TEMPO.CO , Jakarta:Erna tak bisa menyembunyikan dukanya. Ia pingsan dan menutup diri di rumahnya di bilangan Mampang Prapatan VI. Sang anak, Adam, 10 tahun, tewas tragis di depan matanya. Buah hatinya itu tertabrak bus TransJakarta kala melintasi jalur Busway di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Kehilangan buah hati jelas menyedihkan. Orang tua seharusnya membesarkan seorang anak, bukan mengebumikannya di liang lahat. Adakalanya takdir berkata lain dan tuhan meminta buah hati Anda lebih cepat. Pada kondisi seperti ini, ada sejumlah hal yang bisa Anda lakukan untuk tak berlarut-larut dalam kesedihan.
1. Kenali kehilangan
Kenali berarti memahami situasi yang terjadi. Dengan mengenali Anda sudah mengetahui situasi yang terjadi dan tentunya menerima adalah bagian dari proses ini.
2. Meratapi kedukaan
Berkabung adalah bagian dari menerima peristiwa emosional yang terjadi. Berkabung menjadi bagian dari ungkapan seberapa erat hubungan Anda dengan anak. Memang kematian seorang anak tidak bisa terlupakan, tapi dengan berkabung setidaknya Anda sudah menunjukkan bahwa masa sedih itu ada waktunya. Masih tersisa masa untuk melanjutkan kehidupan.
3. Sediakan waktu yang cukup untuk berduka
Tidak ada waktu yang spesifik untuk menyatakan kedukaan. Masa berkabung pasti berbeda-beda bagi setiap orang. Sebab mereka mengatasinya dengan cara yang berbeda. Tapi terlepas perbedaan itu, perlu sikap yang tegas untuk menyata masa berduka telah selesai. Dengan batas yang tegas maka perjalanan hidup selanjutnya, lebih mudah ditempuh.
4. Jangan biarkan pendapat dan pengalaman orang mempengaruhi Anda
Banyak orang akan bilang mereka tahu perasaan Anda. Mereka pasti akan memberikan saran dan informasi yang terkadang tidak tepat. Terkadang niat baik mereka justru jadi bumerang bagi Anda. Jadi kalau memang tidak siap bertemu banyak orang, terimalah kedukaan Anda sendiri. Ambil waktu sebanyak mungkin.
5. Hargai kenangan
Setiap hari kelahiran bisa menjadi cara menghargai kenangan buah hati tercinta. Mungkin bagi sebagian orang memperingati menjadi cara yang menyedihkan untuk mengingat putra mereka. Tapi bagi yang sudah menerima kematian anak, maka peringatan menjadi cara untuk berbagi kenangan indah.
6. Mengumpulkan kenangan
Simpanlah barang-barang pribadi yang paling disukai anak Anda. Lalu buatlah sebuah peringatan di komunitas Anda atau membuat buku kenangan. Mintalah orang-orang terdekat anak Anda untuk menulis pengalaman mereka ketika bersama buah hati tercinta. Kisah ini akan menjadi kumpulan yang menarik mengenal buah hati Anda dari sudut pandang orang lain. Terkadang ada sifat dan sikap Anak Anda yang belum diketahui tapi muncul dalam kisah-kisah itu.
7. Rawatlah diri sendiri
Hargai keterbatasan Anda ketika Anda berduka. Jangan memaksa diri untuk melakukan semuanya. Jangan pula merasa bertanggung jawab terhadap semuanya. Terakhir, jangan buat keputusan penting di saat berduka.
8. Buatlah sistem pendukung
Bergabunglah dengan kerabat atau sejawat yang benar-benar mengerti Anda. Teman sejati akan selalu ada ketika Anda membutuhkan. Mereka akan mendengar, mendorong dan menguatkan Anda. kelompok pendukung sangat berguna mendamping Anda melalui masa bela sungkawa.
9. Sembuhkan diri sendiri
Ini mungkin hal yang tersulit. Seorang ibu yang baik pasti berjanji tak akan terus bersedih untuk menghargai kehidupan anaknya. Tegaskan penyembuhan diri Anda sendiri. Ingatlah karakter, perilaku dan apa yang sudah almarhum anak Anda lakukan sebagai penguat hidup selanjutnya.
PSYCHOLOGYTODAY | DIANING SARI
Berita Terpopuler
Vaksin Anti Diabetes dari Mahasiswa Malang
Hewan Peliharaan Bikin Bayi Lebih Sehat
Manfaat Kedelai bagi Penderita Diabetes
Saat Stres, Dua dari Tiga Orang Pilih Mabuk
Resep Panjang Umur Ala Tikus
Tambah Gendut Bisa Sebabkan Nyeri Lutut
Berita terkait
Bamsoet Soroti Isu Stunting, Anak Putus Sekolah juga Kematian Ibu dan Bayi
4 Maret 2024
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengatakan, negara harus memberi perhatian lebih kepada masyarakat yang lemah dan berkekurangan, dengan berpijak pada data-data resmi tentang stunting, anak putus sekolah, hingga kematian ibu dan bayi.
Baca SelengkapnyaAngka Kematian Ibu di Jakarta Turun, Sempat Naik saat Pandemi
13 Mei 2023
Kabar baik. Angka kematian ibu di DKI Jakarta yang sempat naik di masa pandemi kini kembali turun
Baca SelengkapnyaAsal Usul Hari Bidan Sedunia, Ini Tema di Tahun 2023
5 Mei 2023
Hari Bidan Sedunia atau International Day of the Midwife (IDM) dirayakan setiap tanggal 5 Mei setiap tahunnya. Hari Bidan Sedunia dirayakan sebagai bentuk penghomatan kepada profesi bidan yang selalu melayani masyarakat dalam kebidanan dan ginekologi.
Baca SelengkapnyaTekan Kasus Kematian Ibu dan Anak, RSHS Bandung Bangun Gedung 8 Lantai
17 November 2022
Pembangunan Gedung Pusat Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak RSHS Bandung dibiayai oleh Islamic Development Bank (IsDB).
Baca SelengkapnyaBuku Kesehatan Ibu dan Anak Bisa Jadi Pedoman Orang Tua Cegah Anak Stunting
25 Juli 2022
Keluarga memiliki peran dalam menurunkan angka stunting atau kekerdilan. Caranya dengan gunakan buku kesehatan ibu dan anak.
Baca SelengkapnyaPentingnya Peran Bidan Cegah Masalah Prenatal
26 Januari 2022
Good Doctor memberikan akses dan memperkenalkan layanan kesehatan digital bagi bidan dalam menangani kasus prenatal
Baca SelengkapnyaTekan Kematian Ibu dan Bayi, Menteri Muhadjir Effendy Dorong Program Ayah Siaga
11 Juni 2021
Muhadjir Effendy menerangkan, secara teknis, program Ayah Siaga merupakan kelas ibu hamil dengan aneka permainan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Thailand Bakal Bantu Carikan Pasangan Untuk Warganya yang Jomblo
13 Februari 2021
Kementerian Kesehatan Thailand meluncurkan program "Marriage for Building Nation" yang akan membantu mencarikan pasangan bagi warganya yang jomblo.
Baca SelengkapnyaIlmu Kesehatan Reproduksi Kunci Atasi Angka Kematian Ibu Anak
19 Juli 2019
Kematian ibu dan anak masih menjadi masalah yang harus dihadapi masyarakat Indonesia. Apa saja penyebab tingginya kematian ibu dan anak?
Baca SelengkapnyaMelahirkan Lebih dari Dua Kali, Ketahui Risikonya
18 Juli 2019
Seorang ibu yang melahirkan anak lebih dari dua berisiko mengalami pendarahan yang lebih serius saat persalinan setelah anak kedua.
Baca Selengkapnya