Agar Tak Menjadi Korban Kekerasan

Reporter

Editor

Minggu, 27 Desember 2009 11:32 WIB

TEMPO/Gunawan Wicaksono

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sandra, 33 tahun, tak habis pikir mendapati anak bungsunya, Raihan, menangis karena ditampar seorang anak sebaya yang baru dikenalnya. "Kok bisa, ya, anak itu berlaku kasar," Sandra, Kamis lalu.

Kejadiannya sudah berlalu delapan tahun. Kala itu, Sandra sekeluarga menghadiri pesta pernikahan sahabatnya di Jakarta Selatan. Di tengah pesta, Raihan, waktu itu berusia 4 tahun, tergoda melihat mainan yang dipegang anak berusia 6 tahun. "Nyuwun, nyuwun (minta, minta)," kata Raihan.

Permintaan Raihan justru berbalas perbuatan kasar anak itu. "Kenapa sampai ditampar? Padahal Raihan berlaku sesuai dengan ajaran," ujar Sandra. Selama ini Sandra memang mengajarkan anaknya bersikap sopan dan santun serta rendah hati kepada siapa pun. Tata krama Jawa dia terapkan benar. Maklum, suaminya masih berdarah keraton Surakarta.

Pengalaman di pesta pernikahan itu menyadarkan Sandra bahwa dia tidak boleh hanya mengenalkan hal-hal yang baik-baik kepada anaknya. Sejak itu, dia mulai mengajarkan anaknya untuk berani melawan ketika mendapat perlakuan kasar.

Sandra mulai mengajarkan teknik pertahanan diri. Tidak segan-segan, dia menyuruh Raihan memukuli tubuhnya. "Ayo pukul Mama, pukul Mama, Nak," Sandra bercerita.

Memperkenalkan teknik bela diri kepada anak, menurut pemerhati anak dari Ashanda Consulting, Ashinfina Handayani, memang tidak salah. Tapi dia menekankan hal itu harus dalam batasan usia tertentu.

Pasalnya, kalau diajarkan terlalu dini, dikhawatirkan anak belum bisa menyerap dengan baik. Selain itu, kemampuan motorik kasar--berupa otot-otot dan sendi-sendi--anak pun masih terlalu muda.

Menurut Ashinfina, yang biasa dipanggil Sinta, dalam diri setiap individu, ada yang namanya mekanisme pertahanan diri. Tapi seberapa besar keefektifan pertahanan diri ini sebaiknya dikomunikasikan dengan anak. "Tentunya disesuaikan dengan perkembangannya," kata Sinta, Kamis lalu.

Komunikasi bisa dilakukan secara verbal kepada anak yang sudah berusia 1,5 tahun. Pada usia ini biasanya anak sudah mulai berinteraksi secara sosial dengan individu di sekitarnya. Anak sudah mulai banyak mengenal orang lain di luar keluarga inti dan mulai bermain dengan anak seusianya.

Apa yang Sandra ajarkan kepada anak agar, kalau meminta, memakai kata "nyuwun" menurut Sinta sudah benar. Tapi anak perlu juga diperkenalkan dengan cara lain. Misalnya dengan menyebutkan kata "tolong" atau "permisi".

Memang terkadang muncul benturan ketika anak bertemu dengan individu lain yang tidak berlaku seperti dirinya. Hal ini dapat diantisipasi sejak awal. Caranya, anak diperkenalkan sikap asertif dalam berperilaku dengan orang lain. Seperti sikap menghormati milik orang lain. "Bukan berarti mengalah lo, ya," kata Sinta.

Dalam kasus Sandra dengan Raihan, Sinta menyarankan sebaiknya anak diajarkan tidak terpaku pada mainan. Dorong anak untuk melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan atau bermanfaat.

Jika sudah telanjur--terjadi kekerasan terhadap anak--orang tua harus menjelaskan bahwa mungkin saja temannya itu sedang tidak mau diganggu atau sedang ingin main sendiri dengan mainannya. Atau bisa juga mengalihkan anak dengan mainan lain yang mungkin saja bisa lebih menarik.

Mengajarkan dan mendidik anak sebaiknya memang dengan cara memberi contoh dan teladan yang baik. Tapi ada kalanya orang tua menjelaskan beberapa contoh perilaku yang tidak baik. Sehingga, anak pun dapat melihat bahwa terdapat hal tidak baik atau tidak menyenangkan. "Life is not easy," Sinta mengutip Bapak Psikologi Austria Sigmund Freud.

ERWIN DARIYANTO

Berita terkait

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

13 hari lalu

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.

Baca Selengkapnya

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

34 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

50 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

59 hari lalu

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya

Baca Selengkapnya

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

1 Maret 2024

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

1 Maret 2024

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong

Baca Selengkapnya

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

21 Februari 2024

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.

Baca Selengkapnya

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

20 Februari 2024

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.

Baca Selengkapnya

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

20 Februari 2024

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.

Baca Selengkapnya

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

3 Februari 2024

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.

Baca Selengkapnya