TEMPO.CO , Jakarta - Penyanyi Tina Toon punya cara beda dalam melakukan diet. Motivasi diet penyanyi yang kini juga dikenal bersama grupnya, D'Girls, itu muncul lantaran tuntutan profesi. Tina, yang beranjak dewasa, tumbuh menjadi perempuan langsing. Bertolak belakang dengan citranya sebagai penyanyi cilik yang gendut menggemaskan.
Penyanyi bernama asli Agustina Hermanto ini mengaku gemuk lantaran keturunan dan kegemarannya makan enak. Awalnya, ia tetap pede dengan tubuhnya yang gemuk. Tapi, ketika usianya menginjak 13, dia mulai sulit mencari pakaian. Berat badannya naik hingga sekitar 78 kilogram.
Tina pun kemudian mulai melakukan diet ketat. Dia rajin ke tempat fitness, tidak makan malam, mengurangi nasi dan ngemil. Dengan demikian, saat peluncuran album I Love Musik, Tina tampil dengan citra yang berbeda: langsing. Dalam delapan bulan, Tina berhasil mengurangi berat badan sebanyak 25 kilogram.
Remaja dengan tinggi badan 164 sentimeter itu terus mempertahankan berat badannya hingga kini. Tina sangat memperhatikan pola makan, terutama asupan karbohidrat. Sarapan hanya sereal dan susu. Ketika makan siang, karbohidrat dihindari. Sereal kembali menjadi pilihan untuk santap malam mahasiswi jurusan Sistem Informatika, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, tersebut
Sama seperti Florencia Yoke, pemenang program penurunan berat badan di sebuah stasiun televisi swasta, 34 tahun, Tina juga rutin berolahraga. Setidaknya dua-tiga kali dalam seminggu. Dia kini cukup puas dengan berat badannya yang 50 kilogram. Menurut dia, semua orang bisa langsing seperti dirinya. “Tergantung niat dan pengaturan pola makan,” katanya.
NATALIA SANTI
Terpopuler:
Rokok Dilarang Cantumkan Merek di Australia
Gas Plasma Mampu Membunuh Sel Kanker
Jember Fashion Carnaval Akan Hadirkan 200 Talenta
Perang Pembebasan Sandra di Hutan Bandung
Tangis Bayi Mendeteksi Potensi Autisme Anak
Hindari Flu, Berhenti Menyentuh Hidung dan Mulut
Awas Obesitas
Cara Bugar dengan Latihan Sirkuit
Jalan Kaki ke Sekolah, Tingkatkan Konsentrasi Anak
Mengenal 10 Gangguan pada Kaki
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
26 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya