Berpesta di Rumah Sewa Jakarta  

Reporter

Rabu, 6 Februari 2013 17:23 WIB

Rumah Alxandra. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta -Meski berada di ruas utama Jalan Kemang, Jakarta Selatan, yang hiruk-pikuk, suasana hening dan sejuk langsung menyergap ketika memasuki halaman Rumah Alexandra. Halaman depan rumah itu dilengkapi taman nan luas yang dipenuhi aneka pohon dan tanaman hias. Boleh dibilang, rumah yang berdiri di atas lahan seluas sekitar 3.000 meter persegi dengan arsitektur bergaya Art Deco dan etnik Jawa itu memang asri.

Dan saat melangkah memasuki rumah dengan luas bangunan sekitar 1.000 meter persegi itu, aneka barang antik menyambut, seperti koleksi jam antik, tempat lilin, patung, dan sejumlah guci. Setiap dinding di dalam rumah milik model kondang Ratih Soe itu dipenuhi aneka lukisan. Kebanyakan karya pelukis Soedibyo.

Sejak sekitar sepuluh tahun yang lalu rumah pribadi itu kerap disewakan sebagai tempat menggelar berbagai acara dan pesta. “Rumah ini mulai disewakan setelah pemiliknya, Bapak Alexander Kecil Kosasie dan Ibu Ratih Soe, pindah ke Bali pada 2002,” kata Gita Tosya, staf bagian marketing Rumah Alexandra.

Menurut Gita, kepindahan Alexander dan Ratih lantaran mereka ingin lebih fokus menjalankan bisnisnya di Bali. Karena itu, tutur Gita, agar rumah tidak kosong dan menganggur, muncul ide untuk menyewakan rumah mewah dan megah itu dengan nama Alexandra's atau kerap disebut Rumah Alexandra. “Acara yang kerap digelar para penyewa di sini cukup beragam, dari meeting kantor, prom night (malam perpisahan anak-anak SMA), hingga pesta pernikahan,” ujarnya.

Ya, Rumah Alexandra adalah satu di antara puluhan rumah di Jakarta dan sekitarnya yang disulap para pemiliknya menjadi tempat menggelar pelbagai acara. Makanya, banyak yang menyebutnya sebagai rumah multifungsi (multifunction house). Selain Alexandra's, di sejumlah tempat di Ibu Kota bisa ditemui rumah serupa, di antaranya Rumah Maroko, Rumah Imam Bonjol, Rumah Kertanegara, Rumah Morphosa, dan Omah Sendok.

Kehadiran rumah-rumah mewah yang disewakan, yang mulai marak sejak lima tahun yang lalu, menjadi alternatif kebutuhan masyarakat urban untuk menggelar acara selain hotel, restoran, atau gedung-gedung pertemuan. ”Kelebihan rumah sebagai tempat acara adalah atmosfernya yang lebih nyaman dan santai,” kata Ratih Soe, pemilik Rumah Alexandra, melalui surat elektronik yang dilayangkan kepada Tempo.

Boleh dibilang, atmosfer yang berbeda itulah yang ingin ditawarkan sejumlah rumah mewah yang disewakan tersebut. Rumah Maroko, misalnya, menawarkan suasana Timur Tengah, khususnya Maroko. Rumah ini dibangun dengan interior, pernak-pernik, detail, dan warna khas Maroko, yang merupakan perpaduan antara Timur Tengah dan pengaruh Eropa, terutama Prancis serta Spanyol.

Menurut pemilik Rumah Maroko, Ayu Hakim, awalnya, rumah yang disewakan sejak 2006 itu tempat tinggal orang tuanya. Mereka membangunnya karena mempunyai keluarga besar dan sering mengadakan acara jamuan atau pertemuan yang dibuat di rumah bergaya Timur Tengah, terutama Maroko. Ayahnya adalah pebisnis yang sering bolak-balik ke Timur Tengah dan terinspirasi membuat rumah bergaya Maroko. “Karena banyak yang suka, akhirnya terpikir untuk disewakan,” ujarnya.

Rumah berikut lahan seluas sekitar 3.500 meter persegi itu terdiri atas Ruang Cassablanca, Marakessh, Riyadt, Andalucia, dan Quarzazale. Di rumah ini juga terbentang permadani, aneka senjata perang, peranti makan, lampu-lampu, serta sofa dan bantal dari Timur Tengah. “Ruangan-ruangan di rumah ini untuk kapasitas tamu 50 hingga 500 orang,” Amy menjelaskan. Harga sewanya mulai dari sekitar Rp 10 juta.

Suasana berbeda juga ditawarkan Rumah Ranadi. Rumah seluas sekitar 3.000 meter persegi di Jalan Jeruk Purut Buntu, Kemang, Jakarta Selatan, itu menawarkan atmosfer tropis bergaya Jawa. Rumah yang mulai disewakan sejak 2007 itu terdiri atas pendopo utama dan pendopo mini berbentuk bangunan joglo yang sarat dengan unsur kayu jati. Rumah yang di sekelilingnya banyak ditumbuhi pohon-pohon besar itu mampu menampung tamu hingga 500 orang dan parkir sekitar 260 mobil. Tarif sewanya mulai Rp 30 juta untuk lima jam.

Rumah Imam Bonjol, yang menjadi salah satu pionir rumah multifungsi di Jakarta, menyuguhkan suasana era kolonial. Rumah dengan luas bangunan 700 meter persegi di atas tanah seluas 1.200 meter persegi itu memiliki interior bergaya kolonial dan warna serba putih yang menimbulkan kesan anggun. Lapangnya bagian dalam rumah ini ditunjang dengan banyaknya pintu berdaun lebar yang berderet di bagian belakang rumah.

Ketika memasuki foyer rumah ini, para tamu disambut dengan cermin besar di dinding sebelah kiri yang berhadapan dengan koleksi pernak-pernik perak. Rumah Imam Bonjol ini satu manajemen dengan Rumah Kertanegara dan Rumah Daksa, yang dimiliki oleh Anna Bambang Suryo Sunindar, mantan biduanita era 1970-an yang juga pencinta barang-barang artistik. Rumah Imam Bonjol, yang bisa menampung sekitar 200 tamu untuk standing party, memasang tarif sewa mulai Rp 30 juta.

Barangkali yang cukup unik adalah suasana yang ditawarkan Rumah Alexandra: kolonial dan Jawa. Rumah yang bisa menampung hingga 600 tamu itu bergaya arsitektur Art Deco ala Eropa dan memiliki pendopo bergaya Jawa. Gaya itulah yang memang menjadi salah satu kekuatan rumah tersebut. Menurut Gita, orang yang menyewa sering kali tidak menambahkan dekorasi untuk acaranya, karena dekorasi di rumah itu sudah sangat mendukung.

Ruang yang dapat disewa di Rumah Alexandra beragam, dari ruang tamu, ruang makan, dapur, selasar, ruang piano, hingga ruang terbuka di bagian belakang rumah yang difungsikan sebagai taman, kolam renang, serta pendopo bergaya Jawa. Terdapat pula ruangan studio yang biasanya dimanfaatkan untuk berlatih dansa, yang juga dapat disewakan secara tersendiri. “Buat yang menyewa untuk paket pengantin, kita juga memberikan tiga kamar di lantai dua, namun bukan untuk tempat menginap, melainkan tempat tamu bersiap-siap saja,” Gita menerangkan.

Omah Sendok, yang berada di Jalan Mpu Sendok, Jakarta Selatan, juga cukup menarik. Sejak 2005, rumah yang berdiri di atas lahan sekitar 1.500 meter persegi itu dirombak menjadi restoran berkonsep rumah, yang juga disewakan untuk pelbagai acara. Terdapat saung yang berisi meja dan kursi untuk digunakan tamu restoran, juga kolam renang kecil. Di belakang kolam renang, terdapat sedikit bagian kosong yang sering dimanfaatkan penyewa untuk membuat panggung kecil atau pelaminan.

Dengan luas bangunan sekitar 500 meter persegi, Omah Sendok mulai ramai disewa sekitar tahun 2006. Dan saat ini, tiap akhir pekan Omah Sendok tak pernah kosong dari kegiatan hajatan. “Kalau mau pesan tempat, paling telat tiga bulan sebelumnya karena akhir minggu selalu penuh,” ujar Arisman, manajer yang mengawasi pengoperasian Omah Sendok. Mereka yang menyewa beragam, dari karyawan hingga komunitas.

Tamu yang bisa ditampung di area indoor berjumlah 40 orang. Sedangkan area taman dapat memuat hingga 300-an tamu. Jatah waktu yang diberikan kepada penyewa untuk menggelar acara di tempat itu tiga jam, namun mereka diberi waktu persiapan dua jam sebelumnya.

*****

Bila merunut sejarah, sebetulnya fenomena rumah multifungsi itu sudah marak sejak 1960-an. Kehadiran rumah tersebut boleh dibilang terinspirasi oleh gaya hidup orang-orang kelas menengah-atas Eropa, yang kerap menggunakan rumah-rumah tua dan kastil untuk menggelar acara pesta-pesta terbatas, intim, dan eksklusif.

Di sini, acara-acara seperti itu juga kerap digelar di sejumlah rumah di Jakarta era 1960-an dan 1970-an. Tapi bukan rumah multifungsi atawa multifunction house seperti yang tumbuh subur sekarang, melainkan rumah-rumah tertentu yang dimiliki seorang tokoh. Tujuannya bukan untuk disewakan, melainkan sering digunakan untuk acara kumpul-kumpul, arisan, atau pesta sore hari yang sifatnya intim.

Aktris kawakan Christine Hakim, yang beberapa kali pernah diundang ke acara di rumah multifungsi, mengatakan kehadiran rumah-rumah dengan venue dan desain interior indah menjadi pilihan, bahkan gaya hidup, masyarakat urban Ibu Kota. “Masyarakat modern memilih bikin sesuatu yang berbeda di multifunction house ini dengan mengedepankan konsep privat, intim, tamu yang serba terbatas, dan selektif,” katanya.

Orang Indonesia, Christine menambahkan, selalu menganggap rumah sebagai hal yang sangat penting, tidak bisa lepas dan sangat bergantung. “Makanya, bisa dipahami masyarakat urban kini memilih kehadiran rumah-rumah tersebut sebagai alternatif yang something different dibanding hotel atau restoran.”

Hal senada dikatakan Dewi Anggraini. Menurut Dewi, rumah multifungsi menjadi solusi buat sejumlah orang yang menginginkan bentuk dan suasana acara yang berbeda. “Umumnya ingin membuat acara yang berbeda, intim, tamu terbatas tapi tidak ribet. Kalau di rumah sendiri, ribet; harus angkat ini-itu. Belum lagi tidak semua orang berduit memiliki rumah yang venue dan desainnya indah,” ujar istri pembalap Tinton Suprapto yang biasa disapa Mince ini.

Dengan rumah multifungsi itu, mereka merasa seperti menggelar acara di rumah sendiri, dengan desain dan venue yang bagus. “Peminat yang memakai rumah ini sangat tinggi dan selalu punya ide atau tema menarik. Mereka memilih karena ingin tampil beda dan tamu yang diundangnya sangat terbatas,” kata pemilik Daun-Daun ini, perusahaan dekorasi yang sering berkolaborasi untuk aneka acara di rumah multifungsi itu.

Sejumlah pihak yang pernah menyewa rumah multifungsi memberikan alasan masing-masing. Nur Farida Ahniar, misalnya, memilih Omah Sendok untuk acara ngunduh mantu pada 2010. Saat itu Farida, 29 tahun, memang ingin menggelar acara dengan konsep lebih santai dan akrab, karena lebih banyak mengundang teman-teman dekat. Jumlah undangan yang disebar pun tidak terlalu besar, hanya sekitar 300 tamu yang datang. ”Karena konsep seperti ini, kami mempertimbangkan bahwa penyewaan gedung tidak akan efektif, karena ruangannya terlalu besar,” ujarnya. “Makanya, kami memilih Omah Sendok.”

Humas sebuah agensi, Ray Bakti Anugerah, mengatakan kehadiran rumah multifungsi memberi nuansa berbeda bukan hanya untuk acara personal atau keluarga. Beberapa perusahaan yang ingin meluncurkan produk, menggelar rapat penting terbatas, dan sebagainya memakai rumah-rumah ini karena bisa dikreasikan dengan beragam ide. “Konsep homey selalu menjadi alternatif beberapa perusahaan yang ingin tampil beda, tidak membuat acaranya di gedung pertemuan, kafe, atau hotel,” ujar Ray.

Menurut Ray, beberapa perusahaan produk seperti telekomunikasi, mode, dan kosmetik memilih rumah jenis ini karena bisa sangat fleksibel disesuaikan dengan tema. “Kehadiran rumah ini menjadi tantangan menarik karena bisa dikreasikan, kaya ide dan gagasan untuk dikemas dalam bentuk acara apa pun.”

Perancang dan pemilik butik Royal Sulam dan Royal Kaftan, Amy Atmanto, mengatakan bahwa gaya hidup urban Ibu Kota masa kini sering menerbitkan ide bikin acara dengan berbagai tema. Kehadiran rumah multifungsi ini bisa menjadi solusi bagi mereka yang suka bikin acara, maunya tetap di rumah, tapi tidak ribet, asyik, dan tidak bising. “Temanya bisa disesuaikan. Kalau mau yang kolonial, tinggal ke Rumah Imam Bonjol; yang mau Eropa Klasik ke Rumah Kertanegara; yang mau nuansa Timur Tengah, ya, ke Rumah Maroko.”

Amy menambahkan, banyak orang berduit di Indonesia yang ingin bikin pesta menarik dan menyajikan sesuatu yang berbeda. Sayangnya, banyak juga orang kaya seperti itu yang punya rumah tapi tidak berdesain istimewa seperti rumah-rumah multifungsi. “Nah, demi prestisenya, mereka menjamu tamu-tamunya di rumah yang bisa disesuaikan dari dress code, makanan, interior selalu tematik,” katanya.

Dari pengalaman Amy, para tamu merasa homey berada di acara ini, yang memang menerbitkan nuansa berbeda, sangat intim dan terbatas. “Kalau di gedung atau hotel, berasa formal. Di rumah ini, ya, memang serasa homey, bahkan betah berlama-lama, jam pulangnya sering ngaret karena seperti berada di rumah sendiri,” tuturnya.

Beberapa waktu lalu, saat ditemui Tempo di Ruang Marakessh di Rumah Maroko, Menteng, Jakarta Pusat, Amy tengah menggelar acara dengan para sosialita Ibu Kota yang terdiri atas pengusaha, selebritas, dan perancang ternama. Amy dan rekan-rekannya merayakan tea time party atau sekadar kongko ngeteh di sore hari. Semuanya berpakaian kaftan sutra mewah warna-warni, lengkap dengan perhiasan, dandanan yang memakai peranti ala Timur Tengah. “Pertemuan kali ini serasa kami berada di negeri dongeng seribu satu malam,” kata Amy.

Sedangkan di Rumah Alexandra di Kemang, lima pelajar SMA 82 Jakarta tampak serius melihat-lihat halaman belakang rumah itu. “Kami mau bikin malam kesenian sekolah dengan tema underwater secret. Rumah ini menjadi pilihan kami membuat pesta sekolah dengan nuansa rumah dan hutan terbuka seperti di ruangan ini,” kata Syifa, dari seksi acara malam kesenian SMA 82 Jakarta.

Pada halaman belakang rumah ini yang cukup luas, terdapat sebuah joglo, pemandangan kolam renang berornamen candi-candi kecil di tepinya, air terjun mini, pepohonan di sana-sini, juga pohon-pohon tinggi dan besar seperti sawo, rambutan, yang menyejukkan bagian halaman yang terbuka ini. “Biar udara di luar panas, kami merasa sejuk. Suasananya sangat jungle. Makanya tempat ini cocok dengan tema acara malam kesenian kami,” Syifa menjelaskan.

HADRIANI PUDJIARTI | RATNANING ASIH | RIRIN AGUSTIA

Berita terkait

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

1 menit lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Mulai Terganggu Netizen Julid, Abidzar Ingin Blokir dan Bikin Penggemar Sendiri

1 menit lalu

Mulai Terganggu Netizen Julid, Abidzar Ingin Blokir dan Bikin Penggemar Sendiri

Abidzar menanggapi komentar julid netizen yang mempersoalkan tato palsu dan adegan menggendong perempuan di video barunya.

Baca Selengkapnya

Jonatan Christie Menang, Tim Putra Indonesia Melangkah ke Final Piala Thomas 2024

4 menit lalu

Jonatan Christie Menang, Tim Putra Indonesia Melangkah ke Final Piala Thomas 2024

Jonatan Christie memastikan langkah Indonesia ke babak final Piala Thomas 2024 setelah memetik kemenangan atas Wang Tzu Wei.

Baca Selengkapnya

Tim Bulu Tangkis Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Ricky Soebagdja: Bukti Secara Kemampuan Mereka Ada dan Bisa

23 menit lalu

Tim Bulu Tangkis Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Ricky Soebagdja: Bukti Secara Kemampuan Mereka Ada dan Bisa

Manajer tim sekaligus Kepala Bidang Binpres PP PBSI, Ricky Soebagdja, mengapresiasi perjuangan tim putri Indonesia mencapai final Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

27 menit lalu

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

Pengambilan formulir ke PKB, Nasdem, hingga PSI.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

36 menit lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

43 menit lalu

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

Syarat pendaftaran CPNS Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (Polsuspas) yang banyak diminati oleh para pelamar dari seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

52 menit lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

54 menit lalu

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

Polres Jakarta Utara telah menerima laporan polisi tentang tewasnya siswa tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

56 menit lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya