TEMPO.CO, Glasgow - Menghabiskan banyak waktu untuk menonton televisi atau bermain games di komputer ternyata tidak membahayakan perkembangan sosial anak-anak. Tim Medical Research Council (MRC) di Glasgow, London, mengatakan, keliru jika menghubungkan perilaku buruk anak dengan kebiasaan menonton televisi. Meskipun mereka menemukan sedikit korelasi antara keduanya, pengaruh lain, seperti pola pengasuhan orang tua, lebih memiliki dampak.
"Tapi, waktu anak di depan layar harus dibatasi, sebab dapat mengurangi waktu si anak untuk beraktivitas lain," tulis BBC, 26 Maret 2013. "Seperti bermain bersama teman atau mengerjakan pekerjaan rumah."
Dalam penelitian ini, Dr Alison Parkes dan rekan-rekannya di MRC meminta para ibu dari semua kalangan untuk memberikan detail kebiasaan menonton anak dan perilaku mereka secara umum. Hasilnya, hampir 65 persen dari 11.014 anak berusia 5 tahun menonton televisi sekitar satu hingga tiga jam per hari. Sedangkan sebanyak 15 persen menonton lebih dari tiga jam sehari.
"Kurang dari 2 persen yang tidak menonton televisi sama sekali," demikian hasil penelitian yang dipublikasikan Archives of Diseases in Childhood ini.
Kata Parkes, keliru jika menyalahkan masalah sosial pada televisi. Sebab, dari hasil penelitian, tidak ada efek antara menonton televisi dengan masalah perilaku dan sosial. Bahkan hanya sedikit sekali dampak terhadap masalah perilaku, seperti bullying atau perkelahian. Dan pembatasan waktu menonton televisi tidak akan meningkatkan penyesuaian psikososial.
“Kebiasaan menonton televisi tidak ada hubungannya dengan perilaku hiperaktif atau masalah berinteraksi dengan teman si anak,” ujar Parkes.
Di Amerika, hasil riset menunjukkan, anak 5 tahun yang menonton televisi tiga jam per hari dapat menimbulkan gangguan perhatian kala mereka berusia 7 tahun. Setelah mereka berulang tahun yang ke-7, anak lelaki dan perempuan akan lebih cenderung untuk berkelahi, berbohong, atau mengganggu teman main mereka.
“Karena itu, panduan pediatri merekomendasikan total waktu di depan layar televisi kurang dari dua jam per hari untuk program pendidikan dan non-kekerasan,” tulis BBC.
BBC | ARBA’IYAH SATRIANI
Topik Terhangat:Kudeta||Serangan Penjara Sleman||Harta Djoko Susilo||Nasib Anas
Baca juga:
Mendengarkan Lantunan Musik Klasik ala Palestina
Vino Bastian Belajar Jadi Ayah di Film
Sastra Purnama, Penyair Baca Puisi Linus Suryadi
Pure Saturday Ramaikan ARTE Arts Festival
Berita terkait
Ketahui Penyakit Genetik, Pentingnya Tahu Riwayat Kesehatan Keluarga
18 Oktober 2022
Setengah dari gen anak berasal dari orang tua biologis. Kadang adanya mutasi gen mengindikasi kemungkinan risiko memiliki penyakit genetik. Apa saja?
Baca SelengkapnyaAnak Sulit Makan Sayur dan Buah? Ikuti Tips Mudah Ini
1 Juli 2019
Apakah Anda sulit makan buah dan sayur? Lakukan berbagai tips mudah ini agar kebutuhan gizi anak Anda terpenuhi.
Baca SelengkapnyaSaran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting
2 November 2018
Menurut pakar gizi, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, perlu bekerja sama untuk menurunkan angka stunting.
Baca SelengkapnyaRumah Sedang Direnovasi, Perhatikan Kesehatan Anak-anak
8 Mei 2018
Rumah yang sedang direnovasi sudah pasti kotor serta penuh debu dan zat kimia berbahaya. Lindungi anak-anak, jangan sampai kesehatan mereka terganggu.
Baca SelengkapnyaTanda Anak Keracunan Zat Berbahaya di Rumah dan Kiat Mengatasi
4 Maret 2018
Jauhkan bahan-bahan pembersih di rumah yang mengandung zat berbahaya. Kenali tanda anak keracunan zat tersebut.
Baca SelengkapnyaAlasan Anak Tak Boleh Hanya Sarapan Buah dan Sayur
4 Maret 2018
Menurut dokter, anak tidak dianjurkan hanya sarapan buah dan sayur karena tidak mengandung karbohidrat.
Baca SelengkapnyaAnak Juga Butuh Pusat Kebugaran Khusus, Ini Saran Dokter
11 Januari 2018
Semakin banyak saja pusat kebugaran untuk anak dan menurut dokter anak memang butuh banyak beraktivitas.
Baca SelengkapnyaManfaat Menyusui buat Ibu dan Bayi, Cegah Obesitas sampai Kanker
14 Desember 2017
Manfaat menyusui bagi kesehatan sangat besar, bukan saja untuk bayi tapi juga ibunya.
Baca SelengkapnyaAnak Lesu dan Pucat, Waspadai Gejala Anemia
23 November 2017
Perhatikan anak Anda, bila terlihat pucat, lemas, dan lesu, bisa jadi ia mengalami anemia.
Baca SelengkapnyaKecoak dan Bulu Kucing Biang Kerok Asma? Ini Kata Dokter
26 September 2017
Kecoa itu alergen, bahan yang menyebabkan serangan asma. Kalau kecoak mati kan berterbangan kulit-kulitnya. Lalu?
Baca Selengkapnya