat berolahraga. Hormon ini memaksa jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah.
National Heart, Lung, and Blood Institute menyebutkan bahwa henti jantung bisa terjadi saat olahraga berat pada orang yang memiliki masalah jantung. Penyebab kematian mendadak saat olahraga umumnya disebabkan karena hipertropik kardiomiopati. Kardiomiopati adalah suatu penyakit genetik yang menyebabkan terjadinya penebalan tidak normal di otot-otot jantung.
Ketika melakukan olahraga dengan intensitas tinggi, seseorang yang memiliki faktor kardiomiopati, otot jantungnya akan semakin menebal saat olahraga. Hal ini membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa oksigen dan aliran listrik, terutama olahraga kompetitif dengan intensitas tinggi seperti sepak bola, futsal, tenis, ataupun lari marathon.
Adapun gejala henti jantung meliputi ambruk secara tiba-tiba, hilangnya denyut nadi, berhenti bernapas, dan hilang kesadaran secara penuh. Di samping itu, terdapat beberapa gejala yang muncul sebelum terjadinya henti jantung yang dirasakan oleh penderita. Umumnya mereka akan mengalami kondisi tidak nyaman pada dada, sesak napas, merasakan degupan yang kencang pada jantung, dan tubuh terasa lemah dan lesu.
Henti jantung mendadak dapat mengakibatkan kerusakan otak permanen hingga kematian. Karena itu, kondisi ini perlu ditangani secepatnya. Pertolongan segera berupa cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP), dan kejut jantung dapat membantu mencegah akibat tersebut.
HEALTHLINE | YAYUK WIDIYARTI | TIM TEMPO
Pilihan Editor: Deteksi Risiko Kelainan Jantung saat Olahraga dengan Cara Berikut