Pesta 'Hantu' Pun Bisa Terlihat Keren  

Reporter

Editor

Minggu, 30 Oktober 2011 10:15 WIB

Peserta parade Hallowen berpose di depan wartawan, ketika mengikuti parade di Kawqasaki, di Seltan Tokyo, Jepang (31/10.Sekitar tiga ribu peserta mengikuti parade tersebut. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO Interaktif, - Ketika mendengar kata hantu disebut, langsung muncul kesan menakutkan, suram, tatapan kosong, kadang penuh leleran darah. Namun seluruh kesan tersebut pupus di Halloween Party yang digelar Wall Street Institute, Kamis lalu.

"Aku ini hantu noni Belanda," ujar seorang perempuan yang mengenakan terusan putih selutut dan rambut digulung dengan syal jala. Bibirnya bergincu merah menyala dan melebar ke kanan atas serta kiri bawah. Meski demikian, Dominika Irene Basuki, yang berdandan seperti hantu itu, tetap tak menakutkan.

"Sebenarnya aku mau buat bibir kayak Joker (tokoh antagonis di film Batman), tapi kok kayaknya udah sering, maka aku modif sedikit," katanya.

Mahasiswa public relations Universitas Tarumanegara ini memang ingin tampil beda. Ia berdandan ala hantu yang lazim di Indonesia, tapi tidak dipandang dengan seram. "Hantu bisa juga cantik, seperti saya," ujarnya, lalu tersenyum simpul.

Dominika memang tak terlihat seram, tapi justru terlihat cantik di tengah-tengah hantu lainnya. Berdandan selama tiga jam sukses mengubah citra hantu seram.

Beda Dominika, beda Imelda. Pegawai swasta ini memilih dandanan ala pocong. "Karena ini di Indonesia, hantunya juga hantu Indonesia," ujar dia. Bermodalkan seprai putih yang dibubuhi obat merah, perempuan 27 tahun ini melilit tubuhnya dan menambah kain putih di kepala.

Imelda tampak sibuk membetulkan lilitan seprai yang sering melorot. Bukan kesan seram yang didapat, justru kesan ribet yang menggelikan. Ia mengaku hanya butuh lima menit untuk tampil bak pocong. "Muka cukup dengan bedak dan eyeshadow hitam saja," kata dia.

Nah, yang tampak paling aneh adalah Cherly. Mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Trisakti ini berdandan ala geisha dari Jepang. Ia mengenakan kimono lengkap dengan lentera sebagai junjungan tangan. "Geisha itu bisa lebih nyeremin lo, apalagi kalau diam tanpa senyum," kata dia.

Gadis 19 tahun ini menutupi mukanya dengan bedak tebal seperti penari kabuki. Ia hanya menambahkan dengan polesan sedikit gincu merah di bibir, sehingga memberi efek bibir kecil.

Rambut Cherly disanggul bak geisha. Ketika difoto, ia beraksi bak perempuan penghibur yang mati kesepian. Diam dengan tatapan mata kosong. Cantik tapi seram. Keseriusan Cherly berdandan membuat dia diganjar menjadi hantu terbaik dalam acara ini

Dominika, Imelda, dan Cherly tak main-main dalam mengubah diri mereka menjadi hantu. Mereka setuju acara "hantu-hantuan" ini terus diadakan di Indonesia. Bagi Dominika, Halloween bisa menjadi ajang kreativitas anak Indonesia melalui kostum yang aneh-aneh.

Imelda lain lagi. Baginya, Halloween penting agar bisa mengenal lebih banyak hantu Indonesia.

Menurut history.com, Halloween atau Samhain dikenalkan oleh bangsa Celtik yang tinggal di Irlandia, Prancis, dan Inggris sekitar 2.000 tahun lalu. Festival ini merupakan perayaan untuk menyambut tanggal 1 November. Bangsa Celtik percaya, sehari sebelum 1 November (31 Oktober), batas antara dunia dan akhirat menjadi tidak jelas.

Maka perayaan Samhain dilakukan saat hantu kembali ke bumi. Alih-alih takut, bangsa Celtik justru percaya makhluk dari akhirat ini justru membantu pendeta memprediksi masa depan. Festival perayaan ini menjadi komersial dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Direktur Pusat Wall Street Institute menuturkan Halloween Party sudah menjadi ajang tahunan lembaga pendidikan bahasa Inggris ini. Pesta hantu-hantuan ini sebenarnya adalah selingan belajar saja. "Mereka kan kadang bosan kalau belajar di dalam kelas," ujar dia. "Jadi tidak ada niat untuk perayaan atau menakuti-nakuti orang."

