TEMPO.CO - Risiko autisme dapat diprediksi sejak bayi baru lahir dengan cara mengamati kelainan pada plasentanya. Sebuah penelitian di Yale University menyebutkan, kelainan plasenta ini disebabkan adanya lipatan yang tidak normal serta tumbuhnya beberapa sel abnormal di jaringan plasenta yang disebut inklusi trofoblas.
"Selama kehamilan, plasentalah yang menyuplai darah dan oksigen kepada bayi selama masih berada dalam kandungan," ujar Dokter Harvey Kliman, ilmuwan dari Universitas Yale, yang menjadi pemimpin dalam penelitian ini, seperti yang dikutip dalam situs Webmd, Selasa, 30 April 2013.
Menurut Kliman, plasenta pada kehamilan yang tidak sehat dan biresiko memiliki empat kali kemungkinan lipatan dan sel abnormal, serta 74 persen bayi lahir autis, dibandingkan kehamilan yang sehat. Kehamilan berisiko digolongkan Kliman sebagai kehamilan yang terjadi pada perempuan di usia yang lebih tua dan ibu yang pernah memiliki anak autis pada kehamilan sebelumnya.
Meski begitu, menurut Kliman, pantauan terhadap plasenta hanya dilakukan untuk memprediksi, bukan untuk memastikan seorang anak memiliki autisme atau tidak. "Bagaimanapun tes kesehatan lebih memungkinkan dan dapat mencegah perkembangan autisme menjadi lebih parah," katanya.
Kliman dan beberapa peneliti berspekulasi bahwa kelainan pada plasenta dan otak anak-anak penderita autis ditandai dengan adanya pertumbuhan sel yang meningkat, yang kemudian mengarah ke lipatan plasenta yang tidak biasa. Karena pertumbuhan sel yang tidak normal itulah kepala anak-anak penderita autisme lebih besar. "Otak mereka tumbuh pesat pada awal kehidupan," kata Kilman.
WEBMD | CHETA NILAWATY
Topik terhangat:
Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional
Baca juga:
Edsus Sosialita Jakarta
Kisah Pekerja Tong Setan di Pasar Malam
Terhubung dengan Alam Bikin VitalitasTubuh Prima
Tren di Amerika, Operasi Gelambir Lengan
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
25 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya