Empat Tahap Penghargaan Diri pada Anak  

Reporter

Rabu, 17 April 2013 16:42 WIB

Ilustrasi. goodtoknow.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut psikolog Kasandra Putranto dalam soal pembentukan self esteem, seorang anak harus dibekali empat tahapan. Pertama, self awareness, yaitu bagaimana anak menyadari siapa dirinya. Tahapan ini biasanya dilewati pada masa balita. Ditemui Selasa beberapa waktu lalu, Kasandra menjelaskan dalam tahap self awareness, peran orang tua adalah menanamkan dan mengajarkan nilai-nilai.

Bekal kedua adalah self concept atau konsep diri. Dalam pembekalan konsep diri, seorang anak akan sangat dipengaruhi oleh citra orang-orang di sekitarnya. Karena itu, dalam tahap ini, seorang anak diajarkan menghadapi kenyataan perihal bagaimana penilaian orang terhadap dirinya. “Kadang citra yang dibentuk orang tua di rumah kan berbeda dengan penilaian orang di luar,” kata Kasandra.

Dalam pembentukan konsep diri ini, seorang anak biasanya mulai belajar membanding-bandingkan. “Karena itu, mulai diajarkan mana yang baik dan mana yang buruk,” kata Kasandra.

Pada tahap ini anak juga mulai dibekali nilai-nilai budaya yang ada di sekitarnya. Tidak heran bila ada anak yang langsung protes ketika ada ajaran yang berbeda antara yang diajarkan di rumah dan di sekolahnya. “Pada tahapan ini, orang tua sudah mulai berhati-hati soal adanya diskriminasi budaya yang mungkin terbentuk di sekitar anak,” kata Kasandra.

Dalam tahap konsep diri inilah nantinya terbentuk interpretasi diri. Artinya, anak akan memiliki ketegasan sendiri terhadap dirinya meski banyak faktor yang sudah diajarkan sebelumnya.

Pembekalan ketiga adalah identifikasi dan diferensiasi. Artinya, orang tua harus sadar akan tindakan yang pernah dilakukannya. Sebab, pada tahap ini anak mengidentifikasi apa yang dilakukan orang tuanya. Orang tua harus bisa membentuk garis tegas bahwa anak berbeda dengan dirinya.

Misalnya, ibu dengan anak lelakinya. Beri pengertian bahwa ibu adalah perempuan yang dapat melakukan hal tertentu, sedangkan anak laki-laki belum tentu dapat melakukan apa yang dilakukan ibu, begitu pula sebaliknya. “Contoh kecilnya, anak laki-laki tidak memakai sepatu hak tinggi,” kata Kasandra.

Setelah semua ketiga bekal itu diberikan, baru orang tua memberikan bekal keempat, yaitu self advocacy dan self skill (keterampilan diri). Anak diajarkan untuk memiliki kemampuan tertentu sebagai bekal kehidupan, misalnya kemampuan berbahasa, bela diri, dan sebagainya. Jika keempat bekal sudah diberikan, dalam diri anak akan terbentuk self esteem.

“Jika self esteem sudah terbentuk, dalam diri anak akan terbentuk self power dalam bertindak dan berpikir,” ujar Kasandra. Meski begitu, ia melanjutkan, konsep pembekalan psikologi tidak selamanya berlaku mutlak. “Terkadang ada anak yang tidak memiliki tahap pembekalan yang baik, tetapi tetap memiliki self power yang baik.” (Baca: Membangun Kepercayaan Diri)

CHETA NILAWATY

Topik Terhangat:


Baca juga:
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Bom Boston, Ini Kesaksian Jurnalis Boston.com
Bom Boston Sebenarnya Ada 7, Meledak 2


Berita terkait

Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

7 Februari 2024

Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.

Baca Selengkapnya

Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

7 Februari 2024

Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.

Baca Selengkapnya

Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.

Baca Selengkapnya

Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.

Baca Selengkapnya

4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini

Baca Selengkapnya

Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.

Baca Selengkapnya

5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.

Baca Selengkapnya

Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.

Baca Selengkapnya