TEMPO.CO , Jakarta:Diperkirakan sebanyak 72-80 persen penduduk Indonesia mempunyai gigi berlubang. Kenyataan ini dinilai memprihatinkan. Sebab, kesehatan gigi sebenarnya juga terkait dengan kesehatan umum, baik pada anak maupun orang dewasa.
Secara global, menurut data WHO, sekitar 60-90 persen penduduk dunia mengalami gigi berlubang. Rata-rata gigi berlubang seseorang adalah dua gigi. Sementara untuk Indonesia, menurut Ketua Umum Persatuan Dokter Gigi Indonesia Zaura Rini Anggraeni, jumlah penduduk yang mempunyai gigi berlubang adalah 72-80 persen.
“Dan rata-rata masyarakat kita mempunyai lebih dari dua gigi berlubang,” kata Zaura pada temu media tentang kesehatan gigi dan mulut pada Rabu 5 September 2012, di Restoran Merahdelima, Kebayoran Baru, Jakarta.
Dari banyaknya orang yang mempunyai gigi berlubang di Indonesia, Zaura melanjutkan, hanya kurang dari empat persen yang menambalnya. Sikap meremehkan gigi berlubang ini sebenarnya membahayakan. “Sebab itu merupakan fokus terjadinya infeksi yang bisa menyebar ke organ-organ tubuh lainnya,” ujar Zaura.
Terjadinya infeksi pada gigi berlubang disebabkan hadirnya beragam kuman yang berkumpul di lubang gigi. Selain bisa membuat gigi membusuk dan mati, kuman-kuman ini bisa menyebar ke organ-organ tubuh lainnya. “Melalui pembuluh darah, kuman-kuman itu bisa menyebar ke organ lain dan menyebabkan penyakit seperti infeksi jantung, paru-paru, ginjal, dan menyakit lainnya,” lanjut Zaura.
Menjaga kesehatan gigi serta mulut sebenarnya gampang dilakukan, misalnya menyikat gigi setelah sarapan di pagi hari dan sebelum tidur. Khusus menyikat gigi sebelum tidur, Zaura mengatakan, ini sangat penting. Sebab, saat seseorang tidur terjadi perkembangbiakan dan peningkatan aktivitas kuman.
Ini terjadi karena saat tidur air liur berkurang sehingga terjadi peningkatan asam di mulut. “Bayangkan kalau sebelum tidur seseorang minum susu dan ada yang tersisa,” kata Zaura. Dia menambahkan hal lain yang juga mesti dilakukan adalah memeriksakan gigi minimal enam bulan sekali.
Pada ibu hamil, masalah gigi juga bisa mempengaruhi janin. Bayi yang dilahirkan bisa mempunyai berat lahir rendah. “Berdasarkan penelitian, kalau gigi ibu hamil bengkak, ibu cenderung malam untuk menjaga makanannya, akibatnya supply makanan ke janin menjadi tidak baik,” kata Ketua Asosiasi fakultas Kedokteran Gigi Eky S Soeria Soemantri pada kesempatan itu.
Bukan cuma berat bayi lahir rendah, infeksi mulut yang dialami ibu hamil juga bisa ditularkan ke janin. “Infeksi bisa kemana-mana. Kalau ibunya infeksi, janin juga abisa ikut terinfeksi,” kata Eki yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Pajajaran.
AMIRULLAH
Gaya! Terpopuler
Dampak Aborsi bagi Kehamilan Berikutnya
Di Sekolah ini, Ratu Kecantikan Venezuela Muncul
Pemerintah Harus Kampanyekan Hidup Sehat Manula
Bekal Makan Siang Anak yang Sehat dan Menyenangkan
Penggemar Motor Harley Davidson Kumpul di Solo
