Poetri Soehendro, Dongeng itu Elastis  

Reporter

Editor

Rabu, 21 Juli 2010 07:20 WIB

Putri Soehendro. TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO Interaktif, Apa arti dongeng? Menurut Poetri Soehendro, dongeng ibarat kendaraan. Bisa digunakan untuk tujuan apa saja. "Untuk hiburan, oke, untuk pendidikan, ayo," kata Poetri ketika ditemui di rumahnya di kawasan Cilandak Tengah, Jakarta Selatan, Senin lalu. Selain itu, Putri melanjutkan, dongeng elastis. Bisa ditarik-ulur menjadi apa saja.

Poetri adalah salah seorang pendongeng profesional dari sedikit pendongeng yang eksis di Indonesia. Ia tidak menyangka akan menjadi pendongeng. "Sejak kecil saya bodoh dan tak punya cita-cita," ujar perempuan berusia 46 tahun ini.

Poetri mengaku lemah dalam pelajaran matematika. "Ketika lulus SD dan SMP, nilai matematika saya merah," kata wanita yang lahir dan besar di Jakarta ini. "Kalau ada UAN kala itu, saya bisa mengulang ujian beberapa kali," kata dia sambil tergelak.

Walau jeblok dalam ilmu menghitung, putri tunggal dari pasangan R.H. Soehendro dan Maria Robot ini doyan baca. Dia mengaku sering dioleh-olehi cerita oleh ayahnya, yang sering keliling Indonesia. Ayahnya, pegawai di Merpati Nusantara Airlines, sering bercerita tentang soal kondisi di berbagai daerah di tempat ayahnya bertugas.

Ayahnya juga rajin memberi oleh-oleh buku. Tak hanya buku komik, buku bacaan berat juga sudah dilahapnya sejak duduk di bangku kelas V sekolah dasar. "Sejak kelas V, saya dilarang ayah baca buku bergambar," ucapnya. Kala itu dia sudah melahap karya terbitan Balai Pustaka, Marga T., Ashadi Siregar, Enyd Blyton, dan kisah Winnetou-nya Karl May.

Advertising
Advertising

Ketika SMA, prestasinya juga tak menonjol amat. "Saya terpikir untuk jadi sekretaris, soalnya kelihatan mudah." Namun, setelah lulus SMA, ibunya menyarankan agar dia menjadi guru. Alasannya sederhana. "Enggak ada guru yang nganggur dan tak ada sekolah yang tutup," ujarnya mengutip sang ibu.

Poetri mendaftarkan diri di beberapa sekolah tinggi. Ada tiga perguruan tinggi yang menerimanya, yakni Akademi Sekretaris Tarakanita, Jurusan Sastra Prancis Universitas Indonesia, dan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Jakarta. Namun kemudian ia memilih kuliah IKIP Jakarta.

Kala duduk di tingkat tiga bangku kuliah, era 1980-an, Poetri mulai hobi main, ngumpul dan kongko bareng teman-temannya di stasiun radio Prambors. Dia mulai bekerja sampingan sebagai penyiar di radio itu. "Waktu itu pekerjaan penyiar radio terdengar aneh dan tak sekeren seperti sekarang," ia mengenang.

Mendengar pekerjaan sambilannya sebagai penyiar, orang tuanya marah. "Tentu orang tua menginginkan anaknya segera lulus kuliah," kata dia. Poetri pun segera menuntaskan kuliah. Namun, seusai kuliah, harapan ibunya agar dia menjadi guru tak jua dilaksanakan. Dia justru bergelut di dunia periklanan dan rumah produksi.

Namun ia mengaku tidak bisa kerja kantoran. Hingga akhirnya dia kembali ke dunia semula: penyiar radio. "Saya ingin membuktikan bahwa kerja dengan celana pendek tetap bisa menghasilkan seperti kerja orang kantoran," kata dia.

Awal 2000-an, stasiun radio tempatnya bekerja menggelar siaran pagi. Awalnya siaran itu ditujukan bagi penduduk sekitar Jakarta yang bermobil menuju Jakarta. "Tentu mobil itu isinya ada ayah, ibu, dan anak," kata dia. Di antara siaran itu, iseng-iseng ia selipi dengan dongeng. Tak dinyana, selipan dongeng itu justru banyak pendengarnya.

Kemudian, Poetri tak hanya mendongeng secara on air. Dongeng off air juga mulai dirambah Poetri. Dia mendongeng bagi anak-anak. Pengalaman dan hobi membaca yang dia geluti sejak kecil membantunya membangun daya imajinasi. Poetri ingat kala kecil bagaimana pendongeng Pak Raden biasa mendongeng sambil menggambar. "Dia mendongeng dengan pas."

Walau begitu, awalnya Poetri mengaku kurang percaya diri. "Saya orang yang biasa bekerja di balik layar," kata dia. Namun perlahan kendala itu dikikis. Dibantu manajernya, ketika mendongeng, ia biasa didokumentasikan melalui foto ataupun video. "Dari foto atau video itu, kekurangan yang ada kemudian dievaluasi."

Poetri mengaku tak pernah bosan dengan dunia dongeng yang digelutinya. "Bagi saya, dunia dongeng bukan kerja, melainkan senang-senang." Poetri akan bangga dan penuh gairah jika ditanya profesinya sebagai pendongeng.

Dongeng pula yang membuatnya kemudian kuliah S-2 di Jurusan Intervensi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Ia ingin mempelajari lebih banyak tentang dunia anak-anak. Tesisnya pun soal dongeng. "Saya tak menyangka, dari main-main ini ternyata bisa juga diilmiahkan," kata dia.

Tak hanya bagi anak-anak, menurut dia, dongeng juga bisa diperuntukkan bagi orang dewasa. Poetri sudah beberapa kali mendongeng bagi orang dewasa. "Wayang kan sebenarnya juga dongeng," ujar Poetri.

"Dongeng juga bisa digunakan sebagai sarana mendidik."

Sebagai pendongeng, Poetri juga bisa menyebut dirinya sebagai seorang pendidik. Setidaknya, harapan ibunya agar dia menjadi guru atau pendidik akhirnya kesampaian.
Jadi memang benar, dongeng seperti kendaraan dan elastis.

NUR ROCHMI


BIODATA

Nama: Poetri Soehendro
Tempat dan Tanggal Lahir: Jakarta, 7 Juli 1964
Orang Tua: R.H. Soehendro & Maria Robot
Tokoh Favorit: Nurcholish Madjid
Hobi: Baca
Aktor Favorit: Jodie Foster
Musisi Favorit: Alicia Keys

Pendidikan :
IKIP Jakarta Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
S-2 Psikologi Universitas Indonesia Jurusan Intervensi Sosial

Riwayat pekerjaan:
1993-1999: Senior Broadcast Manager JWT Adforce
2000-2005: Penyiar radio Female
2006-sekarang: Penyiar Radio dan pendongeng

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

4 jam lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

6 jam lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

19 jam lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

20 jam lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

1 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

5 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

6 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

6 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

11 hari lalu

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.

Baca Selengkapnya