Pemerintah Pertimbangkan Vaksin HIB  

Reporter

Editor

Jumat, 29 Juli 2011 13:05 WIB

Seorang murid sekolah mendapat vaksinasi flu babi (H1N1) di Taipei (16/11). Pemerintah Taiwan melakukan vaksinasi kepada murid-murid TK dan sekolah dasar, serta wanita hamil. REUTERS/Nicky Loh

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah akan mempertimbangkan vaksin Haemophilus influenzae type B (HIB) untuk dimasukkan ke dalam vaksin dasar.

Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan ada tiga vaksin baru yang menjadi pertimbangan pemerintah. Tiga vaksin itu adalah vaksin HIB, Pneumococcus, dan Rotavirus.

“Kemungkinan yang HIB, tapi itu juga masih belum tahu. Masih kami timbang-timbang mana yang memungkinkan,” ujar Tjandra Yoga di sela-sela konferensi pers ASIAN Vaccine Conference Asvac 2011 di Hotel Gran Melia, Jakarta, Kamis, 28 Juli 2011.

Tjandra Yoga mengatakan jika diputuskan, kemungkinan akan dipilih vaksin HIB sebagai vaksin dasar. Pertimbangannya adalah prevelensi kasusnya dan efektivitasnya yang lebih sesuai dengan kondisi orang Indonesia. Vaksin HIB ini berguna untuk mencegah bayi terkena epiglottitis, pneumonia, dan meningitis.

Pemerintah, kata Tjandra Yoga, menganggarkan tak kurang Rp 500 miliar untuk membeli vaksin dasar pada tahun ini.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. Badriul Hegar, PhD, SpA (K) sangat mendukung jika pemerintah akan memasukkan vaksin HIB ini. Tetapi, dia mengingatkan jika masuk menjadi vaksin dasar, maka harus terus berkelanjutan.

“Kesinambungannya ini yang penting sebab kalau tidak, setelah jangka waktu tertentu, bisa muncul lagi bahaya,” ujarnya.

Oleh karena itu, dia meminta agar pemerintah juga pandai bermitra dan mencari jaringan untuk program bantuan vaksinasinya. Selama ini pemerintah telah menggratiskan vaksin dasar, yakni Hepatitis B, Polio, BCG, DPT, dan Campak.

Konferensi vaksin kali ini membahas akses, keterjangkauan, dan pertanggungjawaban pemberian vaksin. Penyelenggaraan vaksin di negara-negara Asia masih perlu ditingkatkan. Hal ini untuk menurunkan risiko kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.

“Ini menjadi tantangan bagi para pakar, pembuat kebijakan, dan produsen vaksin untuk mewujudkannya,” ujar Ketua Pelaksana Konferensi Prof. Sri Rezeki S. Hadinegoro, MD, PhD.

Di negara-negara Asia masih banyak persoalan menyangkut vaksin seperti minimnya data, fasilitas, sumberdaya manusia, kurangnya peran pemerintah daerah, harga yang mahal, dan mitos salah tentang efek samping vaksin.

Pemrakarsa berdirinya ASVAC Prof. Lulu C. Bravo MD, PhD. mengatakan semua orang tanpa kecuali harus memiliki akses yang sama pada vaksin. “Idealnya vaksin harus gratis sehingga masyarakat tak terbebani,” ujarnya.

Lulu juga menyebutkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan vaksin konjugasi pneumokokus PVC untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium poin 4, terutama untuk negara-negara dengan tingkat kematian bayi dan anak yang tinggi sehingga bisa mengurangi kematian hingga 2/3 pada 2015. Sayangnya negara-negara berkembang di Asia belum memasukkan vaksin PVC dalam program imunisasi nasional.

DIAN YULIASTUTI

Berita terkait

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?

Baca Selengkapnya

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.

Baca Selengkapnya

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim

Baca Selengkapnya

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.

Baca Selengkapnya

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.

Baca Selengkapnya

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi

Baca Selengkapnya

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.

Baca Selengkapnya

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.

Baca Selengkapnya