Burung Langka Indonesia dalam Prangko

Reporter

Editor

Senin, 16 Juli 2012 08:24 WIB

Perangko asal Inggris di Pameran Filateli Dunia yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, (18/6). Pameran yang diikuti oleh 70 Federasi Filateli di dunia dan 100 stamp dealer dari dalam dan luar negeri ini akan berlangsung tanggal 18-24 Juni 2012 mendatang. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Bogor - Gambar empat jenis burung langka --elang Flores (Nisaetus floris), mandar gendang (Habroptila wallacii), celepuk Siau (Otus siaoensis), dan burung-madu Sangihe (Aethopyga duyvenbodei)--akan menghiasi prangko seri khusus burung terancam punah di Indonesia.

”Melalui prangko diharapkan apresiasi masyarakat terhadap pelestarian burung dan habitatnya di Indonesia akan meningkat," kata Ketua Dewan Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia (Burung Indonesia) Ani Mardiastuti di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Minggu, 15 Juli 2012.

Peluncuran prangko seri Burung Terancam Punah Indonesia ini bertepatan dengan hari Perayaan Keragaman Burung di Indonesia sekaligus Ulang Tahun Burung Indonesia ke-10. Prangko bergambar empat burung langka itu merupakan hasil kerja sama Kementerian Kehutanan, Kementerian Informasi dan Komunikasi, serta PT Pos Indonesia.

"Prangko empat jenis burung terancam punah ini dicetak sebanyak 50 ribu lembar dalam bentuk minisheet dan 300 ribu lembar untuk fullsheet," kata Ani.

Menurut dia, Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan keanekaragaman burung (mega bird diversity) Ada 1.597 jenis atau 16 persen dari total 10 ribu jenis yang ada di dunia. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia sebagai pemilik burung terbanyak kelima di dunia. "Kekayaan ini tidak ada artinya bila kesadaran terhadap pelestarian burung rendah," ujar Ani.

Dari hampir 1.600 jenis burung di Indonesia, Ani menceritakan, sebanyak 126 jenis di antaranya merupakan jenis-jenis yang terancam punah. Karena itulah, dia menilai, prangko menjadi media yang efektif dan efisien untuk mengkampanyekan kesadaran lingkungan. "Bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan menembus batas teritorial suatu negara," katanya.

Keempat jenis burung yang menghiasi seri prangko kali ini merupakan jenis-jenis burung endemik terancam punah yang terdapat di kawasan Wallacea. Daerah tersebut merupakan sebuah kawasan yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil, terletak di antara kawasan Asia di barat dan Australasia di timur; Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara merupakan bagian dari Wallacea.

"Posisinya yang unik membuat kawasan ini kaya akan fauna campuran dari dua benua tersebut sekaligus ratusan spesies endemik," kata Ani.

Berdasarkan 'daftar merah' International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), empat jenis burung yang diabadikan dalam prangko tersebut berstatus terancam punah. Elang Flores dan celepuk siau berstatus kritis (critically endangered/CR), burung-madu sangihe berstatus genting (endangered/EN), dan mandar gendang berstatus rentan (vulnerable/VU).

ARIHTA U SURBAKTI

Berita Terpopuler:
Gaya Dahlan Iskan ''Kerjai'' Bupati Subang
Jokowi-Ahok Diserang Kampanye SARA
Anas Urbaningrum Pakai Kaos Masdem
Habibie Larang Ciuman di Filmnya
Dahlan Iskan Ngantor dengan Mobil Listrik

Berita terkait

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.

Baca Selengkapnya

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.

Baca Selengkapnya

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.

Baca Selengkapnya

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.

Baca Selengkapnya

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.

Baca Selengkapnya