Menilik Kilauan Perhiasan Indonesia  

Reporter

Editor

Rabu, 4 Mei 2011 18:03 WIB

Perhiasan

TEMPO Interaktif, Jakarta -Perhiasan tak lagi dipandang sekedar asesoris pelengkap bagi kaum pria maupun perempuan. Model desain perhiasan yang semakin menarik, cantik, unik, dan elegan membuatnya naik tingkat menjadi jati diri dan tingkat strata seseorang. Bentuk kalung, cincin, anting, dan gelang pun semakin berkembang tak lagi berbentuk “Single Piece” tetapi semakin rumit dan customize sesuai keinginan kreatifitas masing-masing pembelinya. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan para pengusaha industri perhiasan di Indonesia yang akan menyelenggarakan pameran perhiasan internasional terbesar 2011 bertajuk ASEAN Jewellary Expo 2011 yang dibuka hari Kamis besok (5/5). Pameran ini sekaligus menyambut kedatangan Negara ASEAN ke Jakarta.

“Pameran perhiasan dilakukan dari tanggal 5-8 Mei dengan diikuti 120 peserta dengan masing-masing membawa koleksi 500 hingga 1000 jenis. Peserta berasal dari toko, pengusaha, distributor, pabrikan, perusahaan permesinan, pengusaha kemasan, pengrajin, dan desainer dari berbagai skala usaha. Harganya pun bermacam-macam dari ratus ribuan hingga miliaran rupiah,” ujar Ketua Panitia ASEAN Jewellary Expo 2011 sekaligus Ketua Asosiasi Produsen Perhiasan Indonesia, Leo Hadi Loe, saat konfrensi pers hari ini (3/5).

Bagi pencinta dan pengkoleksi perhiasan juga akan dimanjakan dengan berbagai display perhiasan siap jual berasal dari Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei, Myanmar, Kamboja Laos, dan Vietnam yang kesemuanya merupakan anggota ASEAN. Sebagai organisasi geopolitik, ASEAN memang mempunyai pasar yang potensial karena memiliki populasi 580 juta penduduk atau 9 persen dari populasi dunia dan memiliki Produk Domestik Bruto US$1,6 triliun.

Sekjen Asosiasi Pedagang dan Produsen Emas Permata Indonesia, Iskandar Husein, membanggakan kekayaan batuan yang dimiliki Indonesia. Dari segi bahan baku, Indonesia ternyata memiliki keunggulan diperkaya oleh batuan yang berkualitas wahid sedunia. Batuan bernilai tinggi itu adalah batu Amatis, Kecubu, Opal (Kalimaya) asal Sukabumi dan Cianjur, Intan, Batu Sabun, dan Batu Bacang. Batu Bacang itu sendiri sudah dikenal sebagai batu gioknya Indonesia karena warnanya yang sangat khas yaitu berwarna hijau dan biru.

“Lucunya, batu Sabun yang ada di Sukabumi dan Kalimantan itu banyak diburu oleh Negara asing. Namun seringkali dijadikan batu pengeras jalan bahkan pengganjal truk disini. Padahal batu itu jika dijual dalam bentuk bongkahan saja mencapai Rp 3,5 juta hingga 5 juta rupiah. Kalau batu itu dibentuk dan dijual di Thailand bisa mencapai Rp 10 jutaan dengan ukuran tidak lebih dari satu jengkal,” ungkap Iskandar.

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian, Euis Saedah, menyambut baik pameran ini karena dapat dijadikan ajang pengasahan kreatifitas sekaligus pembelajaran pengusaha perhiasan skala kecil dan menengah. Karena meskipun batuan di Indonesia berkualitas baik, namun dalam pengelolaannya justru belum mampu memenuhi mutu, dan standar ukuran internasional bagi usaha kecil dan pengrajin daerah. Inilah yang amat disayangkan dan membuat pertumbuhan impor bahan baku perhiasan tetap tinggi atau tiga kalinya ekspor perhiasan yang dilakukan Indonesia yang hanya US$ 196 juta pada 2009.

“Sangat amat disayangkan kebanyakan usaha kecil perhiasan ini kurang hardware, software, dan brainwarenya. Padahal penyerapan tenaga kerja untuk perhiasan ini mencapai 367 ribu orang. Untuk itu ajang networking dan manajemen informasi harus selalu dilakukan agar kita semakin maju untuk bersaing. Terutama daerah pengrajin batuan Pacitan yang begitu banyak memiliki bahan baku bernilai jual tinggi,” ujar Euis.

Beberapa hal menarik dari pameran perhiasan ini adalah pemilihan Mr. Goldman yaitu pengunjung yang dapat mengangkat emas murni seberat 12,5 kg paling lama dengan hadia emas murni seberat 30 gram. Acara lain yang akan disajikan adalah talkshow mengenai investasi emas serta workshop merangkai perhiasan dari Indonesia Wire Jewelry Community untuk umum serta tidak dipungut biaya. Dan tentu saja yang paling dinanti oleh sosialita pengkoleksi perhiasan, yaitu tren perhiasan 2011 dan 2012 yang akan dirilis oleh produsen perhiasan seIndonesia. Ingin terlihat elegan dan tidak ketinggalan zaman, siapkan kantong tebal dan kunjungilah pameran ini di Balai Kartini, Jakarta. RENNY FITRIA SARI

Berita terkait

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

7 jam lalu

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

4 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

6 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

13 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee

Baca Selengkapnya

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

21 hari lalu

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

26 hari lalu

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion

Baca Selengkapnya

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

30 hari lalu

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

41 hari lalu

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.

Baca Selengkapnya

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

58 hari lalu

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.

Baca Selengkapnya

IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

6 Februari 2024

IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.

Baca Selengkapnya