Virus Mematikan Mirip SARS Telan 6 Korban

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Rabu, 20 Februari 2013 21:38 WIB

Penumpang pesawat mengenakan masker saat tiba di Bandara Internasional Shanghai,(12/06). WHO, kemarin memutuskan meningkatkan status flu babi menjadi pandemi karena virus itu sudah mengancam secara global. Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko

TEMPO.CO, London - Sebuah virus mematikan yang berawal dari Timur Tengah pada tahun lalu, pada Selasa, 19 Februari 2013 telah memakan korban keenam. Virus ini diketahui telah beradaptasi untuk menginfeksi manusia tapi masih bisa ditanggulangi dengan pengobatan yang meningkatkan sistem imunitas.

Virus yang masuk golongan Novel Coronavirus (NCov) berasal dari keluarga yang sama dengan virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Saat ini tercatat ada 12 kasus yang dilaporkan dengan korban meninggal keenam kemarin di London.

Ketika diketahui pertama kali menyerang manusia, NCov disebut bisa sampai paru-paru dan menyerang sistem imun semudah virus flu. "Tapi perkembangan terakhir menunjukkan bahwa virus ini bisa tumbuh dengan efisein di sel tubuh dan cepat menginfeksi manusia," kata Peneliti dari Institut Imunobiologi dari Rumah Sakit Kantonal, Swis pada Selasa, 19 Februari 2013.

NCov pertama kali diidentifikasi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada September 2012.
Saat itu seorang pria Qatar yang berada di Inggris terjangkit virus ini usai pulang dalam kunjungan ke Arab Saudi. Di Inggris sendiri, tercatat ada empat kasus penyakit NCov. Tapi yang meninggal kemarin, dilaporkan tidak mengunjungi kawasan Timur Tengah. Diduga korban tersebut tertular dari saudaranya.

Yang masih belum jelas hingga saat ini adalah prevalensi virus. Sebab diduga orang yang terjangkit lebih dari 12 karena gejalanya ringan, sehingga kadang terabaikan. "Kami tidak tahu apakah kasus yang muncul hanyalah puncak gunung es," ujar Thiel. Sebab kemungkinan banyak orang yang terjangkit tanpa sadar. "Kami tidak punya cukup kasus untuk memberi gambaran bagaimana varietas gejala yang ada," kata pria yang bekerja sama dengan peneliti gabungan dari Belanda, Swiss, Jerman dan Denmark.

Thiel menguraikan, bahwa meski awalnya virus diduga dari hewan ke manusia, tapi penelitian terakhir menunjukkan bahwa adaptasi di tubuh manusia sangat cepat. Kajian yang dipublikasikan dalam jurnal online mBio, juga menemukan bahwa NCov rentan terhadap pengobatan yang mengandung interferon atau perawatan yang bisa meningkatkan sistem imun. Temuan ini memungkinkan metode perawatan skala besar jika terjadi wabah.

EXAMINER|REUTERS|DIANING SARI



Berita terpopuler lainnya:
Di Museum Ini Pengunjung Boleh Tak Berbusana
Yusril: Andrea Hirata Dipojokkan

Gerindra Mau Rangkul Jokowi, Asal...

KPK Yakin Tuntaskan Kasus Anas

Sekali Lagi, Ini Pembelaan Anas Soal Harrier

Tak Lirik Jokowi, Demokrat Kantongi Nama Capres

Warga Tak Izinkan Bekas Kapolres Dibawa ke Jakarta

Berita terkait

Waspada Disease X, Lebih Berbahaya dari Covid-19?

25 Januari 2024

Waspada Disease X, Lebih Berbahaya dari Covid-19?

Para pakar di WHO menyebut Disease X berpotensi menjadi pandemi baru. Tingkat fatalitasnya diklaim lebih mematikan dibanding Covid-19.

Baca Selengkapnya

20 Tahun Temuan Virus SARS di Guangzhou Cina: Jejak Penyebaran dan Sindrom Mirip Covid

17 November 2022

20 Tahun Temuan Virus SARS di Guangzhou Cina: Jejak Penyebaran dan Sindrom Mirip Covid

Penyakit virus SARS pertama kali muncul di Cina Selatan pada November 2002 dan menyebar ke lebih dari 24 negara di Asia, Eropa, Amerika Utara.

Baca Selengkapnya

IDI Sebut Pasien Covid-19 Pernah Kena Badai Sitokin Bisa Alami Gangguan Ginjal

7 November 2022

IDI Sebut Pasien Covid-19 Pernah Kena Badai Sitokin Bisa Alami Gangguan Ginjal

Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Erlina Burhan menyatakan Covid-19 badai sitokin bisa sebabkan gangguan sejumlah organ tubuh, termasuk gangguan ginjal.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Ruginya Teruskan Kebiasaan Cuci Tangan dan Pakai Masker

21 Juni 2022

Tak Ada Ruginya Teruskan Kebiasaan Cuci Tangan dan Pakai Masker

Meskipun pandemi Covid-19 dianggap sudah mereda. Namun, kebiasaan menggunakan masker dan cuci tangan sebaiknya teruis dilakukan. Banyak manfaatnya.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Permaisuri Raja Thailand, SARS, dan Pertemuan Virtual Biden-Xi

17 November 2021

Top 3 Dunia: Permaisuri Raja Thailand, SARS, dan Pertemuan Virtual Biden-Xi

Berita Top 3 Dunia, Selasa, 16 November 2021, adalah tentang Permaisuri Raja Thailand, asal usul virus SARS dan pertemuan virtual Biden dengan Xi

Baca Selengkapnya

Virus SARS Pertama Ditemukan di Guangzhou Cina, Hari ini 19 Tahun Lalu

16 November 2021

Virus SARS Pertama Ditemukan di Guangzhou Cina, Hari ini 19 Tahun Lalu

Kota Foshan, Guangzhou, China menjadi tempat pertama ditemukannya kasus Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS) pada 16 November 2002.

Baca Selengkapnya

Peneliti AS dan Australia Ungkap Bukti Epidemi Virus Corona 20.000 Tahun Lalu

5 Oktober 2021

Peneliti AS dan Australia Ungkap Bukti Epidemi Virus Corona 20.000 Tahun Lalu

Peneliti menganalisis genom lebih dari 2.500 manusia modern dari 26 populasi di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Covid-19, Epidemiolog Cina Minta Penyelidikan Beralih ke AS

18 Juni 2021

Asal-usul Covid-19, Epidemiolog Cina Minta Penyelidikan Beralih ke AS

Studi sebut tujuh kasus Covid-19 sudah ada di AS pada Desember 2019. Studi lain bilang sudah ada di Italia per September. Riset WHO tunjuk di Cina.

Baca Selengkapnya

Kematian Akibat Covid-19 di Singapura Melampaui Kematian Wabah SARS

9 Juni 2021

Kematian Akibat Covid-19 di Singapura Melampaui Kematian Wabah SARS

Singapura melaporkan kematian akibat Covid-19 ke-34 atau melampaui total 33 kematian yang tercatat selama wabah SARS pada 2003.

Baca Selengkapnya

Kisah Pasien Covid-19 yang Merasa Kondisi Tubuhnya Berbeda Setelah Sembuh

25 Oktober 2020

Kisah Pasien Covid-19 yang Merasa Kondisi Tubuhnya Berbeda Setelah Sembuh

Sejumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh merasakan hal berbeda pada indra penciuman, jantung, dan kondisi tubuh lainnya.

Baca Selengkapnya