Nancy Go Wabah Bagteria  

Reporter

Editor

Rabu, 28 Juli 2010 07:13 WIB

Nancy Go. TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO Interaktif, Selasa pekan lalu, Nancy Go mengenakan pakaian hitam. Bukan karena sedang berduka, melainkan hitam-putih merupakan warna netral menjadi favorit perancang tas yang biasa disapa Nancy ini.

Seleranya yang klasik itu tertuang dalam rancangan tas tangan yang bergaya vintage yang tetap trendi sepanjang zaman. "Saya berharap tas ini kelak dapat diwariskan dari ibu ke anak hingga ke cucu mereka," ujarnya.

Tak mengherankan jika dalam satu dasawarsa berkarya, Bagteria--merek tas rancangan Nancy--mendapat tempat di hati pencinta mode. Putri Zara Philips, sosialita Paris Hilton, aktris Emma Thompson, hingga bintang Prancis Audrey Tautou adalah sederet nama yang pernah terlihat memakai Bagteria untuk melengkapi penampilan mereka.

Sebuah rumah makan di jantung Ibu Kota menjadi tempat pertemuan Nancy untuk sesi wawancara dengan Tempo. "Rumah makan ini milik saya dan keluarga," kata Nancy sore itu. Selain bisnis tas, Nancy rupanya merambah bisnis makanan sejak awal 2010. Di rumah makan ini, dia pun bercerita tentang Bagteria yang bermula dari hobi dan cinta.

"Dari dulu saya demen kerajinan tangan," ujarnya. Baju dan selendang pernah ia rajut dan sulam sendiri sebelum menamatkan sekolah menengah. Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo dan Academy of Arts San Fransisco menjadi sekolah lanjutan yang ia pilih. Nancy tak lama bekerja sebagai merchandiser untuk fashion apparel di sebuah perusahaan asing. Dia bertemu dengan calon suaminya, Bert Ng, di Singapura. kemudian ia menikah di usia 21 tahun, dan berhenti bekerja demi membesarkan tiga anaknya.

Advertising
Advertising

Tahun 2000 menjadi titik kembalinya Nancy di dunia mode. Di bawah bendera PT Metamorfosa Abadi milik suaminya, Nancy merancang Bagteria untuk pemakaian sehari-hari dan untuk pesta. "Bagteria terdengar lucu. Seperti bakteri bersayap, kami berharap tas ini dapat menyebar dan mewabah ke seluruh dunia," katanya.

Tak hanya mendesain, Nancy juga terlibat dalam proses produksi pada awal pembuatan tas Bagteria, yang keseluruhannya dibuat dengan tangan (handmade). Dari garasi rumah di Jakarta Barat, workshop berpindah dengan menyewa rumah tetangga depan serta tetangga kiri dan kanan, hingga akhirnya menyewa satu tempat berjarak 10 menit dari rumah mereka. Karyawan pun bertambah, dari lima orang menjadi ratusan. "Selama tiga bulan pertama, perajin tas hanya belajar teknik sulam dan rajut, setelah dianggap lulus baru boleh terlibat mengerjakan tas," ucap wanita berkulit putih ini.

Teknik rajut sulam dengan bahan unik menjadi ciri desain Bagteria. Dari kristal swarovski, manik, payet, batuan semi-precious, hingga emas dan perak dalam ukuran milimeter semuanya dijahit secara teliti satu per satu. Dia pun menggunakan bahan dari bulu domba, kulit belut, piton, ostrich, kulit ikan salmon, dan gading mammoth. Untuk bahan-bahan ini, ia memesan langsung ke Siberia, Islandia, dan Afrika. Meski begitu, Nancy juga memanfaatkan bahan lokal, seperti kulit piton, kulit buaya, kerang, kayu, dan perak dari perajin Bali dan Yogya.

Karena bahan bakunya unik, jumlah tas rancangannya pun terbatas. "Satu desain hanya untuk 299 tas, dan hanya ada tiga warna yang sama dari satu desain," ujar Nancy, yang membanderol harga tas berkisar Rp 1-8 juta untuk pasar Indonesia. Harga ini tergolong murah bila diukur dari nilai desain, proses pencarian bahan baku, dan tingkat kerumitan produksi. Di luar negeri, harganya naik dua kali lipat. Dalam setahun, Nancy merancang 20 desain untuk musim panas dan dingin, serta 3 desain di musim liburan.

Bagteria pertama kali diluncurkan di Hong Kong pada 2000. Saat itu ia menilai masyarakat internasional lebih menerima tas rancangannya ketimbang masyarakat Indonesia. Hingga kini tas rancangannya sering dianggap terlalu mahal. Di Hong Kong, ia memilih satu distributor sebagai master franchise yang menyebarkan Bagteria ke butik pilihan. Dua tahun kemudian, ia menembus pasar Jepang dengan cara yang sama dan negara-negara eropa di tahun berikutnya. Kini Bagteria tersebar di 30 negara termasuk Italia, Prancis, Inggris, AS, Jepang, dan Kuwait. Di Indonesia, Bagteria bisa ditemukan di Seibu dan Alun-alun Indonesia.

Ada satu pengalaman paling berkesan ketika Nancy berjalan-jalan di Hong Kong bersama distributornya. Di salah satu butik ia melihat ada yang meniru tas rancangannya. Meski tampak mirip dari kejauhan, teknik rajut dan sulam tak sehalus buatan Nancy. "Saya bete." Namun ia teringat Coco Chanel pernah berkata, "Bila suatu hari barang kamu tidak ditiru lagi, kamu boleh bersedih." Barulah ia meniru filosofi perancang legendaris asal Prancis itu. "Kemudian perasaan saya menjadi lebih baik."

Kini Nancy merasa karyanya telah diterima dunia internasional, Tanah Air pun sudah diapresiasi dengan baik. Bahkan sebuah merek internasional mempercayakan pengerjaan tas pada workshop miliknya dan beberapa kali merancang tas merek lain. "Saya ingin istirahat dan meluangkan waktu demi membalas kebersamaan yang hilang dengan anak-anak," kata ibu Brendan, 26 tahun, Brenda (17), dan Bryna (14) itu.

Nancy adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Ayahnya, yang seorang pengusaha farmasi, bekerja di Brasil dan menikahi ibunya, yang keturunan Cina setempat. "Bakat seni turun dari ibu. Ibu saya seseorang yang fashionable di eranya," kata Nancy, yang dalam waktu dekat akan menggelar peragaan dalam Reunion Show Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI

BIODATA

Nama: Nancy Go
Tempat dan Tanggal Lahir: Sao Paulo (Brasil), 6 Januari 1963
Hobi: Membaca, Merajut, dan Menyulam

Pendidikan:
1977 -- Bunka School of Fashion, Jakarta
1980 -- Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo, Jakarta
1982 -- Academy of Arts, San Fransisco

Karier:
1984 -- Merchandiser Fashion Apparel
2000 -- Pemilik dan Desainer Bagteria

Penghargaan:
2009 -- Indonesia Berprestasi (IB) Awards
2009 -- 10 Inspiring Woman Awards
2010 -- The Best Product Design
2010 -- Kartini Awards

Berita terkait

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

1 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

2 hari lalu

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

5 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

8 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

14 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee

Baca Selengkapnya

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

23 hari lalu

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

27 hari lalu

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion

Baca Selengkapnya

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

32 hari lalu

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

43 hari lalu

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.

Baca Selengkapnya

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

4 Maret 2024

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.

Baca Selengkapnya