Atmosfer pesta Halloween memang terasa menyenangkan. Iringan musik, makanan, dan berlokasi di pinggir kolam Central Park membuat pesta ini seperti pesta kostum biasa untuk anak sekolah. Yang membedakan kostum wajibnya adalah kostum hantu dan sedikit dekorasi suram.

Tapi hantu yang datang justru lebih banyak yang unik, lucu, dan seksi. Ada gadis yang mengenakan gaun bermotif macan tutul dengan bahu terbuka. Lalu ada pria berkepala kardus dan bocah berlilit tisu gulung ala mumi. Jadi memang pestanya hantu-hantuan, bukan hantu beneran.

l DIANING SARI

Berita terkait

3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

13 hari lalu

3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

Tiga fitur komentar ini merupakan wujud instagram untuk menjadi aplikasi yang lebih ramah dan inklusif bagi penggunanya.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran, Yogyakarta Genjot Lama Tinggal Wisatawan Naik Lebih Awal

54 hari lalu

Libur Lebaran, Yogyakarta Genjot Lama Tinggal Wisatawan Naik Lebih Awal

Masa cuti bersama dan libur Lebaran berlangsung selama delapan hari, yaitu dari tanggal 8 hingga 15 April 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

NgabubuDrive, Cara Komunitas di Yogyakarta, Edukasi Pecinta Otomotif Sembari Ngabuburit

55 hari lalu

NgabubuDrive, Cara Komunitas di Yogyakarta, Edukasi Pecinta Otomotif Sembari Ngabuburit

Momen menunggu saat berbuka puasa atau ngabuburit di masa ramadan bisa diisi dengan berbagai hal produktif agar tak membosankan.

Baca Selengkapnya

Talon Gabung ke PUBG Mobile Esport, Bermitra dengan Indonesia di Event Asia Tenggara 2024

15 Januari 2024

Talon Gabung ke PUBG Mobile Esport, Bermitra dengan Indonesia di Event Asia Tenggara 2024

Talon telah bergabung dengan PUBG Mobile Esport sebagai kemitraan resmi untuk event PUBG Mobile Super League - Asia Tenggara 2024.

Baca Selengkapnya

Komunitas Polisi Air Wonosalam, Sampah dan Harapan pada Capres 2024

14 Januari 2024

Komunitas Polisi Air Wonosalam, Sampah dan Harapan pada Capres 2024

Sebanyak 20 pelajar yang tergabung di Komunitas Polisi Air Wonosalam berdiskusi perihal kerusakan hutan dan aktivitas membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Asa Komunitas Musik Klasik di Kota Padang

8 Januari 2024

Asa Komunitas Musik Klasik di Kota Padang

Sendi menerangkan, program musik klasik ini terdiri dari beberapa kegiatan mulai dari diskusi sampai tampil di panggung.

Baca Selengkapnya

5 Dampak Positif CFD Bagi Lingkungan, Negara Mana Pertama Kenalkan Car Free Day?

10 Desember 2023

5 Dampak Positif CFD Bagi Lingkungan, Negara Mana Pertama Kenalkan Car Free Day?

Car Free Day merupakan sebuah inisiatif dan protes terhadap penggunaan mobil yang menimbulkan polusi. Negara mana pertama adakan CFD?

Baca Selengkapnya

Gelar Konser Kedua, Parahyangan Orchestra Bandung Mainkan Kizuna

29 November 2023

Gelar Konser Kedua, Parahyangan Orchestra Bandung Mainkan Kizuna

Total ada delapan komposisi yang dimainkan Parahyangan Orchestra, untuk mengajak masyarakat agar merenungkan kembali berbagai bentuk relasi.

Baca Selengkapnya

Komunitas Faktor Penting Dalam Perjalanan Kesehatan, Ini Surveinya

24 November 2023

Komunitas Faktor Penting Dalam Perjalanan Kesehatan, Ini Surveinya

Survei membuktikan komunitas pendukung sangat penting dalam upaya menjaga kesehatan dan kesejahteraan.

Baca Selengkapnya

Komunitas The Power of Mama Ketapang Raih Nasional Clean Air Championship Award

22 November 2023

Komunitas The Power of Mama Ketapang Raih Nasional Clean Air Championship Award

Komunitas The Power of Mama menerima "Clean air Championship Award 2023" untuk tingkat petani, masyarakat peduli api, perorangan wilayah Kalimantan.

Baca Selengkapnya