Berlari Baik untuk Menahan Nafsu Makan

Reporter

Rabu, 29 Mei 2013 17:21 WIB

Dengan penuh semangat para Peserta lomba lari sepatu hak tinggi (high heels) berlari di lintasan sepanjang 100 meter di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, (14/04). TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Berjalan atau berlari? Manakah yang lebih bermanfaat untuk mengontrol berat badan? Sejumlah studi mencoba membandingkan kedua latihan tersebut, mana yang lebih efektif dalam menjaga berat badan.


Seperti dikutip dari New York Times, 29 Mei 2013, sebuah studi yang dipublikasikan pada April lalu di Medicine and Science in Sports & Exercise, menyebutkan berlari bisa mengurangi berat badan jauh lebih banyak ketimbang berjalan.


Studi ini berasal dari riset terhadap 15.237 pejalan kaki dan 32.215 pelari yang terdaftar dalam National Runner and Walkers Health Study, sebuah survei skala besar yang dilakukan oleh Lawrence Berkeley National Laboratory di Berkeley, California


Dalam studi ini, peserta ditanya tentang berat badan, lingkar pinggang, jarak tempuh lari dan berjalan mereka selama seminggu. Perkembangan mereka terus dipantau dan dievaluasi selama enam bulan. Hasilnya, para pelari mampu mempertahankan massa tubuh dan lingkar pinggang jauh lebih baik dibanding pejalan kaki.


Studi ini juga menyebutkan berlari mampu membakar lebih banyak kalori per jam dibanding berjalan. Demikian pula dalam jangka panjang, dengan berlari, seseorang lebih bisa mengendalikan berat badan secara lebih baik dibanding bila ia berjalan.


Advertising
Advertising

Sebuah riset lain menyimpulkan berlari juga baik untuk mengendalikan nafsu makan. Dalam Journal of Obesity, yang terbit tahun lalu, menyimpulkan nafsu makan seseorang makin bertambah sesudah ia berjalan.


Dalam riset yang dilakukan oleh laboratorium fisiologi di Universitas Wyoming ini, sembilan pelari perempuan dan 10 pejalan kaki perempuan disurvei oleh pada dua kesempatan terpisah. Mereka berlari dan berjalan di atas treadmill selama satu jam. Selama sesi latihan, peneliti memantau total belanja energi mereka. Mereka juga mengambil darah dari relawan mereka untuk memeriksa tingkat hormon tertentu yang berpengaruh terhadap nafsu makan.


Setelah sesi latihan, mereka dibebaskan untuk makan sesuka hati. Hasilnya, para pejalan kaki jauh lebih lapar, mengkonsumsi 50 kalori lebih banyak dari yang mereka telah terbakar selama mereka berjalan di treadmill selama satu jam.


Sedangkan pelari, justru mengambil kurangg 200 kalori dari yang mereka bakar selama berlari di atas treadmill. Pelari juga mengalami peningkatan hormone peptida YY, yang bisa menekan nafsu makan. Adapun para pejalan kaki tidak memiliki peningkatan kadar peptida YY. Sehingga selera makan mereka tetap tinggi.


NYTIMES | IQBAL MUHTAROM

Berita terkait

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

19 Agustus 2022

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangannya dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dengan menduduki peringkat ketujuh.

Baca Selengkapnya

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

12 Agustus 2022

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

Lifter Siti Nafisatul Hariroh menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games atau ISG 2021.

Baca Selengkapnya

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

9 Agustus 2022

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

Atlet balap sepeda Ayustina Delia Priatna menyumbang medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2022.

Baca Selengkapnya

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

4 Juni 2019

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

Pengusaha asal Palembang yang berpengalaman dalam organisasi olahraga di Indonesia, Muddai Madang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KONI Pusat.

Baca Selengkapnya

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

30 Mei 2017

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

Komandan kontingen Indonesia di Islamic Solidarity Games
(ISG) 2017 Alex Noerdin diadukan ke Kemenpora

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

26 Mei 2017

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

Tim angkat besi Indonesia diguyur bonus total Rp 500 juta oleh PB PABBSI, berkat prestasi menghasilkan 3 emas dan 4 perak di ISG 2017 Baku, Azerbaijan

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

24 Mei 2017

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

Indonesia gagal memenuhi target peringkat 5 besar dalam Islamic Solidarity Games IV 2017 di Baku, Azerbaijan. Indonesia akhirnya menempati peringkat 8

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

18 Mei 2017

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

Indonesia masih berada di posisi lima besar perolehan medali Islamic Solidarity Games 2017.

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

18 Mei 2017

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

Lifter Indonesia asal Aceh, Nurul Akmal, membuat kejutan setelah mampu meraih perak angkat besi kelas +90 kg pada kejuaraan Islamic Solidarity Games.

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

15 Mei 2017

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

Indonesia mendapatkan tambahan dua emas dari cabang olahraga angkat besi dan renang dalam ajang Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017 di Baku, Azerbaijan.

Baca Selengkapnya