Berbagi Kisah di Panggung Kebaya

Reporter

Editor

Selasa, 5 April 2011 17:41 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Maudy Koesnaedi membuka acara Kamis malam lalu dengan suara lirihnya. Dari lantai dua panggung Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki, dia membacakan baris-baris kisah hidup Raden Sirait, lelaki Porsea, Sumatera Utara, yang malam itu merayakan lima tahun kiprahnya dalam merancang kebaya.

Di lantai bawah panggung itu, Ardina Rasti meliuk-liukkan tubuhnya dalam balutan kebaya adibusana merah. Kemudian Smitha Anjani, Shireen Sungkar, Dinda Kanya Dewi, Donita, dan Nuri Maulida muncul perlahan-lahan mengisi lantai bawah panggung yang semakin terang.

Selanjutnya, layar panggung dibuka utuh. Panggung Teater Jakarta ternyata disulap menjadi panggung tiga lantai. Di lantai tiga, Dea Mirella menyanyikan lagu Angel milik Sarah McLachlan diiringi musik kontemporer besutan Vicky Sianipar.

Kejutan belum selesai, Nadine Chandrawinata “terbang” dari sisi kanan panggung dengan jubah ungu panjang dan berhenti di lantai dua panggung tengah. Selebritas di lantai satu naik ke lantai dua. Mereka menari dalam nada-nada indah yang terlantun dari bibir Dea Mirella.

Penonton baru menyadari bahwa inilah sekuens pertama yang diberi judul “Angel”. Tujuh selebritas di lantai dua panggung tengah memerankan bidadari yang turun dari kahyangan dalam balutan kebaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu layaknya pelangi. Mereka turun ke bumi untuk mandi, sehingga kebaya berhias payet dan kristal itu dibuka. Kini, hanya dengan mengenakan bustier yang juga penuh dengan kilau, para bidadari itu menari. Menari. Dan terus menari, hingga alunan suara Dea dan musik kontemporer itu berhenti.

Panggung gelap. Namun drama belum usai. Kegelapan itu hanya satu dari 15 pergantian sekuens dalam pergelaran mode teatrikal ini. Raden Sirait tak setengah-setengah dalam merayakan lima tahun berkarya bersama kebaya. Kebaya adibusana, ekstravaganza, dengan sentuhan total mulai dari kerut, payet, kristal, bulu, hingga jumbai memang jadi ciri khasnya dalam lini busana utama berlabel “Kebaya For The World” itu.

Kebaya yang ia rancang pun jauh dari konsep kebaya tradisional yang dipakai perempuan Jawa masa lalu. Untungnya, dia cukup pintar untuk menampilkan 155 kebaya ekstravaganza itu dalam satu pertunjukan teatrikal. Musik, tarian, nyanyian, dan koreografi dalam pergelaran ini menyeimbangkan sentuhan total Raden dalam kebaya adibusana rancangannya.

Raden, yang terlibat langsung dalam pertunjukan ini, sepertinya juga mampu melihat bakat-bakat unik teman-temannya. Hampir semua yang disebutnya “teman”, bahkan “soulmate”, terlibat dalam pergelaran ini. Misalnya Asty Ananta, ikon “Kebaya for The World”, menarikan burlesque dan tap dance dalam sekuens ketiga pertunjukan ini. Kebaya putih dipasangkan dengan hot pant hitam, tongkat, dan topi. Asty dan penari lainnya juga berhasil mengajak penonton yang hadir turut bergoyang,

Selain itu, masih ada 18 teman wanita Raden dari berbagai profesi yang menjadi model dalam pergelaran ini. Mereka bukan model, aktris, atau selebritas. Sebagian besar justru ibu rumah tangga, ada pula CEO, manajer mal, dan jurnalis. Tinggi mereka rata-rata. Ada yang terlalu kurus atau sebaliknya. Namun semuanya tampil memukau dalam kebaya Raden.

“Saya ingin teman-teman yang menjadi bagian dalam perjalanan hidup saya turut naik ke panggung,” kata Raden kepada Tempo saat wawancara untuk Profil dua bulan sebelumnya.

Sebetulnya 15 sekuens dalam 2,5 jam pergelaran memang terlalu panjang. Apalagi pertunjukan ini dimulai tidak tepat waktu, sehingga berakhir tengah malam. Walhasil, sampai sekuens keempat, penonton masih berfokus dalam pertunjukan ini. Terutama saat Ayu Laksmi menyenandungkan Maha Asa yang syairnya menggunakan bahasa Kawi. Nuansa magis begitu kental saat sekuens keempat dibuka.

Tak lupa akan asal-usulnya, satu sekuens didedikasikan kepada tanah kelahiran dan sukunya, Batak. Raden sendiri terlahir dari satu keluarga kurang mampu--ayahnya seorang penjahit dan ibunya buruh tani buta huruf. Namun hal itu justru membuat Raden berkeinginan kuat meraih sukses.
“Saya tak bisa menggambar. Saya tak bisa membuat sketsa desain, pola, atau jahit," katanya. Namun dia menganggap dirinya merupakan bukti bahwa "Tuhan menganugerahkan talenta dan memberi kesempatan seluas-luasnya bagi manusia untuk juga mencipta, tanpa pamrih”.l AMANDRA MUSTIKA MEGARANI

Berita terkait

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

15 jam lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

1 hari lalu

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

4 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

7 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

13 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee

Baca Selengkapnya

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

21 hari lalu

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

26 hari lalu

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion

Baca Selengkapnya

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

31 hari lalu

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

42 hari lalu

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.

Baca Selengkapnya

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

59 hari lalu

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.

Baca Selengkapnya