Agar Tak Terbelit Kredit  

Reporter

Editor

Jumat, 11 Februari 2011 05:35 WIB

TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO Interaktif, Jakarta - Sudah hampir sebulan ini telepon seluler Erwin sering kedatangan pesan tak diundang. Isinya, tawaran kredit tanpa agunan dari salah satu bank nasional. "Sehari bisa dua kali pesan pendek itu datang," kata bapak satu anak ini.

Walau tak digubris, petugas pemasaran dari bank itu tetap gigih menawarkan kredit tanpa agunan melalui pesan pendek. Syaratnya mudah, nilainya sampai Rp 200 juta. Bahkan mereka kemudian menelepon. Tapi Erwin tetap tak terbujuk. "Maaf, saya sedang tak butuh uang," kata pria 30 tahun itu.

Sikap Erwin tentu tepat: jangan mudah tergoda. Menurut konsultan perencanaan keuangan Mike Rini Sutikno dari MRE, Financial & Business Advisory, dalam mengambil pinjaman, harus ada alasan kebutuhan. "Jika tak ada kebutuhan, jangan ambil pinjaman," kata dia. Tawaran pinjaman memang sedang marak. Namun tak harus selalu diiyakan.

Walaupun sedang tak ada beban cicilan, jika tak ada kebutuhan, sebaiknya jangan mengambil pinjaman. Bahkan tidak selalu setiap kebutuhan harus dipenuhi dengan pinjaman.
Pinjaman bisa diambil jika menyangkut kebutuhan prioritas. Misalnya rumah bagi mereka yang sudah berumah tangga. Jika untuk kebutuhan membeli ponsel atau perangkat hiburan, tak perlu meminjam. "Karena itu bukan kebutuhan prioritas."

Selain itu, untuk mengambil pinjaman, perlu dilihat kemampuan kita dalam melunasi pinjaman tersebut. "Mengambil pinjaman memang mudah, tapi tak mudah buat mengembalikannya," kata dia. Batas aman yang disarankan, besaran cicilan utang adalah 30 persen dari penghasilan kita. Pasalnya, jika beban cicilan besar, penghasilan hanya akan digunakan buat membayar cicilan, sehingga terbelit kredit.

Jika sudah ada kebutuhan prioritas dan kemampuan untuk mengembalikan, baru konsumen yang memilih jenis pinjaman sesuai dengan kebutuhan. "Kita proaktif yang memilih jenis pinjaman," kata dia. Misalkan, ketika hendak membeli rumah, walaupun datang tawaran kredit tanpa agunan, jika lebih sesuai dengan kredit perumahan, lebih baik memakai kredit perumahan.

Hal ini tidak hanya berlaku untuk mereka yang sudah berkeluarga, tapi juga bagi mereka yang masih lajang. "Justru karena masih lajang, maka perlu dilakukan sejak dini," kata Rini. Pasalnya, umumnya kaum lajang memiliki kebutuhan lebih sedikit jika dibanding mereka yang sudah berumah tangga.

Rini menyatakan fase transformasi dari lajang ke berpasangan umumnya mencapai 3-10 tahun. Artinya, masa lajang selama masa ini digunakan untuk persiapan menuju masa berpasangan. Jadi, walaupun lajang, dalam mengatur keuangan tak harus seenaknya.

Buat kaum lajang, Rini menyarankan, beban cicilan tetap maksimal 30 persen dari penghasilan. Sedangkan investasi dan tabungan sebesar 20-30 persen. Sisanya baru untuk konsumsi.

NUR ROCHMI

Berita terkait

Banjir Promo Tiket Wisata dari Bank CIMB Niaga di Cathay Pacific Travel Fair 2024, Besok Berakhir

56 hari lalu

Banjir Promo Tiket Wisata dari Bank CIMB Niaga di Cathay Pacific Travel Fair 2024, Besok Berakhir

Bank CIMB Niaga dan maskapai penerbangan Cathay Pacific Airways Limited menggelar Cathay Pacific Travel Fair 2024 untuk menghadirkan beragam promo tiket wisata favorit dunia.

Baca Selengkapnya

Daftar Promo HUT BCA untuk Produk Fesyen, dari Crocs, Converse, hingga Optik Melawai

21 Februari 2024

Daftar Promo HUT BCA untuk Produk Fesyen, dari Crocs, Converse, hingga Optik Melawai

PT Bank Central Asia Tbk atau BCA menawarkan sejumlah promo produk fashion dalam rangka perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-67 BCA.

Baca Selengkapnya

Kartu Kredit Jenius: Keunggulan, Cara Pengajuan, dan Aktivasinya

3 Februari 2024

Kartu Kredit Jenius: Keunggulan, Cara Pengajuan, dan Aktivasinya

Kartu kredit Jenius memiliki banyak keunggulan, salah satunya proses pengajuan yang mudah. Berikut cara pengajuan dan aktivasinya.

Baca Selengkapnya

Limit Kartu Kredit Mandiri dan Cara Meningkatkannya

24 Januari 2024

Limit Kartu Kredit Mandiri dan Cara Meningkatkannya

Limit kartu kredit Mandiri mulai dari Rp2 juta sampai miliaran rupiah. Nasabah bisa menaikkan limit kartu kredit Mandiri. Berikut ini caranya.

Baca Selengkapnya

Cara Menutup Kartu Kredit BNI, Bisa Lewat Kantor Cabang hingga Call Center

10 Januari 2024

Cara Menutup Kartu Kredit BNI, Bisa Lewat Kantor Cabang hingga Call Center

Bagi Anda yang ingin menutup kartu kredit BNI, bisa mengikuti beberapa cara ini. Simak cara menutup kartu kredit BNI yang aman dan cepat.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Mengecek BI Checking

19 Desember 2023

Begini Cara Mengecek BI Checking

BI checking berfungsi untuk mengetahui riwayat kredit.

Baca Selengkapnya

Kata BNI Soal Penipuan Kartu Kredit yang Rugikan 20 Nasabahnya Rp 1 Miliar

16 Desember 2023

Kata BNI Soal Penipuan Kartu Kredit yang Rugikan 20 Nasabahnya Rp 1 Miliar

BNI memberikan tanggapan atas kasus penipuan nasabah bank itu yang kini ditangani Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

20 Orang Jadi Korban Dugaan Penipuan Kartu Kredit BNI, Polda Metro Jaya: Kerugian Rp 1 Miliar

13 Desember 2023

20 Orang Jadi Korban Dugaan Penipuan Kartu Kredit BNI, Polda Metro Jaya: Kerugian Rp 1 Miliar

Polda Metro Jaya mencatat 20 orang diduga menjadi korban penipuan kartu kredit BNI. Kerugian ditaksir mencapai Rp 1 miliar.

Baca Selengkapnya

JPMorgan Prediksi Keuangan Warga Amerika Serikat Bakal Terseok-seok

10 Desember 2023

JPMorgan Prediksi Keuangan Warga Amerika Serikat Bakal Terseok-seok

JPMorgan mengungkap proyeksi sebagian besar warga Amerika Serikat sudah kehabisan uang tabungannya.

Baca Selengkapnya

Sederet Bank Terjun ke Bisnis Paylater, Ekonom: Fenomena Wajar, Bukan Lompatan Besar

7 Desember 2023

Sederet Bank Terjun ke Bisnis Paylater, Ekonom: Fenomena Wajar, Bukan Lompatan Besar

Saat ini, sederet perbankan sudah dan akan merambah ke segmen bisnis Buy Now Pay Later (BNPL) alias paylater (bayar nanti). Bagaimana tanggapan ekonom?

Baca Selengkapnya