TEMPO.CO, London — Anda tersiksa karena harus berdiet untuk menurunkan berat badan? Sebaiknya hentikan saja. Penelitian terbaru yang didukung Badan Dunia untuk Kesehatan (WHO) menunjukkan mengkonsumsi makanan rendah lemak dapat menjaga tubuh tetap langsing.
Seperti dilansir ReutersHealth, Jumat, 7 Desember 2012, sebanyak 33 penelitian terhadap 73.589 pria, perempuan, dan anak-anak di Amerika Serikat, Eropa, dan Selandia Baru menunjukkan bahwa konsumsi makanan rendah lemak secara teratur akan menurunkan berat bedan hingga 1,6 kilogram, membuat lingkar pinggang lebih ramping 0,5 sentimeter, serta menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
“Penelitian ini untuk pertama kalinya membuktikan bahwa kita dapat menurunkan berat badan meski tanpa usaha keras,” kata Lee Hooper, ketua tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas East Anglia, Norwich, Inggris, kepada British Medical Journal. Hasil mengejutkan ini, menurut Hooper, berlangsung selama sedikitnya tujuh tahun jika konsumsi rendah lemak terus dilakukan.
Hasil penelitian ini tentu saja sangat bernilai. Sebab, kelebihan berat badan dan obesitas telah menjadi endemi baru dunia. Berdasarkan data WHO, separuh penduduk Eropa kini mengalami obesitas. Adapun di negara adidaya Amerika, jumlah penduduk obesitas mencapai 35 persen.
Jika indeks massa tubuh Anda melebihi 25, maka sudah masuk kategori kelebihan berat badan. Namun, jika sudah lebih dari 30 maka Anda sudah masuk kategori obesitas. Masalah ini menjadi ancaman dunia karena kegemukan memicu sejumlah penyakit mematikan, seperti penyakit jantung, kanker, dan stroke.
Carolyn Summerbell dari Universitas Durham yang menjadi wakil ketua penelitian mencontohkan asupan rendah lemak seperti yoghurt low-fat dan susu skim. “Anda harus segera mengucapkan selamat tinggal pada mentega, keju, serta kudapan berlemak macam cake dan kue,” ia menegaskan.
L REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita terkait
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung
10 hari lalu
Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?
Baca SelengkapnyaTips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran
28 hari lalu
Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.
Baca SelengkapnyaBagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat
31 hari lalu
Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?
Baca Selengkapnya6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet
46 hari lalu
Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.
Baca SelengkapnyaBeda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya
53 hari lalu
Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.
Baca SelengkapnyaApa Itu Diet Flexitarian?
58 hari lalu
Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.
Baca SelengkapnyaTips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet
23 Februari 2024
Berikut tips dan teknik memesan makanan di restoran saat Anda tengah diet dan berpegang teguh pada rencana makan sehat.
Baca SelengkapnyaHasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik
11 Februari 2024
Para peneliti menemukan bahwa Diet Atlantik yang menjadi pola diet tradisional di Portugal dan Galisia dapat mengurangi risiko sindrom metabolik.
Baca Selengkapnya5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O
8 Februari 2024
Diet golongan darah O D'Adamo fokus pada daging organik tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran, serta menghindari produk susu, gandum, alkohol, dan kafein.
Baca SelengkapnyaRahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki
3 Februari 2024
Bagaimana cara Song Joong Ki tetap bugar dan sehat di tengah aktivitas yang padat?
Baca Selengkapnya