Bot di Sepanjang Musim  

Reporter

Editor

Kamis, 23 September 2010 09:28 WIB

AP/Richard Drew

TEMPO Interaktif, Menjelang musim gugur dan musim dingin, bot mulai dicari. Bot memang bisa membuat kaki nyaman dari serangan udara dingin dan membuat penampilan semakin gaya. Tapi bot juga bisa dipakai bergaya saat musim semi dan musim panas. Mereka yang tinggal di daerah tropis pun bisa ikut bergaya dengan bot, tanpa kaki harus kepanasan.

Pada pergelaran Pekan Mode New York musim gugur, bot bertebaran di beberapa koleksi, dari bot dengan ankle rendah hingga bot tinggi di atas lutut. Bot-bot itu membuat gaya yang ditampilkan semakin terlihat kuat, seperti gaya urban warrior, glamor, eksentrik, serta bohemian.

Bot kulit selutut berwarna hitam dalam koleksi Calvin Klein membuat pemakainya terkesan kukuh sekaligus seksi dalam gaya urban warrior. Apalagi dipadukan dengan jaket bulu berwarna senada, mengingatkan kita akan penampilan tokoh Xena The Warrior Princes.

Adakalanya gaya urban warrior terlihat elegan dengan bot setengah betis. Masih dengan atasan yang dibalut jaket panjang hitam dengan potongan yang rapi seperti pada koleksi Narciso Rodriguez. Lain lagi dengan gaya konservatif glamor yang ditampilkan Max Azria. Terusan abu-abu berlengan panjang dengan bentuk lurus tanpa lekuk pinggul terlihat sederhana sekaligus glamor dengan padu padan bot pendek berwarna serupa.

Bot juga bisa tampil dalam gaya yang eksentrik. Bot hitam bertali dengan garis merah sebagai frame-nya melengkapi rok selutut merah marun dalam balutan jaket berbulu cokelat. Sedangkan buat pencinta gaya ala jalanan, bot sangat cocok melengkapi penampilan dengan bot bertali dengan stiletto, brutal sekaligus seksi.

Advertising
Advertising

Umumnya bot terbuat dari kulit atau karet agar tahan air, lumpur, dan salju. Bahkan bot untuk pekerja di pabrik besi dirancang supaya tahan terhadap besi cair. Ada pula bot yang dirancang tahan terhadap bahan kimia tertentu supaya bisa dipakai oleh pekerja yang banyak berhubungan dengan bahan tersebut. Jahitannya dibuat ketat dan kuat agar efektif melindungi kaki dari berbagai materi yang berbahaya. Belakangan bot dibuat dari berbagai bahan lainnya, seperti kanvas.

Selain itu, ada bot yang dirancang untuk aktivitas olahraga, seperti berkuda, ski, snowboarding, ice skating, dan olahraga lainnya yang dilakukan di daerah yang basah. Pada awalnya, bot dipasangi paku dan hak tinggi, serta lempengan pelindung jari. Tapi sekarang bot dibuat dengan sol karet yang tebal, dan kadang malah dibuat terbuka di bagian jarinya.

Awalnya, bot memang dirancang secara fungsional, tapi kemudian dibuat lebih fashionable dengan berbagai detail tambahan, seperti hak tinggi, sol platform, atau dengan ruitsleting dan sejenisnya. Bot buat pekerja, seperti bot Dr Martens yang terkenal itu, meniru gaya bot komunitas skinhead dan punk, yang merupakan ciri khas bagian dari pakaian mereka. Gaya tersebut kemudian banyak menjadi inspirasi di dunia fashion, termasuk untuk bot perempuan.

Belakangan, bot pun marak digunakan pada musim semi dan panas dengan bagian jari atau tumit yang terbuka, sehingga kaki tidak terasa panas. Bot jenis ini sering disebut bot sandal. Dalam beberapa bulan terakhir ini, bot dengan hak wedge juga mulai marak di dunia fashion. Tetap dengan mempertahankan bahan yang umumnya dari kulit menutup seluruh bagian kaki hingga ankle atau lebih tinggi, tapi dimodifikasi dengan ornamen tali-tali, sehingga kulit kaki tak sepenuhnya tertutup.

Bot yang tidak menutupi seluruh permukaan kaki ini bisa dikenakan dalam acara-acara yang berudara panas. Sebab, kaki bisa mendapat udara dari luar karena tidak seluruh bagian tertutup. Ada yang dengan model tali ankle strap dengan bagian tengahnya tertutup seperti kaus kaki. Ada pula yang penuh dengan tali-tali, sehingga kaki terlihat seksi. | AQIDA SWAMURTI


Hikayat Bot Sang Dokter

Bicara sejarah bot tidak lepas dari kisah hidup Dr Klaus Marten. Dia adalah dokter tentara Jerman pada era Perang Dunia II yang mengalami cedera kaki pada 1945. Supaya tetap bisa mengenakan botnya, dia memodifikasi sepatu itu dengan memberi lapisan kulit dan bantalan udara yang empuk. Setelah perang berakhir, berbekal pengalaman ini, sang dokter mencoba menjual ide inovasinya dan menjalankan sebuah perusahaan sepatu rumahan berskala kecil di Jerman.

Pada 1960, sebuah perusahaan bernama Griggs Group membeli lisensi sepatu itu untuk dipasarkan di Inggris. Perusahaan ini melakukan sedikit perbaikan dalam desainnya: membuat ciri khas berupa jahitan sol sepatu dengan benang warna kuning, lalu memberi label dan memproduksi sol bermerek Airwair. Di sinilah menjadi titik penting sejarah sepatu sang dokter. Bot klasik Docmart-1490 untuk pertama kalinya menginjak pasar London.

