TEMPO.CO, Yerussalem - Penasaran apakah pasangan Anda sedang marah? Lihatlah tubuhnya, bukan wajahnya. Penelitian baru-baru ini menemukan bahwa ketika seseorang berada di puncak kebahagiaan atau bahkan putus asa, bahasa tubuh adalah indikator yang lebih handal dibandingkan wajah mereka.
"Anda tidak bisa mengatakan dari wajah saja. Tubuh mempertahankan sinyal yang jelas. Apakah itu positif atau negatif," kata Hillel Aviezer, seorang psikolog di Universitas Ibrani, Yerussalem. Penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal Science.
Sebagian besar penelitian ternyata pembacaan emosi lebih banyak fokus pada wajah. Tim riset ingin melihat bagaimana seseorang menggunakan bahasa tubuh untuk membaca emosi dengan intens. Dalam penelitian itu mereka mengumpulkan puluhan gambar pemain tenis profesional pada saat mereka menang atau kalah dalam kompetisi besar seperti U.S. Open. "Ada banyak uang maupun ego yang terlibat. Sehingga taruhannya sangat tinggi. Orang bisa memiliki emosi yang sangat positif atau negatif," kata Aviezer.
Mereka menunjukkan tiga kelompok dari 15 partisipan itu. Hanya gambar wajah saja, hanya tubuh atau keduanya. Lalu gambar tersebut ditunjukkan kepada pemirsa untuk menebak apakah gambar tersebut menunjukkan emosi positif atau negatif.
Ternyata, orang-orang yang melihat tubuh, baik dengan atau tanpa wajah, sangat akurat menebak pemain-pemain itu sedang senang atau sedih. Mereka yang melihat gambar wajah saja ternyata gagal membedakan emosi tersebut.
Menariknya, ketika orang melihat tubuh dan wajah bersama-sama, mereka mengatakan bahwa penilaian itu berdasarkan ekspresi wajah. Meskipun mereka menggunakan isyarat tubuh untuk menafsirkan gambar. "Orang-orang menggunakan informasi dari tubuh dan kemudian mereka membacanya melalui wajah," kata Aviezer.
LIVE SCIENCE | ISMI WAHID
Berita Lain:
Pria Penggila Penyanyi Kelompok K-Pop
Para Penggila K-Pop
Kisah Buruk 8 Selebritas K-pop dengan Penggemar
Imron Anwari Dibidik Komisi Yudisial
Perang Pembebasan Sandra di Hutan Bandung
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
22 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya