Film 5 Cm Tak Dongkrak Penjualan Alat Naik Gunung
Editor
Rini Kustiani
Senin, 25 Februari 2013 13:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Film 5 Cm dianggap menjadi pendongkrak minat orang sehingga ingin mendaki gunung. Tentunya, hal ini akan berpengaruh pada penjualan peralatan naik gunung. Akan tetapi, tidak bagi Tandike, sebuah toko peralatan gunung di bilangan Cipulir, Jakarta.
"Sebelum ada 5 Cm kami sudah jalan, ada pasarnya sendiri," kata Andi, penjual di toko tersebut. Ia juga mengatakan orang yang datang ke tokonya adalah orang-orang yang sudah paham soal naik gunung, bukan yang sekadar ikut-ikutan.
"Yang datang ke sini adalah orang yang sudah ke mana-mana, sudah tahu barang," katanya kepada Tempo, Kamis, 21 Februari 2013. Pelanggannya biasanya berasal dari kalangan mahasiswa atau organisasi penggiat alam. Mereka sudah berpengalaman dan tahu keperluan mereka sendiri.
Menurut Andi, pelanggannya adalah orang yang sudah profesional. Bahkan, beberapa sudah mencoba mendaki di luar negeri. Rata-rata, sudah mendaki Gunung Kinabalu, di Malaysia. Kalau hanya Semeru, menurut dia, sudah biasa.
"Kalau baru kan kelihatan, pasti tanya-tanya. Tapi kalau di sini biasanya sudah tinggal beli saja," kata pria yang juga suka naik gunung ini. Meski terbiasa meladeni pembeli yang sudah paham gunung, Andi juga tidak menutup kemungkinan meladeni pembeli baru. Sejak penayangan 5 Cm, selama dua bulan terakhir ada beberapa pembeli baru.
Menurut Andi, pihak toko akan meladeni sekaligus memberikan penjelasan. "Yang datang enggak tahu apa-apa ada juga, sih. Ya, anggap saja mungkin karena terpengaruh film 5 cm. Tapi enggak banyak, enggak signifikan," kata penjual di toko spesialis tas dan alat keselamatan ini.
Di toko tersebut barang-barangnya hampir semua diimpor, khususnya tas. Dengan merek asal Jerman, harga jual tas dimulai dari Rp 600 ribu hingga Rp 2 juta. Peningkatan penjualan sejak penayangan 5 cm maksimal hanya mencapai 20 persen. Setiap hari, Andi mengaku bisa menjual sembilan sampai 10 tas.
NANDA HADIYANTI
Berita terpopuler lainnya:
Din Syamsuddin: Anas Tak Mau Jadi Korban Sendiri
Selain Anas, KPK Mulai Bidik Nama Lain
Bupati Aceng Bantah Menikahi Pengacaranya
Salah Ramal Pilkada Jabar, Gantung di Gedung Sate
Soal Kredit Bank Jabar, Aher: Gua Bisa Lawan
Kenapa Aher Tak Terpengaruh Kasus PKS dan BJB?