Bot warna merah cherry yang didesain nyaman dan praktis ini ternyata disukai oleh kalangan pekerja. Banyak sekali buruh pabrik, tukang pos, bahkan petugas polisi, memakainya saat bertugas. Image sebagai sepatu milik common people pun terbentuk secara alami dan merebut perhatian anak muda dari kalangan sub-kultur punk. Pada akhir 1960-an, sepatu sang dokter banyak dipakai oleh komunitas skinhead Inggris dan geng-geng di jalanan. Mereka punya kebiasaan aneh menyemir bot merah Docmart dengan semir warna hitam sampai warnanya jadi merah gelap dan mengkilap seperti kelereng.

Gaya ini semakin populer pada 1970-an ketika dikenakan oleh kalangan artis punk rock, ska, psychobillies, gothic, industrialis, hardcore, straight-edge, glam, bahkan new wave. Melalui bantuan para musisi tersebut, bot Docmart dari Kota London menyebar ke seluruh dataran Inggris dan Eropa hingga ke seluruh dunia.

Puncaknya, pada 1900-an, sepatu Docmart berkembang menjadi tren yang menjangkiti semua orang, tidak lagi sebatas sub-kultur punk. Setelah menjadi industri besar, sebagian komunitas skinhead sejati, yang identik dengan spirit anti-kemapanan dan anti-kapitalisme, mulai mempertanyakan brand sang dokter. Mereka pun mulai beralih ke merek pesaing Docmart, seperti Grinder, Ranger, dan Gripfast.

Tapi bot sang dokter telanjur mencetak jejak solnya di wajah sejarah dunia. Docmart merupakan sepatu yang menjadi legenda di dunia fashion anak muda. Ibaratnya, ia seperti tren yang dilontarkan oleh anak muda di seluruh dunia, jauh sebelum era MTV, iTunes, YouTube, dan MySpace. | HADRIANI P | pelbagai sumber

Berita terkait

Ribuan Pekerja di Industri Sepatu Tangerang Kena PHK, Faktanya?

4 Februari 2023

Ribuan Pekerja di Industri Sepatu Tangerang Kena PHK, Faktanya?

Ribuan pekerja di industri sepatu Tangerang, Banten terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Baca Selengkapnya

Diminta Zulkifli Hasan Bangun Pabrik di Lampung, Bos Nike: Masih Banyak Tantangan

14 September 2022

Diminta Zulkifli Hasan Bangun Pabrik di Lampung, Bos Nike: Masih Banyak Tantangan

Managing Director Nike Indonesia, Joseph Warren menanggapi permintaan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan untuk membangun pabrik di Lampung.

Baca Selengkapnya

UMK Terlalu Berat, Industri Sepatu Banten Relokasi ke Jateng

14 November 2019

UMK Terlalu Berat, Industri Sepatu Banten Relokasi ke Jateng

Tak mampu bertahan karena UMK yang dinilai terlalu tinggi, 25 industri sepatu Banten merelokasi usahanya ke berbagai daerah di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Investor Taiwan Jajaki Bisnis Industri Alas Kaki di Indonesia

4 November 2019

Investor Taiwan Jajaki Bisnis Industri Alas Kaki di Indonesia

Kehadiran investor baru memungkinkan produsen alas kaki nasional untuk bersaing dengan Vietnam guna merebut pangsa global.

Baca Selengkapnya

Tren Sneaker, Industri Sepatu Diprediksi Tumbuh 5 Persen

21 Juni 2019

Tren Sneaker, Industri Sepatu Diprediksi Tumbuh 5 Persen

Sneaker merupakan salah satu jenis sepatu yang banyak diproduksi industri sepatu di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Wow, Produksi Industri Sepatu Nasional Sampai 1,4 Miliar Pasang

7 April 2019

Wow, Produksi Industri Sepatu Nasional Sampai 1,4 Miliar Pasang

Pada 2018, industri sepatu di Indonesia mencatat jumlah produksi hingga 1,41 miliar pasang.

Baca Selengkapnya

Meski Sedang Tren Sneakers, Pria Tetap Memerlukan Sepatu Kulit

21 Agustus 2017

Meski Sedang Tren Sneakers, Pria Tetap Memerlukan Sepatu Kulit

Co Founder Bro.do, Yukka Harlanda yakin bahwa sepatu kulit tetap akan digemari kaum pria, meskipun kini tengah tren sepatu jenis sneakers.

Baca Selengkapnya

Co-Founder Bro.do: Sepatu Made In Indonesia Bisa Nomor Satu

21 Agustus 2017

Co-Founder Bro.do: Sepatu Made In Indonesia Bisa Nomor Satu

Saban tahun, ratusan ribu pasang sepatu berbahan kulit dari
Cibaduyut, Bandung, itu laris dipesan konsumen.

Baca Selengkapnya

Pilah-Pilih Sepatu Luar Ruang Serbaguna

19 Juni 2017

Pilah-Pilih Sepatu Luar Ruang Serbaguna

Tak sedikit para pria yang menginginkan sepatu luar ruang yang lebih santai dan dapat digunakan untuk semuanya

Baca Selengkapnya

Sepatu Kets Apple Ini Dilelang Mulai Rp 195 Juta

8 Juni 2017

Sepatu Kets Apple Ini Dilelang Mulai Rp 195 Juta

Heritage Auctions mengatakan perkiraan angka terjualnya sepatu kets produksi Apple tersebut adalah 30.000 dolar AS atau sekitar Rp 450 juta.

Baca Selengkapnya