Marga Singgih, Mengayun Langkah Sepatu Lokal

Reporter

Editor

Rabu, 29 Juli 2009 09:44 WIB

TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO Interaktif, Jakarta - Perancang sepatu dan tas asal Italia, Sergio Rossi, punya kalimat bijak: sebagai alas kaki, sepatu juga menyempurnakan penampilan.

Namun, di mata Marga Singgih, General Manager Andre Valentino Shoes, Andre Comfort Shoes, dan Studio Nine Shoes, sepatu tak hanya bermakna sebagai alas kaki.

"Sepatu itu seperti ayunan langkah kehidupan. Sepatu melengkapi penampilan seseorang dalam setiap kegiatannya. Ke kantor, undangan, acara santai, atau saat di rumah. Setidaknya, tiap orang memiliki empat pasang sepatu," kata pria yang biasa disapa Marga ini saat ditemui di Senayan City, Jakarta, Senin lalu.

Pria yang meretas karier panjang di label lokal--tapi orang sering salah dan kecele menyangka produk sepatunya berasal dari luar negeri--ini mengaku bangga atas anggapan orang yang keliru. Dia berterus terang bahwa pada awalnya produk tersebut memang terkenal justru di Singapura dan Malaysia.

"Produk kami memang beredar di sana terlebih dulu. Lalu menjadi incaran serta kebanggaan pencinta belanja di sana, termasuk warga Indonesia yang suka bepergian dan belanja. Mereka kepincut, lalu menyangka impor," kata pria yang sering disangka pemilik label ini. "Padahal, saya cuma pegawai, ya orang kedualah," ucapnya terbahak sambil menyebutkan, pemiliknya adalah William Jong dan Ayu Puji.

Boleh jadi anggapan orang yang menyangka produknya impor benar, karena melihat kemasan, kualitas, model, kampanye, dan tagline yang diusungnya, yakni chic & comfortable serta when ever you go, sangat pas mengesankan label impor.

Di dunia alas kaki, produk Andre Valentino (AV), Studio Nine (SN), dan Andre Comfort (AC) sejajar dengan label seperti Schol, Hush Pupies, Clark, Ever Best, Charles & Keith, VNC, Rohde, dan Kiekers. "Strategi pasar kami berhasil. Pertama, kami mencoba uji nyali kekuatan di luar. Ternyata sukses, lalu masuk ke Indonesia hingga berhasil seperti sekarang."

Ranah mode Tanah Air hingga ke tingkat Asia, seperti di Singapura, Malaysia, Vietnam, Hong Kong, dan Jepang, menjadi andalan serta kekuatan pasar produk sepatu ini di kelas menengah ke atas. Rancangan yang selalu aktual, berbahan impor, dan sangat berkualitas cocok bagi pribadi dinamis, aktif, serta berwawasan global.

Target pasar AV dan SN adalah pria serta wanita berusia 24-45 tahun. Adapun AC untuk untuk usia 45 tahun ke atas. "Kami padukan komponen bahan baku lokal dan impor. Prosesnya yang serba handmade, detail, dan berkarakter membawa produk kami sejajar dengan label asing," tuturnya bangga sembari menyebutkan bahwa gerainya sudah ada 39 buah di 13 kota.

Di dunia alas kaki, label grup AV menjadi leader yang sangat diperhitungkan dari sisi desain dan bahan. Produk jenis moccasin menjadi produk sepatu unggulan terbaik di antara produk sepatu berjenis sama.

Marga menuturkan, perusahaannya menerapkan konsep bisnis tradisional dan konvensional, yakni bervisi semangat idealis memperkuat pasar lokal. Pabriknya berada di Tangerang dengan 200 pegawai yang memiliki kemampuan sesuai keahlian.

Dalam setahun dapat diproduksi 30-50 ribu pasang sepatu. Untuk Malaysia dan Singapura, pabriknya tersendiri berupa ruko. Adapun harganya bervariasi untuk wanita, pria, dan anak-anak. Pada label AV, yang levelnya A-B, dibanderol mulai Rp 500 ribu.

Tercebur dalam dunia alas kaki, diakui oleh penyuka soto mi ini, seperti ayunan langkah kehidupan. Dulu sulung dari tujuh bersaudara ini bercita-cita menjadi wartawan. Ia sempat mewujudkan impian itu lewat kuliah dalam bidang jurnalistik, namun terputus. Berkat kemampuannya di bidang agama Buddha, ia sempat menjadi guru dan dosen.

Tapi pilihan berkarier sebagai tenaga penjual menjadikannya berpengalaman dan paham atas lika-liku bisnis. "Saya bersyukur atas semangat yang ditularkan ayah: sukses itu datang dari bekerja, hati nurani, kemauan belajar, dan menghargai orang kalau kamu tidak sendirian," tuturnya tentang wejangan ampuh dari orang tuanya.

Sikap sahaja dan sederhana yang digoreskan ayah-ibunya tak sia-sia. Dalam rentang kesuksesan yang makin berjalan, ayah tiga anak ini justru makin mendekatkan diri ke proses penyeimbangan lain, bukan cuma menekuni bisnis.

Dua tahun lalu ia membangun Yayasan Sutra Bakti di bidang pendidikan, kesehatan, kemasyarakatan yang bervisi developing smart & green community. Yayasan ini juga mendirikan rumah baca, TK, serta balai pengobatan umum dan gratis di dua desa miskin, yaitu Babelan, Bekasi, dan Kedaung Barat, Sepatan Timur, Tangerang. "Obsesi ke depan, saya ingin membuat Rumah Kehidupan untuk memberdayakan masyarakat dari berbagai aspek."

HADRIANI P/GRACE S. GANDHI

Advertising
Advertising

Berita terkait

Ribuan Pekerja di Industri Sepatu Tangerang Kena PHK, Faktanya?

4 Februari 2023

Ribuan Pekerja di Industri Sepatu Tangerang Kena PHK, Faktanya?

Ribuan pekerja di industri sepatu Tangerang, Banten terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Baca Selengkapnya

Diminta Zulkifli Hasan Bangun Pabrik di Lampung, Bos Nike: Masih Banyak Tantangan

14 September 2022

Diminta Zulkifli Hasan Bangun Pabrik di Lampung, Bos Nike: Masih Banyak Tantangan

Managing Director Nike Indonesia, Joseph Warren menanggapi permintaan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan untuk membangun pabrik di Lampung.

Baca Selengkapnya

UMK Terlalu Berat, Industri Sepatu Banten Relokasi ke Jateng

14 November 2019

UMK Terlalu Berat, Industri Sepatu Banten Relokasi ke Jateng

Tak mampu bertahan karena UMK yang dinilai terlalu tinggi, 25 industri sepatu Banten merelokasi usahanya ke berbagai daerah di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Investor Taiwan Jajaki Bisnis Industri Alas Kaki di Indonesia

4 November 2019

Investor Taiwan Jajaki Bisnis Industri Alas Kaki di Indonesia

Kehadiran investor baru memungkinkan produsen alas kaki nasional untuk bersaing dengan Vietnam guna merebut pangsa global.

Baca Selengkapnya

Tren Sneaker, Industri Sepatu Diprediksi Tumbuh 5 Persen

21 Juni 2019

Tren Sneaker, Industri Sepatu Diprediksi Tumbuh 5 Persen

Sneaker merupakan salah satu jenis sepatu yang banyak diproduksi industri sepatu di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Wow, Produksi Industri Sepatu Nasional Sampai 1,4 Miliar Pasang

7 April 2019

Wow, Produksi Industri Sepatu Nasional Sampai 1,4 Miliar Pasang

Pada 2018, industri sepatu di Indonesia mencatat jumlah produksi hingga 1,41 miliar pasang.

Baca Selengkapnya

Meski Sedang Tren Sneakers, Pria Tetap Memerlukan Sepatu Kulit

21 Agustus 2017

Meski Sedang Tren Sneakers, Pria Tetap Memerlukan Sepatu Kulit

Co Founder Bro.do, Yukka Harlanda yakin bahwa sepatu kulit tetap akan digemari kaum pria, meskipun kini tengah tren sepatu jenis sneakers.

Baca Selengkapnya

Co-Founder Bro.do: Sepatu Made In Indonesia Bisa Nomor Satu

21 Agustus 2017

Co-Founder Bro.do: Sepatu Made In Indonesia Bisa Nomor Satu

Saban tahun, ratusan ribu pasang sepatu berbahan kulit dari
Cibaduyut, Bandung, itu laris dipesan konsumen.

Baca Selengkapnya

Pilah-Pilih Sepatu Luar Ruang Serbaguna

19 Juni 2017

Pilah-Pilih Sepatu Luar Ruang Serbaguna

Tak sedikit para pria yang menginginkan sepatu luar ruang yang lebih santai dan dapat digunakan untuk semuanya

Baca Selengkapnya

Sepatu Kets Apple Ini Dilelang Mulai Rp 195 Juta

8 Juni 2017

Sepatu Kets Apple Ini Dilelang Mulai Rp 195 Juta

Heritage Auctions mengatakan perkiraan angka terjualnya sepatu kets produksi Apple tersebut adalah 30.000 dolar AS atau sekitar Rp 450 juta.

Baca Selengkapnya