TEMPO.CO - Sebuah penelitian terbaru pada hewan menunjukkan bahwa peralatan USG (ultrasonographic) yang digunakan untuk terapi fisik berpeluang menjadi alat kontrasepsi bagi para pria. Berdasarkan temuan pada tikus-tikus laboratorium, para peneliti mengatakan peralatan yang tersedia secara komersial membuat pria tidak subur karena penggunaan alat tersebut bisa menurunkan jumlah sperma mereka.
Dalam meneliti para ahli dari Department of Pediatrics di School of Medicine di University of North Caroline memutar alat USG dengan kecepatan tinggi di sekitar testis tikus dan menghangatkan hingga 37 derajat Celcius. Mereka menemukan bahwa sesi USG selama 15 menit dua hari berturut-turut mengurangi sperma hingga nol.
Hasil studi ini dipublikasikan di jurnal Reproductive Biology and Endocrinology edisi 29 Januari 2012. “Tidak seperti manusia, tikus tetap subur meski dalam kondisi sperma yang sangat sedikit,” kata James Tsuruta dari UNC School of Medicine dalam siaran pers jurnal tersebut seperti dikutip Health Day edisi 30 Januari 2012.
“Pengobatan USG yang kami lakukan menurunkan cadangan sperma tikus jauh di bawah angka normal yang biasanya terdapat pada pria-pria subur, " katanya. Sekadar catatan, 95 persen pria subur mempunyai lebih dari 29 juta sperma saat ejakulasi.
Namun Tsuruta mengatakan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui berapa lama jumlah sperma itu akan tetap rendah dan apakah prosedur penggunaan USG aman untuk penggunaan lebih dari satu kali. Sebab, meski penelitian yang melibatkan hewan bermanfaat, prosedur yang sama sering gagal jika diterapkan pada manusia.
HEALTH DAY I ARBA’IYAH SATRIANI
Berita terkait
Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak
2 hari lalu
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Apa saja?
Baca SelengkapnyaKondom Bantu Cegah Infeksi Menular Seksual Hingga 90 Persen
20 Februari 2024
Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penyakit menular yang disebabkan oleh hubungan seksual, seperti HIV atau Infeksi Menular Seksual,
Baca SelengkapnyaMitos soal Alat Kontrasepsi yang Jadi Faktor Penghambat Program KB
20 Oktober 2023
Pakar menyebut berbagai mitos seputar penggunaan obat dan alat kontrasepsi masih jadi tantangan cakupan pelayanan program KB.
Baca SelengkapnyaPesan-pesan 'Cinta yang Manis' dari Xian untuk Mendorong Angka Kelahiran
23 Agustus 2023
Otoritas KB Kota Xian di Cina minggu ini mengirim pesan "cinta yang manis" dalam sebuah langkah baru untuk mendorong angka kelahiran yang lesu.
Baca SelengkapnyaPenduduk RI Tumbuh Melambat, Bappenas Berharap Penyusunan Kebijakan Keluarga Berencana Era Baru
16 Mei 2023
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas Suharso Monoarfa meluncurkan proyeksi pertumbuhan penduduk RI periode 2020-2050.
Baca SelengkapnyaChina Luncurkan Proyek untuk Bangun Budaya Nikah dan Punya Anak 'Era-Baru'
15 Mei 2023
China pernah menerapkan kebijakan satu anak yang kaku dari 1980 hingga 2015, tetapi kini khawatir dengan penurunan jumlah penduduk.
Baca SelengkapnyaTren Muslim di India Memiliki Keluarga Kecil Meningkat
12 April 2023
Warga Muslim di India lebih banyak yang memilih memiliki keluarga kecil dengan program Keluarga Berencana saat populasi negara itu mengalahkan China
Baca Selengkapnyadr Soeharto, Dokter Pribadi Bung Karno dan Bung Hatta Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
5 November 2022
Jokowi akan memberikan gelar pahlawan nasional kepada 5 tokoh, salah satunya dr Soeharto, dokter pribadi Bung Karno dan Bung Hatta.
Baca SelengkapnyaSosialisasi Penggunaan Alat Kontrasepsi Perlu Terus Dilakukan
26 September 2022
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo terus ingatkan pentingnya sosialisasi penggunaan alat kontrasepsi untuk menekan angka kelahiran yang tidak direncanakan.
Baca SelengkapnyaMa'ruf Amin Kejar Target Balita Stunting Turun 60 Persen di 12 Provinsi Prioritas
4 Agustus 2022
Wapres Ma'ruf Amin ingin penurunan stunting di daerah-daerah ini bisa dipercepat sehingga sehingga target prevalensi 14 persen pada 2024 tercapai.
Baca Selengkapnya