Peragaan Busana rancangan desainer Indonesia dalam acara Jakarta Fashion Food Festival 2013 di Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta Utara (15/5).TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta -Perkembangan yang terjadi dari waktu ke waktu turut menciptakan bagaimana sebuah tren berubah dan senantiasa berkembang. Namun hal tersebut tidak dapat dipungkiri juga apabila pada satu titik sebuah tren kembali pada titik awalnya, dengan kata lain kembali ke masa lalu. Pembahasan mengenai prediksi tren pada tahun 2014 ini dibahas dalam Tradition Revolution, 2014 Trend Forecast Seminar, Kamis 16 Mei 2013 di Cinema XXI Mall Kelapa Gading 3.
Isti Dhaniswari, dari Industrial Designer sekaligus Trend reseacher di Nuremberg, Jerman dalam sesi seminar melalui rekaman videonya, mengungkapkan bahwa tren sedang berjalan sesuai dengan pencarian indentitas dan akar budaya secara serentak, di seluruh dunia. Proses ini tidak selalu berjalan dengan evolusi, melainkan dnegan revolusi, seperti yang terjadi di negara-negara Timur Tengah beberapa tahun belakangan ini. Karena itu, trend untuk 2014 dinamakan "Tradition Revolution".
Banyak kejadian yang terjadi di dunia yang membuat masyarakat jadi berpikir ulang mengenai kehidupan yang selanjutnya akan berpengaruh pada tren yang ada. Kejadian yang dianggap dapat memberi prediksi terhadap penggerak sebuah tren (trend driver) dapat dilihat dari sisi historis yang melibatkan banyak sisi seperti sosiologi, psikologi, demografi, dan karakter-karakter yang mempengaruhinya. Dari beragam prediksi yang ada, selanjutnya akan muncul visual imaji yang dikembangkan menjadi tema besar besar tren turunan untuk tahun 2014 mendatang yaitu 'Tradition Revolution'.
Isti menambahkan, sebagai contoh di New York terdapat sebuah situs yang memuat foto-foto beragam fashion masyarakat New York secara perorangan. Ketika terjadi bencana Badai Sandy beberapa waktu lalu, peristiwa tersebut turut mengubah pandangan masyarakat New York terhadap kesadaran bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Hal tersebut pun turut mengubah tren yang ada saat itu.
Jadi, Isti menegaskan bahwa tradisi yang di maksud dalam "Tradition revolution" ini bukan tradisi dalam pemaknaan secara umum, tapi lebih pada gaya hidup yang berlangsung sudah sangat lama terjadi pada lingkup yang lebih kecil yaitu personal. Perubahan struktur tatanan yang ada bukan pada sebuah perubahan yang asing melainkan perubahan yang melihat ke belakang yang kembali berupaya untuk menyaring nilai positif atau negatif dari tren yang pernah ada.
Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam
10 menit lalu
Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.