Derita Akibat Stephen Johnson

Reporter

Editor

Selasa, 12 April 2011 09:11 WIB

sxc.hu

TEMPO Interaktif, Makassar -Kulit bisa melepuh setelah terkena kobaran api. Tetapi jika tiba-tiba kulit melepuh begitu saja, tanpa diketahui pasti penyebabnya, bisa membuat panik siapa pun yang mengalaminya. Pengalaman itulah yang dirasakan oleh Andi Wahyuni Ratu. Bulan lalu, tiba-tiba kulitnya membengkak, lalu perlahan-lahan timbul bercak dan melepuh. Ia merasakan kulitnya perih seperti terbakar api.

Kulit Wahyuni melepuh setelah menjalani operasi caesar, Februari lalu. Joko Susilo, suaminya, mengatakan Wahyuni ada kemungkinan keracunan obat-obatan yang ia konsumsi selama proses perawatannya seusai operasi.

Gejala-gejala yang dialami Wahyuni ini merupakan pertanda serangan sindrom Stephen Johnson. Sindrom ini belum begitu familier di masyarakat. "Begitu pula dengan penyebabnya," ujar Safruddin, dokter spesialis kulit dan kelamin dari Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, saat ditemui di rumahnya, Minggu lalu.

Sindrom ini, kata Safruddin, terjadi ketika sel-sel pertahanan tubuh menjadi sangat sensitif atau hipersensitif atas reaksi obat-obatan. Kandungan obat-obatan tersebut mengandung zat aktif yang menjadi antigen. Ini adalah zat yang dianggap asing, sehingga harus dieliminasi oleh tubuh. Reaksi sel pertahanan yang hipersensitif terhadap antigen inilah yang menimbulkan alergi.

Akibatnya, muncullah gejala seperti kulit melepuh. Gejala ini, kata Safruddin, tidak hanya menyerang kulit, tapi juga bagian lubang-lubang tubuh, seperti mata, mulut, alat kelamin, dan anus. "Gejalanya seperti mata memerah dan melepuh. Selain itu, bibir melepuh dan kehitam-hitaman," kata Safruddin. Dan yang paling parah adalah kulit yang melepuh menyebar ke seluruh tubuh, seperti mendapat luka bakar. Penderita juga mengalami demam tinggi.

Sindrom Stephen Johnson juga dikenal dengan nama hipersensitif tipe lambat. Karena gejalanya baru muncul sekitar 14 hari setelah kejadian penyebabnya. Obat-obatan yang selama ini dicurigai bisa menimbulkan sindrom, di antaranya obat penurun panas parasetamol dan cotrimoxazole, obat antibiotik dan anti-infeksi ciprofloxacin serta obat anti-nyeri dan peradangan asam mefenamat.

Safruddin mengatakan penanganan sindrom Stephen Johnson harus cepat dan tepat dengan memberi obat mexanitaxol. Ini adalah obat yang dapat menekan sistem pertahanan tubuh agar tidak hipersensitif. Obat ini diberikan dalam bentuk tablet bagi mereka yang belum terlalu parah, seperti penderita Stephen Johnson pada mata dan bibir.

Sedangkan bagi penderita yang terkena gejala kulit melepuh di sekujur tubuh, mexanitaxol diberikan dalam bentuk cairan infus. Untuk penderita yang gejalanya sangat parah, menjalar ke lubang-lubang tubuh, diperlukan penanganan tambahan, yakni dengan transfusi darah. "Transfusi untuk mengganti sel-sel yang hipersensitif," kata Safruddin.

Penanganan pasien sindrom ini, katanya, sering kali lambat dan kurang tepat karena sindrom ini kurang familier. Pasien juga biasanya mendatangi dokter yang kurang tepat. Sebaiknya, kata Safruddin, penyakit ini ditangani oleh dokter khusus penyakit kulit dan kelamin.

Penderita sindrom Stephen Johnson bisa sembuh total, seperti pengalaman Wahyuni, yang bisa sembuh dalam waktu sebulan. Safruddin mengatakan penyembuhan Stephen Johnson juga tak meninggalkan luka.
| SUKMAWATI


Bukan Keracunan Obat

Sindrom Stephen Johnson bisa menyerang siapa saja. Namun tidak diketahui kapan seseorang bisa menjadi hipersensitif terhadap obat-obatan. Safruddin, dokter spesialis kulit dan kelamin Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, mengatakan sepanjang 2010, ia menangani empat pasien Stephen Johnson. Pasien tersebut berusia 10 tahun, tapi ada pula yang berusia sekitar 30 tahun.


Safruddin menegaskan, sindrom Stephen Johnson merupakan reaksi alergi terhadap obat-obatan. "Bukan keracunan obat!" Jadi, menurut dia, meski seseorang mengkonsumsi obat sesuai dengan dosis dan anjuran dokter, masih bisa terkena sindrom ini.

Tak hanya sensitif terhadap obat-obatan, sindrom ini juga bisa menyerang seseorang yang alergi terhadap radiasi X-ray. Biasanya pasien mengalami alergi setelah menjalani Rontgen.
| SUKMAWATI

Jenis Sindrom Hipersensitif Lainnya
1. Eritema multiforme minor, yaitu reaksi hipersensitif terhadap infeksi virus cacar. Gejala ini dapat sembuh dengan sendirinya.
2. Anafilaxys, yaitu sindrom hipersensitif terhadap obat-obatan yang dikonsumsi melalui suntikan. Reaksinya bisa mengakibatkan kematian.
3. Atotoxic, yaitu reaksi hipersensitif terhadap kandungan protein dalam antiserum.
4. Antigen antibody complex, yaitu reaksi hipersensitif terhadap obat-obatan antialergi.
| SUKMAWATI

Berita terkait

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

9 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

9 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

10 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

12 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

12 hari lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

18 hari lalu

4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

Empat macam obat umum ini disebut berpeluang membuat orang panjang umur. Simak sebabnya dan penjelasan peneliti.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

22 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

25 hari lalu

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel

Baca Selengkapnya

Hakim ICJ Perintahkan Israel Memastikan Makanan dan Obat-obatan Masuk ke Gaza

34 hari lalu

Hakim ICJ Perintahkan Israel Memastikan Makanan dan Obat-obatan Masuk ke Gaza

Para hakim (ICJ) dengan suara bulat memerintahkan Israel untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan pasokan makanan pokok ke Gaza

Baca Selengkapnya

Obat-obatan yang Tak Dianjurkan Diminum sebelum Mengemudi

43 hari lalu

Obat-obatan yang Tak Dianjurkan Diminum sebelum Mengemudi

Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi aktivitas mengemudi segera setelah diminum. Berikut obat-obatan yang sebaiknya dihindari.

Baca Selengkapnya