TEMPO.CO, Jakarta - Pakar bedah ortopedi dan traumatologi Prof. Dr. dr. Nicolaas C. Budhiparama, Sp.OT(K), menganjurkan pasien melakukan operasi sendi lutut demi kesejahteraan hidup dan memperbanyak informasi mengenai manfaat tindakan tersebut.
“(Orang) Indonesia kadang takut operasi. Pasien menunggu sampai akhirnya enggak bisa jalan. Jadi, (penyembuhan) jauh lebih susah. Dia takut karena dapat informasi enggak benar. Kembali lagi, berikan informasi yang benar dan baik, kasihan pasiennya,” kata Guru Besar Kehormatan Bidang Kedokteran Universitas Airlangga itu di Jakarta, Selasa, 9 Juli 2024.
Dosen tamu di Program Studi Fisioterapi Universitas Airlangga itu mengatakan perkembangan teknologi operasi sendi lutut kini jauh lebih canggih dan tidak menimbulkan rasa sakit yang lama. Misalnya dengan bantuan robot sehingga durasi operasi lebih singkat dan waktu pemulihan lebih cepat.
Tergantung derajat keparahan
Dia mencontohkan dengan bantuan robot, pemulihan operasi sendi lutut adalah dalam dua hari, jauh lebih cepat dibanding metode konvensional yang bisa memakan waktu beberapa minggu. Operasi dengan bantuan robot juga memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan minim rasa sakit. Tindakan operasi bisa mengembalikan fungsi lutut seperti sebelum sakit.
Kebutuhan operasi lutut tergantung derajat keparahan yang dialami pasien. Pada tingkat satu, pasien akan diberikan obat untuk mencegah penyakit naik ke tingkat selanjutnya. Jika sudah masuk tingkat kedua maka pasien perlu diberi suntikan agar derajat keparahan tidak meningkat.
Jika gangguan sudah masuk tingkatan ketiga, dokter akan melakukan pembersihan sendi. Jika sudah sampai tingkat keparahan empat maka pasien harus menjalani operasi penggantian sendi lutut.
Nicolaas meminta masyarakat banyak bergerak dan terkena sinar matahari agar kesehatan tulang dan sendi terjaga. Selain itu, konsumsi makanan yang mengandung kalsium juga penting untuk menjaga kesehatan tulang dan sendi.
Pilihan Editor: Penyebab Cedera ACL yang Dialami Banyak Olahragawan
