Inilah Motif Batik-batik Laris

Reporter

Editor

Sabtu, 3 Oktober 2009 12:25 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Dengan cermat Dewi membolak-balik daster incarannya. Pilihannya jatuh pada daster bermotif Parang. Penduduk Kelapa Gading Permai ini gemar membeli daster batik karena nyaman dan adem dikenakan. "Kadang-kadang saya juga membeli seprai," ujar Dewi di Toko Batik Anda di Boulevard Raya, Kelapa Gading, Selasa lalu.

Batik kini tak hanya daster, seprai, kain panjang, atau pakaian resmi lainnya, tapi juga pakaian sehari-hari yang bisa dikenakan ke kantor atau acara-acara informal. Kebutuhan ini dengan mudah dipenuhi oleh beberapa toko batik di Kelapa Gading. Motif apa yang paling laris?

Cipto, pekerja Toko Anda, mengatakan minat pembeli bervariasi. Orang Jawa beragam usia menyukai motif klasik, seperti Parang, Tambal, dan Sekar Jagat. Akan halnya etnis Tionghoa lebih menyukai warna terang, seperti merah, hijau, cokelat, dan merah-hijau. "Mereka berusia 40-80 tahunan," ujarnya, Senin lalu.

Toko Anda, misalnya, adalah toko batik tertua di Kelapa Gading. Toko yang didirikan pada 1985 itu menjual daster, kain, kemeja pria, hingga seprai. Harganya beragam dari Rp 50 ribu hingga ratusan ribu. Ada yang bermerek, ada pula yang tidak.

Tak hanya yang klasik, yang kontemporer dan modern pun diminati. Di Mal Kelapa Gading, penjual batik bermotif ini di antaranya adalah gerai Parang Kencana. Model dan bahannya beragam. Ada yang dari sutra, juga katun. Gerai ini menyediakan pakaian eksklusif. "Ada kemeja batik yang hanya dibuat satu untuk satu size," kata Reza, penjaga gerai itu. Harganya ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Menurut Cipto, beberapa tahun terakhir ini omzet tokonya melonjak. Anak-anak sekolah diwajibkan mengenakan batik sekali sepekan. Karenanya, kemeja-kemeja lengan pendek terjual lebih banyak. Tuti Pranoto, pemilik Toko Batik Anda, mengatakan anak sekolah menyukai batik untuk seragam dengan warna variasi. "Mereka juga suka warna cerah seperti merah dan hijau."

Menurut Reza, peminat batik di gerainya kebanyakan pria dan perempuan yang usianya 30 tahun ke atas. Mereka peminat batik eksklusif, bukan yang telah banyak ditemui di pasar.

Desainer fashion yang tinggal di Kelapa Gading, Pamela Bethia, mengatakan tren baju batik yang sedang digemari adalah yang modelnya sederhana dan modern. "Orang-orang Kelapa Gading biasanya mencari yang modern dan unik, bukan yang produksi massal lagi."

IRFAN SJAFARI

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

4 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

5 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

8 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

33 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

35 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

52 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

59 hari lalu

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya