Anak Indonesia Kurang Gizi

Reporter

Rabu, 14 November 2012 17:17 WIB

TEMPO/ Dwi Narwoko

TEMPO.CO, Jakarta - Status gizi anak Indonesia dibandingkan negara lain di Asia Tenggara masih dikategorikan jauh dari cukup. Fakta ini tergambar dari Survei Nutrisi Asia Tenggara (SEANUTS) yang dilakukan Frisian Campina dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Peragi) terhadap 7.200 anak yang tersebar di 96 kabupaten/kota di Indonesia, mulai Januari hingga Desember tahun 2011.

"Berdasarkan hasil survei, anak-anak Indonesia berusia 6 sampai 12 tahun memiliki defisit energi hingga 70 persen," ujar Ketua Tim Peneliti dari Divisi Sains dan Publikasi, Persatuan Ahli Gizi Indonesia, Dokter Sandjajda, dalam konferensi pers di Hotel Bidakara, Rabu, 14 November 2012. "Status gizi ini bahkan semakin buruk pada anak dengan umur yang lebih muda."

Dalam penelitian SEANUTS ini juga disebutkan bahwa anak Indonesia berumur 6-12 tahun kekurangan protein hingga 80 persen dari angka kecukupan yang telah ditentukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kekurangan protein ini terutama ditemukan pada anak-anak perempuan di bawah umur 5 tahun.

Menurut Sandjaja, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status gizi anak Indonesia, agar terhindar dari konsekuensi yang harus ditanggung. Beberapa konsekuensi akibat kekurangan gizi antara lain, cacat mental, kematian, penurunan IQ, penyakit tidak menular, umur yang tidak panjang, aktivitas fisik yang berkurang, produktivitas yang berkurang, pendidikan rendah, pembangunan psikomotorik yang terhambat, serta beban sosial yang bertambah. "Seorang anak yang kurang gizi terbukti mengalami penurunan IQ hingga 13 poin," kata Sandjaja.

Adapun kriteria anak-anak yang diteliti adalah berumur 6-12 tahun dengan latar belakang sosio-ekonomi yang beragam. Menurut Sandjaja, kondisi beragam ini sengaja dipilih untuk memenuhi gambaran keadaan Indonesia yang sesungguhnya. Namun dari semua kriteria, anak yang diteliti adalah anak sehat. Seandainya ada anak yang sakit, yang masuk dalam penelitian tersebut langsung diobati.

Tidak hanya latar belakang sosio-ekonomi yang berbeda, latar belakang orang tua anak pun berbeda-beda. PERAGI memilih latar belakang orang tua mulai dari yang berpendidikan rendah hingga berpendidikan tinggi. "Namun sayangnya kami tidak memasukkan latar belakang sejauh mana pengetahuan orang tua tentang status gizi anak," ujar Sandjaja.

Penelitian SEANUTS tidak sebatas status gizi dan protein, melainkan pula soal terjadinya stunting atau anak pendek pada anak Indonesia, yang jauh di bawah rata-rata negara di Asia Tenggara. Meskipun Indonesia masih jauh dari kategori ideal untuk status gizi yang baik, dan tinggi badan, namun Indonesia masih memiliki angka yang rendah dalam hal obesitas.

Di Indonesia, anak dengan Obesitas kurang dari 7 persen. Sedangkan di Malaysia, Thailand dan Vietnam angka Obesitas mencapai 11-12 persen. Sebagai perbandingan, penelitian SEANUTS juga dilakukan di 3 negara lain di Asia, seperti Malaysia dengan 3.300 anak, Thailand 3.100 anak, dan Vietnam 2.880 anak. Penelitian dilakukan dengan metode dan indikator sama dengan yang dilakukan di Indonesia. "Indikator yang digunakan adalah indikator yang ditetapkan oleh World Health Organization," ujar Sandjaja.

CHETA NILAWATY

Berita Terpopuler

Hati-hati dengan Suplemen Multivitamin

Waspadai Penuaan pada Sistem Kekebalan Tubuh

Hati-hati! Pukul Anak Bisa Berujung Kanker

Hipertensi Dapat Mengubah Kinerja Otak

Paracetamol Tingkatkan Risiko Asthma pada Bayi

Mengapa Banyak Anak Orang Kaya Alergi Kacang

Hati-hati dengan Suplemen Multivitamin





Berita terkait

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?

Baca Selengkapnya

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.

Baca Selengkapnya

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim

Baca Selengkapnya

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.

Baca Selengkapnya

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.

Baca Selengkapnya

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi

Baca Selengkapnya

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.

Baca Selengkapnya

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.

Baca Selengkapnya