TEMPO.CO, - Temuan terbaru para ahli mengungkapkan, hanya dengan melihat gambar makanan, maka bisa membuat Anda lapar. Para ahli juga mengatakan bahwa gambar-gambar makanan lezat bisa menjadi alasan mengapa obesitas menjadi epidemik di kalangan orang Inggris. Karena itu, orang-orang yang berusaha menurunkan berat badan sebaiknya menghindari gambar-gambar tersebut.
Para peneliti di Jerman mengungkapkan, hanya melihat satu gambar makanan yang menggoda, bisa mengubah level hormon yang mengontrol selera makan kita. Efek dari hormon-hormon tersebut sangatlah kuat.
“Mekanisme ini bisa membuat kita memakan satu potong cake hanya dua jam setelah sarapan,” kata penulis artikel penelitian tersebut, Petra Schussler, seperti dikutip Daily Mail edisi 20 Januari 2012.
Hubungan antara melihat atau mencium makanan dan peningkatan selera makan sudah sejak lama diketahui, tapi ini adalah studi pertama yang membuktikan, bahkan hanya satu gambar makanan bisa membuat seseorang menjadi lapar.
Ditambahkan oleh para peneliti tersebut, orang yang berjuang untuk menurunkan berat badan seharusnya menghindari gambar-gambar yang mengundang selera karena hal itu bisa membuat Anda lapar.
“Otak kita memproses stimulus visual dan memproses secara fisik persepsi kita mengenai selera makan yang dipicu secara sengaja,” kata Schussler.
Kesimpulan tersebut diambil setelah melakukan eksperimen dengan cara memonitor reaksi dari pria-pria sehat terhadap gambar makanan. Kepada para relawan diperlihatkan gambar-gambar makanan yang mengundang selera dan gambar benda-benda yang tidak bisa dimakan sembari mengukur kadar hormon mereka.
Hasilnya, seperti dipublikasikan oleh Max Planck Institute of Psychiatry di Munich Jerman, bahwa kadar dari ghrelin – yang mengontrol selera makan kita – meningkat ketika para pria tersebut disodori gambar makanan. “Jadi penyajian makanan lezat di media bisa berkontribusi terhadap peningkatan berat badan warga Barat,” kata penulis lain, Axel Steiger.
DAILY MAIL | ARBA’IYAH SATRIANI
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
25 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya